Part 1

830 52 5
                                        

Suara piring berdenting pelan di antara keenam orang di meja makan itu. Meja makan tim fisika yang sudah dikelilingi oleh keenam cowok ganteng itu tampak sudah penuh dengan makanan. Tapi mereka --Yanjie, Hyunbin, Dirga, Zam, Bejo, dan Juna-- tampak belum memulai acara makan mereka. Hanya Dirga yang mengaduk-aduk isi piringnya dengan tak sabaran.

"Dek Dirga, makanannya ya jangan diaduk-aduk gitu." ujar Bejo melihat dentingan piring yang dihasilkan Dirga sukses membuat semua yang ada di meja makan itu merasa risih.

"Gapapa, Ben. Lagipula memang Reihan dan Desyca benar-benar lama." Laoshi angkat bicara. Cowok bersurai pirang itu menoleh pada Dirga. "Ga, tadi kamu lihat Reihan lagi ngapain? Kenapa bisa lama begini?"

"Katanya dia bakal datang bentar lagi. Tadi lagi make hair dryer. Salah sendiri telat bangun."

Juna tiba-tiba bangkit berdiri. Segera melangkahkan kaki ke arah luar restoran.

"Eh? Mas Juna mau kemana?" tanya Bejo.

"Gua mau jemput Reihan. Sekalian ngeliat kenapa tuh anak lama banget. Lu pergi cek Desyca gih."

"Hm, tumben si Jeon-ah baik gitu. Biasanya cuek gak karuan." ucap Hyunbin dari tempat duduknya.

"Ge, plis. Namanya Juna. Bukan Jeon-ah." tegur adiknya yang membuat Hyunbin nyengir aneh. "Ben, kamu nunggu siapa lagi? Cepat jemput Desyca." sambung Yanjie disambut anggukan cepat oleh Bejo.

Bejo bangkit dari duduknya dan mulai mengambil langkah meninggalkan meja makan tim fisika. Dari tempat duduknya, Dirga menatap mas Bejo dalam diam. Terus diam seolah dia sedang memikirkan sesuatu. Ah, tidak. Dia memang sedang memikirkan sesuatu.

🐱🐰🐱

"Ah, itu mereka. Akhirnya." Hyunbin menunjuk ke arah Desyca dan Bejo yang sudah sampai duluan. Dari meja makan mereka tampak berjalan sambil membincangkan sesuatu. Sesekali Bejo tampak terkekeh kecil.

Dirga mengernyit. Apa yang sedang mereka bicarakan? Cowok itu penasaran.
'DEG' mata Dirga berubah sayu. Perasaan ini lagi. Ia bingung akan apa yang terjadi padanya. Akhir-akhir ini dia sering merasakannya. Perasaan gelisah dan kehilangan.

Dirga melirik ketiga cowok --dewasa-- di sebelahnya. Cowok berambut hitam itu ingin mendapatkan jawaban yang jelas atas apa yang sedang dialaminya. "Pak Zam." panggilnya. Pak Zam mengalihkan pandangan dari korannya. Menatap salah satu anak muridnya yang entah kenapa tampak sedikit jinak dari biasanya. "Pak Zam, kalau misalnya bapak merasa kehilangan akan sesuatu, tidak bisa berpikir jernih, dan selalu ingin merasa emosi, hanya karena sesuatu itu berada di tangan orang lain. Itu namanya apa pak?"

Zam menatap anak muridnya tak percaya. Kemudian segera menerawang. Memikirkan jawaban yang tepat. "Ini tentang cewek?" tanya Zam memastikan.

Dirga diam. "Mungkin?"

"Kalau soal itu jangan tanya bapak. Kalau bapak tau, bapak gak bakal jom--"

"Abang Zam, plis jangan baper." potong Hyunbin.

Dirga malah bergidik aneh --dan jijik-- dan segera menoleh menatap Yanjie berharap mendapat jawaban.

Hanya melihat saja, Yanjie tau Dirga mengaharapkan jawaban darinya. "Kebalikan dari rasa teritorial?" ceplos Yanjie langsung. Dirga malah mengernyit. Menelengkan kepalanya sedikit. "Hah?"

"Hahaha, seriously kalian ini. Anak murid kalian tambah bingung begitu." Hyunbin terkekeh. "Dirga, mungkin maksudmu perasaan cemburu?"

"Cemburu?" dikte Dirga

"Iya, biasanya didasari karena perasaan sayang berlebih kepada sesuatu itu." ujar Hyunbin. "Contohnya saja Yanjie merasa cemburu karena aku lebih ramah pada kalian daripada ke dia." tambahnya.

"Aku bukan cemburu hyun. Aku teritorial. Karena kau milikku" sergah Yanjie tampak tak setuju//ehh.

Dirga malah manggut-manggut. Seolah mendapat pencerahan. Tiba-tiba dia terdiam. 'Tunggu. Berarti aku sayang Desyca? Sayang lebih dari... Teman?"

HAI, HAI!!!
Hwang kembali!
Setelah beberapa lama bersemedi mencari ide, Hwang persembahkan 2D love Fanfict.
Hope You Guys like it~~❤

URLWhere stories live. Discover now