(6) Susu : I want you back

Start from the beginning
                                    

Aku menghapus air mataku, dan Kai tersenyum didepanku, mengambil tanganku dan menyingkirkannya lalu menggantikan kerja tanganku, dengan Kai yang menghapus sisa air mataku.

Wajahku memanas seketika karena dilihat olehnya, pipiku terasa menghangat, aku malu.

Kai yang melihatku memerah pun tertawa, lalu dengan tiba-tiba dia mengambil wajahku dan mengecup keningku lembut. Jantungku berdegup tidak teratur. Ya Tuhan, tolong aku.

"Udah nangis-nangisnya?" Tanyanya yang malah membuatku sedikit kesal. Aku pun mengerucutkan bibirku, kesal karena pertanyaannya. Sudah tahu aku menangis karena senang dia kembali dan tidak jadi pulang.

"Sekarang cerita, kenapa lo bisa balik lagi!" Perintahku padanya. Kai terkekeh lalu mengangguk.

"Tadi gue pas jalan ngejauh dari lo, tiba-tiba aja kaki gue berenti-"

"Lebay!" Potongku tertawa pelan mendengar bahasanya yang berlebihan.

"Ck, jangan di potong dulu!" Kai mencubit hidungku gemas, dan terkekeh. Lalu, dia mulai melanjutkan ceritanya, "pas gue balik, lo udah nggak ada, gue pikir lo udah bener-bener balik ke hotel. Yaudah, gue langsung aja susul lo kesini. Pas gue ke kamar lo, nggak ada yang buka. Gue telfon lo juga nggak diangkat, telfon lo mati. Dan gue mutusin buat nunggu lo di lobby, sampai hampir tiga jam gue nunggu, gue liat lo jalan ke arah lift. Dan berakhir lo nangis-nangis begini," ceritanya diakhiri dengan ejekkan karena aku menangis.

"Segitu takut kehilangannya ya lo sama gue sampe nangis begini? Apalagi tadi lo nangis sebelum gue mau check in, ini alesan gue balik lagi kesini," ucap Kai lagi, terdengar dari nada suaranya kalau dia lagi mengejekku.

"Gue nangis cuma sedih aja, nanti nggak ada yang jadi penunjuk arah gue disini, nanti kalo gue nyasar gimana?" balasku dengan mengeluarkan lidahku membalas mengejeknya.

"Lo sendiri yang bilang kalau lo bisa liat di internet ataupun google maps," balas dia dengan senyum miring andalannya yang membuatku cemberut. Benar juga sih.

"Yaudah lah, gue balik aja deh ke Jakarta kalau disini cuma jadi tour guide lo," ucapnya lagi sambil berdiri. Dengan cepat aku mengambil tangannya. "Ih, Jangan," ucapku cepat yang membuat senyumnya semakin melebar.

Kai kembali berlutut dibawahku, lalu dia mengusap rambutku lembut.

"Kayanya gue harus cari tempat penginapan yang murah deh, uang saku gue nggak cukup untuk mesen satu kamar lagi di hotel ini," ucapnya sambil tersenyum manis, tangannya masih mengusap rambutku lembut.

"Nggak usah," ucapku tiba-tiba, "lo tidur disini aja sama gue," lanjutku yang aku sendiri bingung kenapa aku bisa bilang seperti itu padanya.

Aku nggak mau berjauhan dengannya, rasanya aku ingin selalu berada didekatnya. Aku sendiri merasa bodoh karena mengajak seseorang yang baru aku kenal ini menginap bersamaku dalam satu kamar hotel, tapi aku percaya kalau Kai bukanlah orang yang jahat.

"Kita baru kenal, lo nggak takut sama gue?" Tanyanya dengan pandangan bingung sekaligus kaget kearahku.

Aku dengan yakin menggelengkan kepalaku, "kalau lo jahat sama gue, lo udah melakukan hal jahat itu ke gue dari kemarin-kemarin. Gue percaya lo bukan orang kaya gitu kok," ucapku yang membuat dia tersenyum tipis.

"Thanks," ucapnya pelan, gue mengangguk.

"Di kamar ini cuma ada satu kasur, lo boleh tidur dikasur itu kok," ucapku yang membuatnya bingung, "terus, lo tidur dimana?" Tanyanya.

"Sofa juga muat," balasku yang membuat dia menggelengkan kepala, "lo tidur dikasur juga, gue janji nggak akan apa-apain lo," ucapnya. Aku mengangguk.

Sedikitpun aku tidak curiga atau meragukan Kai, aku percaya kalau dia tidak akan melakukan hal yang tidak diinginkan.

"Besok kita ke Orchard Road ya," ucapku, Kai sedang meletakkan ranselnya ke dalam lemari. Dia mengangguk.

"Lagipula, gue udah nggak punya list. Dari awal juga gue nggak ada list sama sekali," ucapnya lalu tertawa. Kai mendudukkan dirinya di kasur, tengah memangku laptopnya.

"Daripada lo duduk disitu terus, mending kita nonton horor, yuk!" Ajaknya, aku mengangguk.

Kai menyandarkan tubuhnya di sandaran kasur, dan aku duduk disampingnya dengan Kai yang memangku laptopnya. Dan berakhir dengan kita yang menonton film horor kesukaannya.

Dalam hati aku tersenyum, senang karena keinginanku untuk bersamanya untuk dua hari kedepan tercapai. Aku harap, aku bisa terus bersama Kai sampai seterusnya.






To Be Continue

Semoga sedikit terhibur, ayo kita bangkit sama-sama untuk menjunjung masa depan cemerlang.

Belom bisa update triplets sama oneshoot ya, guys.

Dont forget to be happy. You guys can find your happiness. I hope u guys always be happy and healthy❤️❤️❤️

Ini, ada selfiean gemes Milkrystal dan Kaipucino😁

Ini, ada selfiean gemes Milkrystal dan Kaipucino😁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kopi & Susu (On Hold)Where stories live. Discover now