Jeongmal..

3.8K 388 7
                                    









"Hati-hati dijalan.." Katamu lesu saat mengantar pria yang berdiri dengan tas punggung besarnya di depan pintu apartemen kalian. Salam perpisahan ini entah kenapa lebih berat dari sebelumnya.

Eunwoo menghela napas dan berusaha membuat mu tidak bersedih lagi. Karena ini sudah kesekian kalinya ia melihat mu murung begini.

"Aku hanya kembali ke dorm untuk dua hari saja. Kenapa sedih?"

"Entahlah.. Aku juga tidak tahu. Rasanya aku tidak ingin Oppa pergi.. Tetap disini saja, ya?" Kamu merajuk sambil merangkul lengannya erat.

Eunwoo mengangkat sebelah alisnya, tumben kamu manja begini. Biasanya gak terlalu deh..

"Chagiya... Aku tetap harus pergi.. Banyak jadwal Astro dan juga persiapan kolaborasi kami di show bulan depan. Jika ada waktu, aku akan mampir. Arrachi?"

"Tidak mau~" Kamu masih merengek.

"Ah, ayolah. Kau tidak biasanya begini.." Eunwoo heran dengan tingkahmu. Tak seperti biasanya, kamu hari ini seolah magnet yang kerjaannya nempel mulu. Sebenarnya ada apa sih?

"Huft.. Aku itu____




sebenarnya_____














hamil, Oppa." Kamu mengaku dengan nada lirih. Takut jika ada tetangga yang lewat, mungkin. Kan malu..



"MWORAGO???!!!" Eunwoo teriak dengan mata melotot.



"Jangan terkejut. Aku tahu, Oppa belum siap jadi Appa, kan? Tapi ini anak kita, Oppa.." Kamu mengelus perutmu yang membuncit dan Eunwoo mundur ke belakang dengan wajah horor.

"Ta-Tad..di... Belum....sebesar itu?! Tadi rata!! Tru-trusss...itu... Bagaimana bisa??!"

"Hehehe.." Kamu tersenyum lebar, masih ngelus-ngelus perutmu yang tiba-tiba bergejolak dan rasanya sangat sakit. "Awh.. Oppa!! Sepertinya...aku...mau melahirkan deh...!"

"MWO???!! ANI... JANGAN DISINI... TUNGGU! CHAGIA!!!! ANDWEEEEEEEEE!!"































"HAH!!!"

Eunwoo melotot dengan keringat dingin di sekujur tubuhnya. Pandangannya mengarah pada atap kamarnya yang berwarna putih.

Tunggu!

Itu benar-benar langit kamarnya kan?

"Aigo~ Hanya mimpi buruk." Desahnya lega. Ia langsung menoleh ke samping dan menemukan kamu yang terjaga sambil megangin perut. Rasanya ada yang aneh..

"Chagiya?"

"Eh? Oppa? Apa suaraku mengganggumu? Ini masih tengah malam, tidurlah lagi.. Uh~" Kamu masih meremas perutmu yang mules. Dan sudah tak bisa di ajak kompromi, kamu berdiri dan ingin pergi ke toilet yang sudah seperti ruang kebutuhanmu semalaman.

Bayangkan. Ini sudah 7 kalinya kamu bolak balik masuk kesana.

"Jangan pergi sendiri!" Eunwoo langsung turun dan menghampiri kamu yang berhenti dengan wajah tersiksa.

"Aduh.. Oppa tidur aja sana. Aku berani kok ke WC sendirian."

"Berani apa? Kau membutuhkan ku, Chagiya.. Kemari. Biar ku gendong."

"Hah?"

"Jangan membandel saat kau akan melahirkan seperti ini! Arraseo?!"




-__-  (Nyawanya belum penuh. Masih ketinggalan di mimpi kayaknya.)




Kamu tentu diam saja. Sampai kamu tak bisa merasakan lantai pun /karna Eunwoo sudah membopongmu keluar kamar ala bridal style/ kamu masih diam dengan terus mengulang ucapan pria tadi di pikiranmu.


'Melahirkan?'

'Melahirkan apanya? Aku kan lagi diare..'


Kamu menatap wajah Eunwoo yang terlihat agak pucat. Ternyata suamimu ini lagi ngelindur.. Yah.. Tentu saja.. 

"Oppa.. Turunkan aku.." Bisikmu.

"Ssttt.. Diam." Eunwoo sampai di depan pintu keluar dan menurunkan kamu sejenak, sibuk menekan password.

"Oppa mau kemana?" Kamu bertanya dengan mode tenang yang membingungkan. Entah bagaimana caranya perut kamu yang mules tadi hilang.

"Rumah sakit. Kajja.." Eunwoo berhasil membuka pintu, bersiap ingin menggendongmu lagi.

"Eits! Tunggu!" Kamu mundur agar tak dapat di jangkau oleh lengan Eunwoo. "Siapa yang sakit? Oppa 'kah?"

"Sudah ku bilang, jangan bandel. Aish, jeongmal! Kemari! Nanti kau kenapa-kenapa, Chagiya..."

"Emang aku kenapa?"

"Yak, (y/n)! Kenapa kau banyak tanya, huh?! Nanti anak kita gimana?!"

"Anak?"

"Ne! Anak yang kau kandu__" Eunwoo diam. Kamu ikut diam dan melihat kearah yang pria itu lihat, yaitu perut kamu yang rata se rata jalan raya. 

"Aduh duh duh... Kambuh lagi 'kan? Tutup pintunya, Oppa. Aku ke toilet dulu. Gak tahan nih!" Kamu pergi sambil megangin perut. Aneh.. Tiba-tiba kambuh kalau di lihatin.

"Gak tahan??"

"Aku lagi mules, Oppa!!"

"Heh????"




Kamu menghilang di belokan dan Eunwoo diam di depan pintu. Masih mencerna situasi. Rupanya pria itu baru mengerti semuanya.

"Yak! Paboya!" Eunwoo menggedor daun pintu dengan dahinya sendiri. "Mimpi sialan! Aish... Jeongmal! Arrrrgggggggh!!!"




















END


Huahahaha..

See you and don't forget to Vomment.. Bye~ 😉😉😚

My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang