(6) Susu : I want you back

583 116 30
                                    

Aku menyesap Cappuccino panas yang aku pesan di coffee shop Bandara. Sudah dua jam sejak Kai meninggalkanku di Bandara, mungkin saja dia sudah berada di pesawat dalam perjalanan menuju Jakarta.

Mataku hanya menatap kosong kearah minumanku. Aku sengaja memesan Cappuccino, karena mengingatkanku dengan Kai. Kaipucino, namanya yang unik selalu berada dipikiranku.

Berbagai kegiatan yang kami lakukan tiga hari ini selalu berputar dikepalaku. Rasa sesak kembali didadaku karena mengingat besok aku akan melakukan kegiatan liburanku sendiri. Padahal, tujuan utamaku memang ingin berlibur sendiri, tapi disaat aku ada kesempatan untuk berlibur sendiri, aku malah sedih dan menginginkan Kai untuk kembali.

Aku menghabiskan Cappuccino yang hanya tersisa tinggal sedikit, lalu berjalan menuju luar Bandara untuk memesan taksi. Setelah itu, aku meminta kepada supir taksi untuk menuju ke hotel tempat aku menginap.

Kali ini aku benar-benar sendiri. Tidak ada lagi Kai si penunjuk jalan di negara kecil ini. Rasanya, waktu tiga hari terlalu singkat untuk jatuh cinta, tapi itu yang aku rasakan pada Kai. Aku selalu nyaman berada didekatnya, aku selalu merasa terlindungi, aku selalu merasa bahagia.

Seharian ini sebisa mungkin aku tetap tersenyum, walaupun rasa sedih selalu hinggap setiap mengingat bahwa hari ini adalah hari terakhirku dengannya. Dan puncak kesedihanku saat kami menaikki wahana Bettlestar Galactica. Aku bukan menangis karena takut, ya walaupun ada rasa takut sepuluh persen, tapi selebihnya aku malah merasa sedih karena hari ini benar-benar hari terakhirku dengannya.

Melihat Kai berjalan menjauh tadi, rasanya aku ingin memanggilnya dan melarangnya untuk pulang. Aku ingin dia menemani liburanku, menghabiskan waktu dua hari untuk liburanku kedepan. Tapi nggak mungkin, karena aku bukan siapa-siapa Kai.

Sesampainya di hotel, aku langsung saja bayar pada supir taksi tersebut. Saat keluar dari taksi, aku mengusap wajahku dan menghapus sisa-sisa air mataku. Aku memasuki lobby hotel yang terlihat sepi karena hari sudah mulai menjelang malam.

Saat aku ingin memasuki lift, suara panggilan namaku terdengar membuat aku menolehkan kepala. Disana, Kai berdiri masih dengan ransel besarnya yang ia sampirkan di punggung. Dia tersenyum lebar, berjalan cepat kearahku dengan senyum konyolnya. Aku mengusap wajahku, meyakinkan kalau ini bukanlah khayalanku saja. Aku mencoba menyentuh dada bidangnya, dada yang katanya siap menjadi sandaranku 24 jam.

Dia tertawa pelan melihat aku masih saja menyentuh dadanya, lalu aku mencoba menyentuh pipinya, dan tawanya semakin terdengar kencang.

Aku yakin kalau ini adalah Kai. Kaipucino, lelaki yang beberapa hari ini menemaniku berkeliling Singapur, lelaki yang membuatku jatuh cinta dalam waktu singkat, lelaki yang menyiapkan dadanya untuk sandaranku. Air mataku tidak bisa aku tahan lagi, lolos begitu saja dari mataku. Langsung saja aku menghambur kedalam pelukan nyamannya. Dan Kai membalas pelukanku.

Aku menangis terisak didalam pelukannya, seperti anak kecil yang minta dibelikan permen oleh Ibunya.

"Sst, udah gak usah nangis. Gue nggak jadi pulang kok," suaranya terdengar di telingaku, sambil mengelus punggungku dengan lembut.

Aku tidak membalas ucapannya, malah semakin mengeratkan pelukanku. Rasanya ingin egois untuk menahannya terus bersamaku, sekarang ataupun nanti.

"Naik yuk ke kamar lo, nanti gue ceritain gimana gue bisa balik lagi," ucapnya lagi.

Kami pun menaikki lift dengan aku yang masih memeluk Kai, dan untungnya kami bisa sampai ke kamar hotelku dengan aku yang tidak mau melepas pelukanku darinya. Sedangkan Kai mengelus kepalaku dan punggungku bergantian.

Sesampainya di kamar, aku memberikan kartu kamarku pada Kai, dan dia membukanya. Aku melepas pelukanku setelah Kai mendudukkanku di sofa. Karena kamarku hanya tersedia dua single sofa, jadi aku didudukkan disalah satunya dan Kai berlutut didepanku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kopi & Susu (On Hold)Where stories live. Discover now