36. Labirin dan Wanita Bulat

5.2K 407 53
                                    

"Yah, kenapa tuh?" Tanya bunda Aisy, melihat putrinya berjalan cepat melewati ruang tengah dengan wajah masam dan tanpa berbasa basi pada ayahnya yang sedang duduk pewe di ruang tengah.

Ayah Aisy mengangkat bahu, segelas teh yang diulurkan istrinya pun disambut.

"Loh.. Loh.. Bunda mau kemana?"

"Ya nyusulin dong, Yah."

"Nggak usaah..."

"Lho. Kok__"

"Assalamu'alaikum...." Serentak Ayah dan Bunda Aisy menoleh pada sumber suara yang kemudian mendekat. Lalu keduanya menyahut salam.

"Mbakmu kenapa?"

Sisi malah nyengir. "Biasa, Bun. Bumil labil..."

"Labil gimana? Nangis gitu kayaknya."

"Kayak Bunda nggak pernah aja..." Ayah Aisy mengulum senyum. Sisi cekikikan.

"Nggak usah mulai deeh..." Gerutu Bunda Aisy.

"Assalamu'alaikum.." satu salam lagi hadir di ruang tengah, disambut nyaris serentak oleh Sisi, ayah dan bunda.

"Maaf ya Yah, Bun. Zaky langsung ke dalem ya... "

"Iya tuh, Mas. Sebelum drama semakin panjang episodenya."

Candaan Sisi bukannya mencairkan suasana malah membuat Zaky meringis.

***

Ketika Zaky masuk kamar, yang menyambutnya ialah punggung yang bergerak, menandakan sang pemiliknya sedang meredam tangis hingga sesegukan.

Ngilu Zaky melihatnya, tidak menyangka, teguran keras yang diberikannya pada Aisy akan menimbulkan efek sejauh ini.

Aisy yang bahkan belum melepas kerudung, kaus kaki dan berganti baju itu masih sesegukan saat Zaky kemudian melangkah mendekat. Berjongkok di sisi kaki Aisy dan bergerak melepas kaus kakinya. Aisy yang tak sadarpun tersentak. Tapi sesegukannya, sekalipun mati-matian diredam, tidak akan mampu lagi ditutupinya.

Setelah memastikan kedua kaus kaki Aisy telah masuk ke dalam keranjang pakaian kotor, Zaky merangkak naik ke tempat tidur. Ia bergerak merangkum tubuh Aisy dengan satu tangannya yang menelusup masuk ke sela leher Aisy dan tangan lainnya merangkul pinggang, mengusap lembut perut buncit istrinya. Tubuh Aisy sempat berjengkit kaget.

"Maaf..." Lirih Zaky, setelah menghidu dan mengecup kepala Aisy.

Hiks. Hiks. Hiks.
Bukannya berhenti, tangis Aisy malah semakin menjadi. Perlahan, Zaky membalik tubuh Aisy hingga berhadapan dengannya. Di dekapnya Aisy, yang kini menangis di depan dadanya. "Maaf... Aku tidak bermaksud untuk membentakmu. Aku hanya terlalu mengkhawatirkanmu..." Zaky mempererat dekapannya.

"Ouhh..." rintih Aisy tiba-tiba.

Dengan panik Zaky melerai dekapannya. "Kenapa? Kenapa, Sayang? Ada yang sakit?"

Aisy masih meringis dengan mengusap perutnya.

"Kita ke rumah sakit ya.. Tung__" Zaky yang akan beranjak pun tertahan karena lengannya di cengkeram Aisy. Dahinya berkerut-kerut saat mendapati Aisy justru menggeleng.

LOVE GUIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang