5

99.5K 7.4K 87
                                    

Beberapa hari belakangan ini Alana mengalami mual muntah pada saat pagi atau yang biasa disebut morning sick. Pas awal-awal masa kehamilan ia jarang bahkan tidak pernah mengalami hal semacam itu hanya saja nafau makannya sedikit meningkat.

Vania melihat Alana bolak balik toilet dari tadi merasa kasihan seharusnya saat hamil muda seperti ini butuh sosok suami yang menjaga dan merawatnya.

"Alana, kamu ngidam apa?" tanya Vania saat Alana duduk di sebelahnya.

Ia menggeleng.

"Memangnya kamu tidak ngidam apa-apa?"

Walau Alana ragu tapi ia tetap mengatakannya. "Sebenarnya Aku tidak ada ngidam sebelumnya, tante. Cuma beberapa hari belakangan ini aku mau kebab."

"Astaga kenapa kamu tidak bilang, bisa tante belikan, Na."

"Tapi Alana mau kebab yang dari Turki langsung."

Vania terkejut, memangnya siapa yang mau ke Turki hanya untuk beli Kebab, dikira Turki itu Bogor-Jakarta yang bisa ditempuh cuma mengendarai mobil.

"Tante ingin sekali memenuhi keinginan kamu tapi Turki jauh sayang," ucap Vania merasa bersalah tapi Alana tetap tersenyum sama sekali tidak keberatan dengan penolakan Vania.

"Iya aku ngerti, tante."

"Selain Kebab kamu mau apa?"

Alana terharu dengan sikap Vania yang begitu perhatian bahkan Lisa yang notabene ibu kandungnya tidak pernah seperhatian ini terhadapnya.

"Aku mau ikut tante ke butik, boleh?"

Vania menggeleng. "Kamu istirahat saja di rumah."

"Please, tante. Aku ingin bantu tante di sana."

Vania tidak sanggup menatap tatapan memohon Alana kemudian ia mengangguk. "15 menit lagi kita berangkat, sekarang kamu siap-siap," Alana langsung bergegas ke kamarnya dan tiba-tiba ponselnya berdering ternyata panggilan masuk dari Azkil.

"Halo."

"Kamu lagi apa?"

"Mau ikut tante ke butik."

"Oh, sudah makan?"

"Sudah, kamu tidak kuliah?"

"Ini lagi tunggu dosen. Nanti selesai kuliah aku ke butik ya."

"Siap bosku."

"Dosenku sudah datang. Aku tutup ya, bye."

"Bye."

***

"Saski, kita ke Amerika ya sayang," Jasmin tidak pernah lelah membujuk Saski agar mau berobat ke Amerika tapi ia selalu menolak karena khawatir dengan Alana yang sampai sekarang belum ditemukan. Padahal sudah dua hari ia menghilang.

Kondisi Saski semakin drop karena terlalu stress memikirkan Alana padahal dokter sudah menyarankan agar Saski jangan stress apalagi sampai membuatnya tidak bisa tidur.

"Memangnya mama bisa menjamin kalau berobat ke Amerika bisa bikin aku sembuh total?"

Saski berucap seperti itu seakan ia sudah tidak mempunyai semangat hidup, seakan ia tidak ingin berjuang untuk kesembuhannya.

"Ma, dengan atau tanpa aku berobat ke Amerika aku pasti akan meninggal."

Jasmin menatap sendu wajah Saski yang semakin pucat, badannya yang semakin kurus dan suaranya yang semakin melemah. Ia belum sanggup kehilangan Saski, sangat tidak sanggup.

Alana (Sudah Terbit) ✔Where stories live. Discover now