Part 37

5.9K 170 7
                                    

I don't know, but I believe
That some things are meant to be
And that you'll make a better me
Everyday I love you
I never thought that dreams came true
But you showed me that they do
You know that I learn something new
Everyday I love you

'Cos I believe that destiny
Is out of our control (don't you know that I do)
And you'll never live until you love
With all your heart and soul.

It's a touch when I feel bad
It's a smile when I get mad
All the little things I am
Everyday I love you

Everyday I love you more
Everyday I love you

'Cos I believe that destiny
Is out of our control (don't you know that I do)
And you'll never live until you love
With all your heart and soul

If I asked would you say yes?
Together we're the very best
I know that I am truly blessed
Everyday I love you
And I'll give you my best
Everyday I love you

Tersenyum panjang aku bila dengar lagu tu dinyanyikan oleh suami sendiri. Terharu ni. Sebak pun ada. Tak sangka dia akan buat surprise macam ni. Actually, aku dapat panggilan dari abang suruh balik rumah mama. Ada emergency katanya. Usyair pula aku call tak dapat-dapat. So, aku pun bergegas datang.

Tengok-tengok, dapat kejutan birthday. Aku sendiri lupa hari ni birthday aku. Tak sangka family dan suami aku ingat. Masuk-masuk je rumah yang gelap, dengar suara menyanyi. Then lampu terus terbuka dan aku dapat lihat Usyair tengah main gitar sambil menyanyi.

Aku tertawa kecil melihat semua ahli keluarga aku berdiri belakang Usyair. Usai saja Usyair nyanyi, dia letakkan gitarnya dekat tepi. Then dia ambil kek dari tangan abang. Dan mendekati aku dengan senyuman. Aku tunggu dengan senyuman lebar.

" Happy birthday sayang. Yang ke 25 kan? Abang doa agar impian sayang tercapai. Moga berbahagia selalu."

Aku tersenyum dalam rasa sebak. Aku tiup lilin kek sampai terpadam. Semua orang pun bertepuk tangan.

" Macam mana abang boleh tahu?" Soalku ingin tahu.

" Ini suami Fia okay. mestilah abang tahu. Nah makan kek ni."

Aku terima suapan Usyair dengan mata merah menahan tangis. Terharu gila kot. Dah makan aku meluru ke arah mama dan papa. Aku peluk mereka erat.

" Happy birthday anak mama."

" Happy birthday anak papa."

Aku tersengih dan kerling abang pula. Abang paut bahuku mesra.

" berterima kasih pada Usyair. sebab dia yang rancang semua ni. abang tak terlibat."

Tahu. Tak cakap pun tahu.

" Luthfi!"

Luthfi baru turun daripada tingkat atas bersama kamera pada tangannya. Dia tersengih dan mendekati aku.

" Smile!"

Klik!

Nasib aku sempat senyum. Aku peluk dia. Dia mengusap perlahan belakangku.

" Aku bangga ada kak macam kau Fia."

Aku tersenyum dan meleraikan pelukan. Ya Allah. Terima kasih. Aku bahagia.

" Jom kita sambung makan pula. Dekat luar. Ada bbq. Come semua!"

Semua dah keluar. Tinggal aku dengan Usyair. Aku dekati dia. kedua-dua tanganku digenggamnya.

" Abang tak pernah bermimpi pun akan menjadi suami sayang."

" Dan Fia pun tak pernah bermimpi akan jadi isteri kepada seorang anggota polis. Kawan kepada abang dan anak majikan papa. Serius tak sangka. Dalam keadaan yang tertekan pula tu. Langsung tiada bibit cinta. Melainkan benci tapi sayang."

Dendam CintaWhere stories live. Discover now