First

1K 36 2
                                    

Sorry for typo(s). Hope you enjoy and like. Happy reading.

Kelima remaja laki-laki yang asik bersenda-gurau di salah satu sudut sekolah membuat hampir setiap orang yang melewatinya menoleh karena suara bising yang mereka timbulkan. Tapi tak ada satu pun yang menegur mereka, yah, sudah menjadi kebiasaan juga. Di sekolah ini siapa yang tak kenal mereka berlima? Bahkan sampai tukang bersih-bersih dan juga satpa depan gerbang.

"Lo pada tau ga sih tadi pas pelajaran pertama, yang gue disuruh duduk di barisan pertama depan komuk pak Wiko?" Ical berseru, sedangkan keempat temannya yang lain hanya mengangguk memperhatikan.

"Gue tuh nyium bau ikan asin bray. Gue yang belom sarapan jadi laper. Tapi ada yang aneh setelah gua endus lebih dalam, ini tuh bukan sembarang ikan asin." Katanya dengan wajah serius sambil menguncupkan jari-jari tangan kanannya.

"Pas mata gua lagi seliweran ngeliat sono-sini karena bete ngeliat komuk pak Wiko mulu tiba-tiba pandangan gue nemu sesuatu yang janggal. Dan di situ gua ngeh kalo yang dari tadi gua endus itu bukan ikan asin."

Revan menaikkan sebelah alisnya, "Terus?"

"Itu bau asalnya dari kaos kaki pak Wiko!"

Sontak kelimanya tertawa sambil sesekali mengucapkan umpatan kasar.

"Dia buka sepatu makanya baunya semerbaknya itu kerasa banget. Mana kaos kakinya itu bolong lagi di bagian jempolnya. Sh*t men!" Mereka kmenbali tertawa

"Anjir. Berarti dari tadi lu endusin aroma kaos kakinya dia b*go!" Timpal Noval sambil memegangi perutnya yang mulai terasa sakit karena tertawa

"Gila, gua langsung enek." Ical menunjukkan ekspresi wajah jijik

Sedangkan mereka masih asik tertawa dan tak sadar bahwa seorang gadis tengah berjalan ke arah mereka. Gadis manis yang memakai seragam yang sama dengan mereka, sosoknya tak asing lagi bagi kelimanya.

Bayu yang pertama kali menyadarinya langsung menghentikan tawanya. Menyikut Revan yang duduk tepat di sebelahnya. Revan pun mengikuti arah pandangan Bayu dan seketika senyumnya merekah begitu melihat siapa yang datang menghampirinya. Dia pun berdiri.

Keduanya kini berhadapan. Menjadi pusat perhatian diantara sekelompok laki-laki yang awalnya sedang bercengkrama itu. Revan tersenyum, sedikit menunduk menatap gadis bersurai hitam sepunggung di hadapannya. Gadis yang tengah menatapnya itu adalah gadisnya, miliknya.

"Hai."

"Rev, aku mau ngomong sama kamu."

Revan sedikit mengernyit melihat ekspresi wajah sang kekasih yang lebih serius dari biasanya. Pasti yang ingin dibicarakan oleh gadisnya itu adalah hal yang penting. Dia menoleh ke arah teman-temannya.

"Guys, gue misah bentar."

Keempatnya mengangguk paham. "Selaw, lama juga gak ngapa. Yang penting lu seneng." Kata Adit

Revan menyeringai, "Ah lu emang ngerti gua, dit."

Revan menarik lembut pergelangan tangan gadisnya, tak ingin melukai sedikit pun. Mereka kini berdiri berhadapan di sudut tembok, tepat di dekat jendela kelas tata busana.

Keduanya terdiam. Revan asik menatap lembut penuh minat pada sang pujaan hati di hadapannya yang hanya menunduk diam. Menelusuri wajah cantik itu mulai dari kening yang mulus, alis rapi, bulu mata yang cukup lentik, hidung mungilnya yang mancung, pipi sedikit chubby, dan bibir berwarna merah muda. Ah, Revan benar-benar memujanya. Tanpa dia sadari senyumnya mengembang, selalu seperti ini.

Alis tebal lelaki itu terangkat ketika dirasa sudah cukup lama mereka di sini namun gadis itu tak kunjung mengatakan apapun. "Kamu mau ngomong apa, nad?" tanyanya lembut

Evil Boyfriend (twoshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang