00.08

2.5K 382 18
                                    

"Teman-teman, Minghao sudah kembali ke Changwon!!"

Teriakan itu, menyadarkan Wonwoo dan Mingyu.

Membangkitkan masing-masing rasa yang terpendam dalam diri mereka oleh karena nama itu.

Nama yang dirindukan, juga tak diharapkan.

Xu Minghao, ia sudah pulang.

Wonwoo tersenyum miris menatap punggung Mingyu yang mulai menghilang dari pandangannya.

Setelah mendengar teriakan Hoshi, tanpa babibu Mingyu berlari meninggalkan taman.

Namun tidak untuk Wonwoo yang terbujur kaku, dan Hoshi yang lagi-lagi menyesali ucapannya.

Hoshi menatap punggung Wonwoo yang bergetar. Samar-samar ia bisa mendengar isakan.



Sakit.

Hal itu menyakiti Hoshi.

Bagaimana cara Wonwoo menangisi Mingyu telah menyakiti hatinya.

Bahkan Hyeongseob dan Woojin yang sejak tadi bersuara mulai diam. Seakan mereka mengerti dengan situasi saat ini.

Jika bisa, Hoshi ingin merengkuh tubuh rapuh itu. Mendekapnya, memberinya kehangatan juga kenyamanan. Namun, bagai menggapai bintang, apa Hoshi mampu?

Yang bisa dilakukan Hoshi saat ini hanyalah diam. Berpura-pura seolah ia tak ada disana. Diam, dan menganggap semua tak pernah terjadi.




***


"Minghao!" Yang dipanggil menoleh ke sumber suara.

Wajah yang tadinya tak berekspresi mulai menampakkan senyuman.

Senyuman yang begitu dipuja oleh seorang Kim Mingyu. Senyum yang telah menguasai hatinya selama beberapa tahun terakhir.

Dan kini, Mingyu kembali melihatnya.

Tanpa aba-aba, Mingyu berlari ke arah Minghao. Menarik tubuh yang lebih kecil darinya, lalu memeluknya erat. Menyalurkan rasa rindu yang terkumpul dalam hatinya.

Tak butuh waktu lama, Mingyu merasakan pelukannya dibalas. Lengan kurus milik Minghao memeluknya tak kalah erat.






"Bogoshipo,"

"Nado,"





Dalam pelukan itu mereka berbisik. Saling membalas dengan kata singkat yang menenangkan.

Tanpa mereka sadari, kedua anak adam tengah menatap mereka dari kejauhan.
















Dengan nafas yang belum teratur, Wonwoo mencoba menetralkan degub jantungnya yang tak biasa.

Matanya panas, hatinya sakit melihat pemandangan di hadapannya.

Mingyu dan Minghao yang tengah berpelukan.

Jelas. Cukup jelas Wonwoo melihat itu. Sampai pandangannya kabur oleh air mata yang menggenang di pelupuknya.

Demi Tuhan, Wonwoo tak pernah ingin terlihat lemah di hadapan siapapun. Maka dari itu, tanpa pikir panjang, Wonwoo melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu.

Ia berlari melewati Hoshi yang juga menatap sendu ke arahnya. Wonwoo tak peduli. Ia hanya butuh waktu sendiri.

Tanpa arah dan tujuan. Kira-kira seperti itulah Wonwoo melangkah saat ini.

Matanya sembab dan hidungnya merah. Dengan terhuyung-huyung Wonwoo berjalan melewati kerumunan anak-anak yang tengah menikmati coklat panas di taman.

Ia menduduknya dirinya di atas ayunan tua yang termakan usia.


Tangannya meremat kuat-kuat mantel hitam yang dipakainya. Samar, terlihat cairan bening menetes dari pelupuknya. Cairan itu nampak terbias oleh sorot lampu mobil yang melintas di jalanan.









"Wonwoo!" Panggil seseorang.

Buru-buru Wonwoo mengusap air matanya yang terjatuh. Lalu ia pun menoleh dan mendapati Hoshi tengah berdiri di belakang sana.

Wonwoo membulatkan matanya ketika menyadari sesuatu yang aneh dari sahabat kecilnya.













Mata itu,
























Juga sama sembabnya dengan milik Wonwoo.



















Tbc.

Published on Sept 25th 2017

12.14

[✔] A Piece of You ☆ MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang