Jangan tinggalkan Jejak apapun tentang Arshaka

Mulai dari awal
                                    

Arshaka : Di ambil candid sama Evan. Hope you like it. Because I really like it. I think, We Look so harmounious is not it?

Terlihat serasi?

Yang benar saja. Aku malah terlihat seperti seorang fans yang tengah memenangkan lotere bertemu dengan artis, dan beruntung mendapatkan reward bisa menyuapi sang idola.

"pastry nya enak ga? " tanya Arshaka mendekati ku

Saat itu aku memang tengah berdiri luntang lantung, setelah sepuluh menit yang lalu selesai membagikan nasi bagian ku.

Dan Bang Yudis, salah satu anggota komunitas berbagi nasi sekaligus teman Evan membagikan pastry buatan toko nya.

Aku mengambil dua buah pastry, dan ketika tengah asik mengunyah Arshaka mendatangiku.

"bapak mau? "

"boleh"

"nih" aku menjulurkan sepotong pastry yang tengah ku pegang

Bukan nya mengambil nya dengan tangan, Arshaka malah memajukan wajah nya dan membuka mulut nya. Lalu menyantap pastry itu dari tangan ku tanpa merasa berdosa sama sekali.

Bahkan tanpa merasa risih, saat bang Yudis memberikan hadiah berupa 'cie cie' pada kelakuan nya barusan.

Damn..

Arshaka memang selalu pandai membuat ku menerka nerka, apa maksud dan tujuan dia melakukan hal hal konyol serta kode kode tidak jelas nya itu pada ku?

Dan jujur, aku tak bisa bohong kalau dia selalu sukses membuat debaran abnormal memacu jantung ku dengan semua kelakuan nya itu.

Belum sempat membalas WA dari Arshaka . Sebuah mantion di Instagram mencuri atensi ku. Nama akun Khadaffi muncul di notification Ig ku.

'Bismillah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Bismillah. Semoga aku dan kamu bisa menjadi kita yang di ridoi Allah ya my @NadaAruna'

Oh God.

Aku berkedip lambat memperhatikan foto yang Daffi mantion pada ku.

Foto ku dan Daffi yang kami ambil sabtu pagi saat di station. Senyum sumringah yang nampak di wajah kami berdua. Daffi yang nampak, siap untuk berjuang dengan keinginan nya memperkenalkan aku pada orang tua nya. Dan aku yang nampak bahagia, bisa di cintai oleh pria sebaik Daffi.

Aku perlu istikharah. . .

Memantapkan hati untuk membuka hati dengan menerima pinangan Daffi bukan hal yang mudah untuk ku. Tapi, aku yakin dalam sujud ku akan ada kemantapan hati yang Allah berikan jika Daffi memang jodoh terbaik yang sudah tertulis di lauhul mahfudz untuk ku.

Tapi foto di Ig ini membuat aku sadar, sudah tak seharusnya aku merasa tersipu dengan foto foto yang Arshaka kirimkan pada ku.

Sudah seharusnya juga aku tak membanding bandingkan Daffi dengan Arshaka saat Arshaka sendiri pun tidak jelas dengan apa maksud dan tujuan nya mendekati ku.

Ada Daffi yang jelas jelas ingin berjuang untuk ku. Untuk kami. Untuk masa depan yang ingin ku rangkai.

Dengan kesadaran penuh, jari jari ku mulai membuka galeri. Sebuah folder yang terotomatis menyimpan foto foto yang di kirimkan via WA menjadi target ibu jari ku.

Ketika membuka nya, dua foto ku dan Arshaka yang Ia kirim membuat ku tertegun untuk beberapa detik. Netra ku Menyapu gambar yang seharusnya tidak membuat hati ku berdebar. Dan tanpa pikir panjang lagi, ibu jari ku langsung menyentuh tombol delete. Menghapus foto foto tersebut. Menghapus setiap moment yang seharusnya terasa biasa saja. Tidak meninggalkan jejak sedikitpun, yang bisa membuat ku goyah dan mencondongkan harapan pada seorang pria yang susah move on seperti Arshaka.

Arshaka. Bahkan nama nya pun akan segera terhapus saat lelaki itu kembali Korea.

Jadi mulai sekarang, aku sudah harus terbiasa tidak meninggalkan jejak apapun tentang Arshaka.

Tinggal 5 bulan lagi, aku hanya harus bertahan bersikap sewajar nya pada bos arogan itu. Meninggalkan kesan yang baik, sebelum lelaki itu kembali ke Korea.

*****

"Jam berapa semalam nyampe kosan nya Daf? " tanya ku pada Daffi yang tengah memasukan sepotong roti ke dalam mulut nya

Saat ini memang jam baru menunjukan pukul 7 pagi. Masih ada sekitar 20 menitan lagi waktu ku untuk memulai pagi ku dengan obrolan bersama Daffi.

Kadhaffi saat ini tengah duduk di teras kosan ku. Mengacuhkan tatapan mbak Maya yang baru saja lewat di depan kami dengan tatapan sinis, mengajak main jambak jambakan dengan ku.

Dan aku sudah sabodo iblis dengan kelakuan Mbak Maya sejak dua bulan lalu itu. Bahkan tak mau ambil pusing, ketika perang dingin tiba tiba terjadi di antara kami berdua.

"Jam 3an deh kaya nya"

"oh ya, oleh oleh dari Yogja ada di rumah tuh" dagu Daffi mengedik ke arah rumah minimalis nya

"padahal ga usah bawa apa apa sih Daf" ujar ku seraya memakai pentopel hitam yang selama 8 bulan ini setia menemaniku berangkat ke kantor.

Daffi meneguk susu vanila nya.

"Ibu yang beliin. Kata nya buat calon mantu"

Aku terkekeh geli seraya menggeleng pelan.

"kamu dapat salam dari Ibu, dari ayah, sama dari Mbak Anggi juga. Kata mereka ga sabar buat ketemu kamu sayang" lanjut nya. Tangan Daffi terjulur mengambil sepotong roti lagi

"Oh ya? " aku meneguk susu vanila milik ku

Daffi mengangguk antusias

"Bulan depan, kita jadi ya ke Yogja. Kebetulan, ada acara ulang tahun Razka, anak nya Mbak Anggi. Jadi seluruh keluarga pasti kumpul. Moment yang pas kan, buat di kenalin ke seluruh keluarga besar"

Aku mengangguk. Dan merapal doa, semoga semua keluarga besar Daffi bisa menerima ku dengan baik. Dan semoga, kata kata Daffi bahwa Ibu, Ayah serta kakak perempuan nya memberi salam itu bukan hanya sekedar basa basi Daffi semata.

"Aku bener bener ga sabar sayang, pengen gembok kamu pake gembok buatan Tuhan. Biar aku ga perlu was was, takut kamu ditikung sama orang"

******

TBC

JANDA TAPI PERAWAN (JANDA RASA PERAWAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang