(Ch 10) Incident

5.4K 274 26
                                    

'Sasuke-kun,kumohon datanglah-....'.

"KENAPA KAU MENANGIS HEUH? SAKIT???" Sakura meringis saat Karin menekan bekas tamparannya dengan keras. Seolah tidak tau,atau dia memilih tidak tau dan mengabaikan ringisan Sakura,kini tangannya beralih mencengkeram leher Sakura.

Sakura sadar, jika dia tidak melakukan perlawanan,mungkin Karin akan terus menyiksanya. Dia juga tidak tau kemungkinan terburuknya, bisa saja Karin membawa benda tajam atau mungkin Karin tidak sendiri sekarang. Bisa saja gadis itu membawa anak buah,dan itu artinya ia tidak hanya harus disiksa oleh satu orang.

"APA KAU BISU HAH?" Sakura memejamkan mata saat suara sentakan kasar Karin terdengar memekakkan telinga.

"SEHARUSNYA KAU COBA LEBIH BAIK!!! BUKAN MENJADI KURANG AJ-...

Jdugg...

"AAKKKHH! SIALAN KAU!!!"teriak Karin keras. Sakura sengaja menghantamkan jidat lebar miliknya ke wajah Karin dengan keras. Rasanya pasti sangat sakit!

Sakura tersenyum simpul melihat hasil perbuatannya. "DASAR JALANG!!!"teriak Karin sambil menutupi hidungnya yang mengeluarkan darah.

Mata Sakura mengikuti tubuh Karin yang beranjak dari hadapannya. Perasaannya lebih lega,ia harap Sasuke bisa cepat menemukannya. Namun emeraldnya berubah ketakutan saat sadar jika Karin tidak pergi dari sana. Gadis itu hanya beranjak sebentar untuk mengambil balok kayu sebelum berjalan kembali ke arahnya.

"SEHARUSNYA KAU PERTAHANKAN WAJAH ITU!!! WAJAH TAKUT YANG AKU INGINKAN... HIDUPMU SUDAH BERADA PADA UJUNGNYA,SETIDAKNYA BERIKAN KESAN BAIK AGAR KAU TENANG DISANA!!!"

Bugh...

Aaakkhhh...

Sakura menjerit keras saat lengannya bersentuhan dengan balok kayu yang Karin ayunkan tanpa belas kasih. Rasanya sangat sakit,bahkan air matanya kembali mengalir.

Bugh...

Pukulan berikutnya ia terima. Kali ini ia merasakan panas dan nyeri bersamaan di tengkuknya.

Brakkk...

Pandangan Sakura mulai mengabur saat suara pintu penghubung lantai dua dengan rooftop terbuka. Ia hanya bisa tersenyum tipis ketika emeraldnya menangkap sosok tegap Sasuke berjalan mendekat ke arahnya.

"Sa-suke-kun...,"ujarnya lemah dengan nafas terengah-engah sebelum ia tidak sadarkan diri sepenuhnya.

* * *

"Kenapa kau tidak menjaganya dengan benar?"

Sakura melengguh pelan saat telinganya menangkap sebuah suara yang tidak asing baginya. Jika tidak salah itu suara Fugaku Uchiha. "Eungghh."

"Syukurlah kau sudah sadar Sakura-chan."

Sakura menerima bantuan Ibu Sasuke saat ia mencoba duduk bersandar. Ia bisa melihat raut kelegaan saat wanita itu mengucapkan rasa syukur.

Tangan Mikoto mengusap surai merah muda Sakura pelan. "Kaa-san dan Tou-sanmu dalam perjalanan kesini,"terang Mikoto lembut.

"Kita selesaikan diluar." Sakura dan Mikoto menoleh saat suara Fugaku memenuhi kamar rawat Sakura. Namun tidak ada yang menghentikan langkah Fugaku dan Sasuke saat keduanya berjalan keluar.

"Baa-san,"panggil Sakura pelan. "Karin-...".

Mikoto bisa menangkap apa yang akan Sakura katakan. Segera ia tersenyum lembut sebagai balasan.

"Karin sudah pulang ke manshion keluarga Uzumaki. Baa-san harap kau bisa memaafkannya."

Sakura mengangguk. Dia tidak akan menyimpan dendam hanya karena masalah ini.

Keduanya berbincang-bincang sebelum teman-teman sakura datang hingga membuat kamar rawat Sakura menjadi sangat ramai.

"Konichiwa Baa-san," ucap semuanya kompak sambil membungkukkan badan.

"Ahh...kalian teman-teman Sakura?"tanya Mikoto dengan senyum ramah. Irisnya memandang satu persatu teman-teman sakura.

"Hai' Baa-san. Saya Ino Yamanaka,"sahut Ino yang pertama memperkenalkan diri.

"Saya Zianxia Ten-ten,senang bertemu dengan anda," lanjut Ten-ten memperkenalkan diri dengan sopan.

Yang terakhir Mikoto menatap gadis berambut biru gelap dengan poni menghiasi dahinya,sepertinya dia cukup familiar. "Apa kau dari keluarga Hyuuga?" tanya Mikoto menerka-nerka.

"Ha-Hai' Baa-san. Hyuuga Hinata,senang bertemu dengan Baa-san."

"Ahh...ternyata kau sudah besar sekarang-...

...-dan kalian semua,bahkan Baa-san tidak tau jika keluarga Yamanaka dan Zianxia memiliki putri-putri cantik seperti kalian." Senyum hangat menghiasi wajah Mikoto,lain dari kesan kaku yang biasanya tampak di anggota keluarga Uchiha yang lain.

"Baa-san titip Sakura-chan sebentar ya,tolong jaga dia. Baa-san ada urusan sebentar, " ucap Mikoto sambil meraih tas tangan miliknya dan keluar ruang rawat.

"Kau baik-baik saja Forehead? " tanya Ino. Tangannya meletakkan buah yang ia bawa ke atas meja kecil disamping ranjang.

"Entahlah...badanku masih sakit," balas Sakura pelan. Ketiganya mengangguk paham atas balasan Sakura. Mereka bisa melihat bekas merah yang belum hilang di pipi Sakura, dan mereka yakini itu bekas tindakan Karin.

"Kami langsung kesini saat Sasuke mengatakan jika kau masuk rumah sakit. "

"Seharusnya tadi kau pulang bersamaku saja Forehead. Mungkin kejadian ini tidak akan terjadi." Baru saja Sakura berniat membalas ucapan Ino,tapi suara menggelegar bak toa memenuhi ruang rawat itu. Disusul dengan kemunculan makhluk jadi-jadian dengan kumis di pipi,lengkap rambut pirang mencolok dan diikuti teman-temannya.

"Shit! Bisakah mulutmu diam Naruto!" Semua orang didalam ruangan menoleh ke arah Ino setelah gadis itu mengumpat .

Sai hanya tersenyum kecil melihat pipi Ino yang memerah karena malu ditatap secara intens oleh seluruh temannya setelah tanpa sadar ia mengumpat.

"Astaga Ino-chan," jerit Ten-ten sambil meringis.

Sedangkan Shikamaru dan Neji menggelengkan kepala sebagai respon.

"Mulutmu lebih parah Pig !" Sakura tertawa pelan,walau pipinya terasa sedikit sakit saat digerakkan untuk tertawa.

"Isshh...aku malu!"pekik Ini sambil berusaha menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya hingga mau tidak mau membuat semuanya tertawa. Kapan lagi mereka bisa melihat Ino dalam keadaan malu.

* * *

"Merasa lebih baik?" Sakura menoleh saat sebuah pertanyaan dilontarkan Sasuke bersamaan dengan suara pintu ruang rawat yang ditutup.

Bibir Sakura membentuk senyum tipis. "Kurasa aku bisa segera pulang," jawab Sakura riang yang dibalas gelengan kepala oleh Sasuke.

"Tidak. Kau masih sakit,akan lebih baik jika 3-4 hari kau disini."

"3-4 hari?" Sakura mencebikkan bibir kesal. "Itu terlalu lama Sasuke-kun. Lagipula sebentar lagi Ujian Nasional,aku tidak mau lulus dengan nilai pas-pasan."

"3-4 hari tidak sekolah tidak akan membuatmu tiba-tiba menjadi bodoh." Sakura hendak melayangkan protes,namun ia urungkan saat Sasuke melanjutkan ucapannya. "Akan aku ajari materi yang tertinggal."

Sakura mengangguk patuh hingga membuat Sasuke mengulurkan tangan untuk mengacak-acak surai merah muda milik gadis itu.

T o_b e_c o n t i n u e . . .

Gomen...kemarin sebenernya udah aku publish,tapi tiba-tiba wattpad error,cuma kepublish setengah chapter. Jadi,baru sempat sekarang...

Thank you all for you vote😊

Sorry Cherry I Love YouWhere stories live. Discover now