Chapter 6 : Bad Luck

155 26 4
                                    


a/n : Maaf baru bisa publik chap ini, padahal udah ke save lama di laptop, tinggal publik doang.

Maaf juga buat para readers yang nunggu. Dan kemungkinan, cerita ini gak akan telat updatenya. Di usahakan seminggu 1 atau 2 kali post.

Makasih udah setia nunggu dan vomment cerita ini. Sekian.

Happy reading ^^

-----|-----

Tinggal beberapa menit lagi pesawat menuju Jeju akan berangkat. Sekitar lima menit lalu, bagian informan sudah mengonfrimasi jika pesawat tujuan Jeju akan berangkat.

Jeonghan kembali memeriksa barang bawaannya, takut jika ada yang tertinggal. Kalaupun ada, dia tidak ingin kembali mengambil barang tersebut. Biarkan barang yang tertinggal itu sebagai kenang-kenangan yang ia tinggalkan untuk Seoul.

"Perhatian. Pesawat tujuan Jeju akan segera berangkat. Bagi penumpang yang memiliki tujuan ke Jeju, segera memasuki pesawat di terminal 4. Sekian dan terima kasih."

Suara informan di bandara kembali berkumandang menyuruh semua penumpang mendengar informasi tersebut.

Jeonghan segera berdiri dan menari koper menuju terminal 4 yang di sebutkan tadi. Di depan pintu masuk terminal, terdapat alat pemeriksa. Jeonghan sukses melewati pintu itu. Dan dia juga yakin, jika barang-barangnya sudah masuk bagasi pesawat.

Segera Jeonghan mencari tempat duduknya. Dan bersyukurlah dia, karena mendapat tempat duduk dekat jendela. Jadi dia bisa melihat awan sekaligus pemandangan indah dari luar.

----"----

Empat jam pernerbangan dari Seoul ke Jeju sangatlah melelahkan, tapi tidak untuk namja berambut pirang itu.

Tanpa merasakan kelelahan, ia pun bergegas ke swalayan dekat bandara dengan koper yang masih senantiasa di tariknya kesana kemari.

Ia ingin membeli cemilan untuk ia selama beberapa minggu di Jeju, mungkin untuk Seungcheol juga. Sebagai tanda terima kasih karena sudah mengizinkanya bekerja sekaligus tinggal di tempatnya.

Setelah dari swalayan, Jeonghan melangkahkan kakinya ke sebuah festival yang di gelar di daerah dekat sana. Berbagai stan makanan tertata rapi disana. Tak hanya makanan, stan pernak-pernik lucu juga ada.

"Ini sangat indah." Seru Jeonghan.

Tak ingin melewatkan moment berharga ini. Jeonghan meminta salah seorang bibi yang membawa kucing anggora di pelukannya. Meminta bibi itu untuk memfoto dirinya di festival itu.

"Permisi. Ajumma, bolehkah aku meminta tolong?"

"Iya, ada yang bisa saya bantu?"

"Bisakah anda mengambil foto untuk saya?" pinta Jeonghan lembut.

"Tentu saja."

"Terima kasih."

"Eomma ! Ayo kita kesana."

Teriakan anak kecil mengejutkan Jeonghan dan bibi tadi. Tangan mungil itu menarik tangan bibi yang ternyata ibu si anak, ke sebuah stan mainan.

Melihat itu, sang bibi membungkuk meminta maaf kepada Jeonghan karena tak bisa membantunya. Jeonghan memakluminya dan ikut membungkuk hormat.

Tak mau menyerah, Jeonghan mencari seseorang untuk mau mengambil gambarnya. Akhirnya ia menemukan seorang namja yang tinggi melebihi dirinya, untuk di mintai bantuan.

"Permisi. Bisakah anda mengambil foto untuk saya?"

"Aku harus pergi." Namja dengan perawakan cukup tinggi itu melangkahkan kakinya menjauhi Jeonghan.

Fortune Cookies (Dis-continue)Where stories live. Discover now