XVII - Rafa

1K 56 0
                                    

Untung nya Rafa sudah mandi dan berpakaian yang cukup pantas untuk keluar rumah dan di saku celana nya juga tersimpan dompet sehingga setelah meninggalkan rumah nya dengan mobil Kakak nya, Rafa mengemudikan mobil tersebut menuju salah satu tempat perhiasan yang berada dalam sebuah mall.

"Ada yang bisa saya bantu mas?"

Rafa melihat-lihat etalase dimana cincin-cincin di pajang "Sebentar mbak saya liat-liat dulu" ujar Rafa.

"Oh iya ngapain gue ke sini yah? Oh iya beli cincin buat Zeeva" gumam Rafa pelan.

Seakan tersadar sesuatu Rafa menepuk kepala nya sendiri "Lah kan gue udah beli cincin buat dia dari lama , udah ah mending gue pulang dan cari itu cincin" ujar Rafa dan berlalu keluar dari toko perhiasan meninggalkan sang pelayan dengan tanda tanya.

Sedangkan di rumah Rafa, Zeeva dan mama Rafa sedang asik membuat kue.

"Zeeva kamu udah punya pacar?" tanya tante Maya.

"Eh" Zeeva yang sedang mengolesi loyang dengan mentega terhenti seketika.

"Belum tante" mama Rafa pun tersenyum cerah.

"Tante harap kamu bisa jadi mantu tante" ujar mama Rafa.

Zeeva mengangguk "iya" dan seperti nya ia tidak memikirkan ucapan tante Maya.

"Mama sama Papa kamu kapan pulang?"

"Minggu depan"

"Minggu depan juga kamu harus mulai praktek kan?!" Zeeva mengangguk.

"Oke lah bisa" gumam tante Maya yang masih bisa di dengar jelas oleh Zeeva tapi Zeeva tidak ambil pusing perkataan tante Maya dan memilih fokus dengan acara membuat kue.

Setelah menghabiskan waktu dua jam lebih, Zeeva pamit pulang dengan membawa setoples kue kering yang tadi ia buat dengan tante Maya.

Zeeva langsung meletakan setoples kue tersebut di depan bang Vano "Enak" gumam nya setelah menelan satu kue kering.

" Pasti lah, yaudah Zeeva mau mandi lagi gerah!"

Zeeva pun berlalu menuju kamar nya , 'pasti dia belum ketemu' batin bang Vano.

After Hate ( end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang