14. Happy Suki

84.4K 7.3K 444
                                    

Budayakan vote sebelum membaca, dan komentar setelah membaca

Ekspres jika penulis merasa bahagia dgn jumlah vote dan komentar (So banget pan Gue?? Bae ah, sakali kali. Hahahaha)

*****

Well, Happy Suki satnite pasti seramai ini. Antrian untuk mendapatkan tempat duduk semakin panjang. Uap uap berbau daging yang di panggang memenuhi aroma ruangan. Rak menu shabu shabu di kelilingi beberapa orang. Bahkan parkiran Happy Suki sudah tidak bisa menampung kendaraan lagi.

Dan aku makin ternganga, karena Arshaka mengajak dinner di tempat yang super ramai ini.

Siap siap deh kebas betis berdiri sekitar satu jam, hanya untuk menyantap Yakiniku sajah. Aku melirik ke arah kaki, merasa beruntung karena hari ini yang ku kenakan adalah flat shoes.

"Yuk" ajak nya dengan dagu yang Ia kedikan ke arah pintu masuk Happy Suki. Berjalan melewati antrian panjang pasangan pasangan muda yang masih menunggu di panggil pramusaji.

Aku mengangguk mengikuti Arshaka, mengekor berjalan di belakang nya.

Pramusaji bername tag Danu, nampak sumringah menyambut Arshaka.

"Pak" sapa nya

Arshaka mengangguk sekilas dengan senyuman lebar, dan bisa ku lihat wajah Danu yang nampak terkejut melihat wajah Arshaka yang terlihat ramah.

Ya, aku tau perasaan Danu sekarang. Sama heran nya dengan aku, melihat perubahan sikap Arshaka malam ini. Terlalu ramah dan sumringah.

"Siapa head Chef nya malam ini Dan? " tanya Shaka seraya melangkah masuk ke dalam Happy Suki

Di belakang nya aku dan Danu mengekori nya.

Selamat. Ga perlu antri.

"Chef Dika Bos" jawab Danu

Well. Seharusnya aku tidak kaget lagi, bukan nya terakhir kali aku ke sini, dan bertemu dengan dia, aku sudah bisa menebak kalau Arshaka ini owner Happy Suki. Tapi tetap saja aku masih merasa terkejut.

Muda. Memiliki pekerjaan dengan posisi tinggi dan gaji tetap setiap bulan. Dan memiliki bisnis sesukses ini.

Shit. Padahal kami seumuran, tapi kejomplangan kesuksesan ini membuat ku miris.

Tck. Sialan. Nasib ku gini amat.

Sampai di ujung koridor, ada sebuah tangga. Kami berjalan meniti satu persatu anak tangga. Di lantai dua, ada sekitar 10 meja besar yang penuh dengan pelanggan di dalam ruangan. Di balkon, ada sebuah meja besar yang kosong. Dan Arshaka mengarahkan ku ke arah sana.

Arshaka duduk di samping ku, dia menyodorkan menu ke arah ku.

"Mau pesan apa? " tanya nya

"Apa aja" jawab ku lebih peduli pada pemandangan langit malam yang nampak indah jika di lihat dari balkon seperti ini

Langit hitam terang, penuh bintang dan bulan purnama.

"Yakiniku, mau? "

"boleh"

"Sukiyaki nya mau? "

"Hmm. Enggak ah"

"pake nasi? "

"Enggak"

"minum nya? "

"Ice Lemon tea"

"Well. Belum berubah. Suka sekali sepertinya dengan Ice Lemon tea"

"Heh? " atensi ku tercuri dengan jawaban Arshaka. Tapi Arshaka hanya mengedikan bahu nya lalu berpaling ke arah Danu yang masih setia berdiri di depan meja kami

JANDA TAPI PERAWAN (JANDA RASA PERAWAN)Where stories live. Discover now