Suara-Suara Misterius Gunung Arjuno

4K 100 1
                                    

Suatu hari, handphone saya bergetar tanda ada beberapa chat masuk.Sekonyong-konyong, saya pun membuka layar handphone dan membaca salah satu chat dari teman saya yang bernama Hadi.Singkat cerita, Hadi mengajak saya hiking ke Gunung Arjuno, Jawa Timur."Far, 3 November Arjuno, kuy!" sesingkat itu pesannya.Awal mula yang berangkat adalah 6 (enam) orang. Tetapi, beberapa hari menjelang hari-H, jadilah tersisa 4 orang (saya, Hadi, Brei, dan Awal).

Mulai Mendaki

Singkat cerita, segala persiapan InsyaAllah telah matang.Logistik dan perlengkapan lainnya pun sudah kami cek satu persatu dan siap untuk mendaki. Kurang lebihnya pukul 09.00 WIB kami start mendaki dari perkebunan teh Wonosari. Pagi yang cerah saat itu. Walau yang terlihat hanyalah tim kami saja yang berangkat pagi itu, namun hal ini tidak menyurutkan niat kami untuk hiking ke atas sana. Angin sepoi-sepoi dan aroma daun teh pun ikut memanggil kami seraya mengucapkan selamat datang dan selamat mendaki ke wilayah Gunung Arjuno - Welirang.

Tiba di Pos-2

Pukul 12.45 WIB kami tiba di pos 2 Lawang.Kami memilih untuk beristirahat sejenak dan membuat makan siang di sini. Pos 2 ini patokannya adalah adanya sebuah rumah tua/gubuk tua besar yang mana juga sekitar sini terdapat sumber mata air (namun, kita harus berjalan cukup jauh untuk mengambil air). Oiah, kami melihat ada dua muda-mudi yang sedang berada di bukit savana, di mana sedang asyik saling memotret satu sama lain.

Kami sengaja beristirahat siang ini dan melanjutkan perjalanan dikeesokan pagi.Cuaca sejauh ini alhamdulillah baik dan masih cerah serta udaranya yang enak untuk ngaso sejenak. Makan siang kali ini adalah nasi plus sop bening dengan isi sosis, kentang, kol, wortel, dan nugget. Aaahh, sungguh nikmat setelah jalan sekitar 3.5 jam dari bawah sana.

Usai menyantap makan siang, kami beberes dan segera mendirikan tenda.Pukul 14.30 WIB kala itu.Para muda-muda yang berada di atas bukit tadi pun akhirnya turun dan berjalan ke arah kami ke pos 2.Mereka berdua sempat beristirahat sejenak sekitar 10 menit sembari mengobrol bersama kami berempat.Ternyata mereka hanya tektok untuk melihat sabana dan kembali pulang.Jadi, memang bukan untuk hiking/summit ke Gunung Arjuno.Setelah 10 menit, mereka pun lekas melanjutkan perjalanannya untuk turun mengejar waktu sebelum hari mulai gelap.

Kisah Pun Di Mulai

Menjelang sore pukul 15.30 WIB, disaat kami ingin masuk ke dalam tenda, akhirnya ada 1 tim yang lewat dan terus melanjutkan perjalanan ke pos selanjutnya. Kalau tidak salah jumlah mereka sekitar 5 sampai dengan 6 orang dan semuanya laki-laki. Sama seperti pasangan muda-mudi tadi, tim ini hanya beristirahat sejenak sambil menyantap camilan mereka masing-masing. Mereka sempat bertanya soal jalur, karena ada 2 (dua) jalur di sini.Sampai akhirnya mereka beranjak pergi, mereka pun memutuskan untuk melewati jalur Lincing (seingat saya).

Kami berempat sudah masuk tenda, dan hari sudah mulai gelap.Tetiba suara rintikan hujan terdengar.Rintik-rintik hujan yang terdengar sayup-sayup ini sangat enak menemani rasa lelah kami untuk tidur/beristirahat. Posisi tidur kami di dalam tenda (menghadap keluar) adalah: Hadi (kanan) dan Awal (kiri) di ujung, kemudian saya dan Brei di tengah, persis di depan pintu tenda menghadap dapur tenda.

Seketika, dua teman saya (Hadi dan Awal) pun tertidur.Sepertinya mereka sungguh kelelahan.Bahkan sesekali saya goda untuk membuat mereka bangun, rasa-rasanya mereka tak mendengar.Mungkin mereka sudah jauh sekali masuk dan terlelap di alam tidurnya.Suara playlist yang terputar di Spotify milik Hadi pun seolah tak menghalangi dua anak ini untuk tidur.

* * *

Sekitar pukul 16.45 WIB, artinya sebentar lagi sore akan berganti malam. Suasana di dalam tenda tersisa saya dan Brei yang masih terjaga, belum ada rasa ingin tidur sehingga kami memilih untuk mengobrol sepanjang waktu mengisi kebosanan dan kesunyian karena tidak ada lagi yang menenda di pos 2 ini selain tim kami. Kami berdua ngalor-ngidul membahas seputar Kampung Inggris hingga liburan ke Malang.Membahas juga mengenai teman-teman di Perminyakan dan seputar minyak.Sampai akhirnya waktu tak terasa karena kami asyik berbincang-bincang. Dari dalam sini juga, kesunyian di luar sana terdengar.

Horror StoryWhere stories live. Discover now