Chapter 3 : I can do it

294 46 5
                                    

#jangan lupa baca note setelah cerita ini selesai di baca.

Reader maupun Siders silahkan datang dan membaca cerita ini. Dan semoga cerita ini bisa menghibur kalian, walaupun abal2. Hehe ^^

*Jeonghan POV

Kulirik jam yang melingkar manis dipergelangan tangan kiriku, jam menunjukkan pukul 11.00 KTS. Siang ini benar-benar menguras tenagaku, sudah 5 tempat yang ku datangi, tapi semua menolak ku. Ups, apa aku sudah beritahu kalian? Kalau belum, akan aku beritahu.

Aku baru saja di pecat dari tempat kerjaku, sekitar 2 minggu yang lalu lah, tapi masih bisa di bilang baru kan?. Dan sekarang aku harus melamar pekerjaan, di tempat kerjaku sebelumnya, aku adalah seorang chef khusus pembuat roti dan aku akan melamar pekerjaan juga sebagai chef pembuat roti juga.

Di 5 tempat yang aku datangi sebelumnya, mereka semua menolakku. Alasannya, mereka sudah memiliki yang lebih berpendidikan, berpengalaman, dan profesional.

Astaga, soal pendidikan aku memang sangat jauh dari mereka. Mungkin mereka bersekolah di Universitas yang berakreditasi tinggi, sedangkan aku hanya lulusan dan diberi sertifikat dari sebuah tempat les khusus chef khusus pembuat roti.

Tapi kalau ditanya soal pengalaman dan profesional, aku masih setaralah dengan mereka. Bayangkan saja, aku sudah bekerja sebagai chef pembuat roti sejak umur 19 tahun, terhitung sudah 2 tahun 6 bulan aku bekerja dari umur sekarang. Mulai menggeluti pekerjaan ini, ketika aku masih SMA kelas 3 (umur 17 tahun akhir ke 18 tahun awal) dan mengikuti sebuah les khusus chef pembuat roti, seperti yang aku jelaskan sebelumnya.

Setelah lulus dari sebuah les khusus chef pembuat roti, aku langsung di tempatkan di sebuah cafe yang terletak di pinggiran Kota Yeoui-do, Seoul.

Bisa di bilang flashback..

Akhirnya tahun terakhirku les di sini selesai juga, bahagia? Sangat. Aku sangat bahagia, sebentar lagi impianku akan terwujud. Seorang chef pembuat roti, aku benar benar tak sabar untuk segera bekerja.

Ahn Saem bilang aku akan di tempatkan di cafe Hyunjung yang berada di Yeoui-do. Aku belum pernah kesana dan sekarang aku penasaran seperti apa tempatnya.

Aku dengar dari beberapa teman yang pernah datang kesana bilang, bahwa cafe itu sepi pengunjung. Tak hanya teman, senior yang sempat bekerja disana juga bilang begitu. Aish, belum sempat melihat cafe itu saja, aku sudah di buat pusing. Dan banyak pertanyaan yang muncul, aku merasa kepalaku akan pecah sekarang.

Pertama, kenapa cafe tersebut sepi? Apa mungkin tempat cafe kurang strategi?.

Kedua, apa karena kebersihan cafenya? Lalu apa yang membuat cafe ini sepi? Apa karena makanan dan pelayanannya yang membosankan?.

Bergelut dengan pertanyaan yang tidak diketahui jawabnya itu sangat menguras kinerja otak, ya sama seperti yang aku alami.

....

Akhirnya aku pun mengunjungi cafe tersebut sekaligus untuk mencari jawaban dari semua pertanyaan yang beberapa hari ini mengganggu pikiranku. Sampai disana aku menemukan jawabannya, tapi tak semua pertanyaanku terjawab. Aku masih butuh jawaban yang sebenarnya dan selengkap-lengkapnya. Ini masih analisis sementara dari apa yang aku lihat di cafe ini.

Jawaban pertanyaan pertama = Aku juga tak tahu. Tapi ketika aku sampai di cafe ini, dilihat dari segi penempatan, aku akui cafe ini sangatlah nyaman untuk bersantai bagi para karyawan ataupun siswa SMA, setelah seharian berkutat dengan kegiatan yang menguras tenaga.

Jawaban pertanyaan kedua = Oh, sangat tidak mungkin. Cafe ini sangat bersih, noda sekecil apapun tidak terlihat di sana. Aku kira itu juga tidak mungkin, karena saat aku memasuki cafe ini, aku di sambut dengan baik oleh para pelayan dan soal makanan, tidak buruk dan rasanya juga lezat.

....

Setelah menunggu kurang lebih 30 menit dengan di temani segelas Hot Chocolate, seorang laki-laki paruh baya menghampiriku.

"Apa kau Yoon Jeonghan yang dikirim oleh Ahn Saem?" dengan wajah kebingungan laki-laki paruh baya itu bertanya.

"Iya, saya Jeonghan, Yoon Jeonghan. Dari Hannam School." ku berikan senyum yang terbaik dan membungkuk ke laki-laki yang aku yakini sebagai pemilik cafe ini.

"Oh, apa kau menunggu lama?" terlihat kelegaan pada wajah yang di penuhi kerutan di beberapa bagian.

"Tidak, aku baru saja sampai." bohong, ya tidak masalah lah yang penting aku dapat pekerjaan dan memberi kesan yang baik di hari pertama aku bekerja.

"Ok, perkenalkan aku Boo Junghwa, pemilik sekaligus manajer di cafe ini. Oh, kalau di cafe, kau harus memanggilku Sajangnim. Tapi kalau di luar jam kerja dan di luar cafe kau bisa memanggilku Ahjussi." Ding dong, benarkan tebakanku bahwa laki-laki paruh baya ini pemilik cafenya?

"Kau akan mulai bekerja besok pagi Jeonghan-ssi, karena kau tahu sendiri hari ini cafe lagi sepi dan sebentar lagi akan tutup." mataku melirik jam yang terpajang di pintu masuk cafe, menunjukkan pukul 21.00 KTS. Pantas saja, ketika aku masuk sini tadi, sebagian lampu cafe sudah di matikan dan hanya beberapa orang saja yang masih menetap di cafe ini.
"Baik, Sajangnim." Aku pun berdiri dan membungkuk hormat kepada calon atasanku. Ah,, salah, lebih tepatnya atasanku (resmi atasan).

"Ya, jangan lupa besok pagi, Jeonghan-ssi. Jam 08.00 KTS, jangan sampai telat."

"Baik, Sajangnim. Dan terima kasih karena sudah menerimaku di cafe ini." setelah mengucapkan itu, aku bergegas meninggalkan cafe tersebut, dan mempersiapkan diri untuk besok.

Sudah 2 tahun aku bekerja di sini, aku benar benar betah bekerja di cafe ini. Aku juga memiliki banyak teman di cafe ini, tidak hanya karyawan cafe tapi juga pelanggan cafe. Aku juga berteman dengan Boo Seungkwan, anak dari Boo Sajangnim. Dia pemuda yang baik, berpipi tembam, menggemaskan, dan cerewet.

Seungkwan sendiri tidak memiliki ibu, ia bilang ibunya mengalami kecelakaan saat menghadiri reuni sekolah, sekitar 4 tahun yang lalu. Walaupun begitu, Seungkwan berusaha untuk tetap ceria, karena dia bersyukur masih memiliki ayah yang selalu ada bersamanya dan mencukupi semua yang dia inginkan. Dan itu membuatku ingin menjadikan Seungkwan sebagai adikku.

Flasback end

Ah,, masa-masa itu sangat menyenangkan tapi juga menyedihkan.

TBC

Akhirnya update juga.. Huh..

Apakah ceritanya tambah aneh? Apa cerinya amburadul (berantakan)?

Maaf baru bisa update dan muncul.. Hehe

Abis mau gimana lagi, tugas Di sebagai pelajar yang berada di tingkat akhir menuntut Di untuk menunda update'an, padahal tinggal update doang lho.. Hoho..

Walaupun udah buat ceritanya, Di juga harus revisi ulang cerita yang Di buat.. supaya yang mbaca cerita ini paham apa yang Di sampaikan.. Hehe

Udahan ya, nanti Di gak selesai-selesai nyerocosnya.. Hehe..

Jangan lupa komennya,,, kalau di vote, Di ngucapin banyak-banyak terima kasih..

STAY TUNE !! ^^

Fortune Cookies (Dis-continue)Where stories live. Discover now