00.11

2.5K 371 26
                                    

"Won, buka pintunya. Sudah waktunya makan malam, kau belum makan seharian ini. Eomma tidak ingin kau sakit,"

Wanita paruh baya yang menyadang gelar sebagai ibu Wonwoo itu terus berusaha membujuk putranya.

Bukan hanya sekali atau dua kali, sejak kemarin Wonwoo belum makan. Masa bodoh dengan makan, membuka pintu kamarnya pun Wonwoo enggan.

Hal itu menambah kekhawatiran Ny.Jeon pada Wonwoo. Beliau tidak mengerti masalah seperti apa yang tengah Wonwoo hadapi, namun sedikit beliau tau bahwa ini menyangkut Mingyu.

Ya, eomma Wonwoo juga sudah tau. Sama seperti Hoshi, Ny.Jeon juga menyadari pandangan tak biasa Wonwoo pada Mingyu.

Meskipun saat itu mereka masih terbilang kanak-kanak, namun Ny.Jeon sudah menyadari kejanggalan itu. Beliau pun tidak akan melarang apabila dugaannya benar —bahwa Wonwoo menyimpan rasa untuk sahabatnya, Mingyu.

Akan tetapi, satu hal yang Ny.Jeon takutkan adalah perasaan Wonwoo yang mungkin saja tidak terbalaskan.

Beliau tidak ingin putra kesayangannya tersakiti. Terlebih, hal itu juga akan berdampak pada persahabatan putranya.




***


Hoshi menatap butiran salju yang masih saja berjatuhan. Tangannya ditengadahkan, membiarkan beberapa dari antara ribuan salju itu terjebak disana, untuk kemudian mencair.

Seakan memutus harapan dari butiran-butiran itu, Hoshi terus melakukan hal yang sama. Sambil memikirkan langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya.

Terkadang, kala ia memikirkan ucapannya pada Minghao tempo hari, ia pun merasa bingung.

Untuk apa ia berusaha untuk Wonwoo jika ia mengatakan bahwa tidak akan ada yang menang dalam persaingan ini?

Bukankah itu berarti bahwa usahanya akan sia-sia?

Entahlah, itu mungkin saja benar. Tapi dalam hatinya, Hoshi selalu ingin berjuang demi kebahagiaan Wonwoo. Sekalipun bukan ia yang bersama Wonwoo. Sekalipun Wonwoo membencinya, ia akan berusaha.





"Hosh," sebuah suara mengagetkan sang pemilik nama, membuat ia mengalihkan pandangan pada lelaki manis yang tengah berdiri di tengah guyuran salju. Xu Minghao.

"Kau, sedang apa disini?" Tanya Hoshi.

"Sebelum itu, bisakah kau membiarkan aku masuk?"

"Baik, masuklah,"

Minghao pun melangkahkan kakinya memasuki kediaman Keluarga Kwon yang nampak sepi hari ini.

"Dimana Paman dan Bibi Kwon?" Tanya Minghao sambil mengekori Hoshi dari belakang.

"Mereka sedang ke Seoul hari ini, mereka bilang ada urusan penting, jadi mereka berangkat sejak pagi, dan untuk Mingyu, ia juga sedang pergi, tapi aku tidak tau ia kemana." jelas Hoshi.

Minghao mengangguk mengerti kemudian mendudukkan dirinya di salah satu tempat duduk setelah mendapat instruksi dari Hoshi.

Sembari menunggu Hoshi yang tampak sibuk di dapur, ia memainkan jarinya gelisah.

Alasan kedatangannya pagi ini adalah untuk membicarakan masalah tempo hari.

"Minumlah,"

Minghao mendongakkan kepalanya kala suara Hoshi terdengar masuk ke telinganya. Di hadapannya kini sudah tersaji 2 cup coklat panas yang pasti akan cocok diminum saat cuaca dingin seperti ini.

Sambil mencecap rasa coklat yang menyentuh lidahnya, Minghao menatap ragu ke arah Hoshi. Sedang yang ditatap tampak curiga karena perilaku sahabat kecilnya.

"Jujur saja, apa maksud kedatanganmu kali ini?" Tanya Hoshi mengintimidasi.

Minghao tampak panik. Jemari yang menggenggam cup mulai gemetar.

"T-tentang perjanjian waktu itu—"

Hoshi semakin menajamkan tatapannya pada Minghao, menunggu namja itu menyelesaikan kalimatnya.










"Aku ingin menarik ucapanku,






"Aku tidak setuju dengan rencana menjodohkan Wonwoo dengan Mingyu," tuntas Minghao.


Hoshi tersenyum miring. Mungkin saja dugaannya selama ini benar.














"Jadi, kau juga menyukai Mingyu sama seperti Wonwoo?"






Minghao mendongak cepat, dengan tergesa ia membenarkan pertanyaan —pernyataan Hoshi, "Tidak, aku tidak menyukai Mingyu atau sejenisnya. Aku juga tidak berniat untuk menjauhkan Wonwoo dengan Mingyu, hanya saja—"




Minghao menundukkan kepalanya kembali. Sesaat kemudian ia menghela nafas.




































































"Ku pikir tidak akan berhasil untuk memaksakan perasaan pada orang lain."



































Tbc.

Published on Oct 7th 2017





Hae, aku balik lagiiii, ada yg nungguin g??

Btw thanks bwat 1k+ readerss(╥_╥) rin seneng hwhw

Keep vomment kawandssss

[✔] A Piece of You ☆ MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang