Robert Davila

73 2 0
                                    


Hidup sembarang hidup. Kita makan, minum, beraktivitas, berlari, tidur, dan merasakan segalanya berjalan normal. Kejadian yang berulang seringkali menghilangkan makna. Kita lupa bagaimana menakjubi kaki yang kuat, tangan yang lengkap, badan yang sehat. Jadi lain ceritanya di hadapan seorang manusia yang memiliki keistimewaan sekaligus keterbatasannya.

 Jadi lain ceritanya di hadapan seorang manusia yang memiliki keistimewaan sekaligus keterbatasannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini sedikit berbelit. Seseorang yang terhubung dengan tali persaudaraan yang unik, kisah yang mengharukan, dan mengajak kita seharusnya lebih banyak bersyukur dibandingkan sebelumnya. Robert Davila ialah seorang yang memiliki keterbatasan fisik. Sejak kecil, ia lumpuh dari leher hingga kaki. Dia diayomi di rumah perawatan khusus di salah satu negara bagian Amerika. Tentu saja, dengan keterbatasan ini, tidak mudah baginya untuk melakukan berbagai hal. Baik kemandirian sederhana yang rutin, apalagi menerjang tantangan lainnya di dalam hidup.

Rumah khusus itu memiliki kegiatan positif guna membangun karakter para pasiennya. Kerap kali para pastor atau pemuka agama datang untuk memberikan ceramah, melakukan pelayanan dan menghibur mereka. Robert memiliki teman akrab selama tinggal disana. Suatu kali, sang teman bercerita bahwa sebentar lagi ia akan menjalani operasi khusus guna mendapatkan donor organ yang diperlukannya. Berharap operasi itu akan memberikan hidup yang lebih baik baginya. Nasib berkata lain, tatkala Robert mendapat kabar bahwa sang teman ternyata meninggal di meja operasi. Ia sangat sedih kehilangan teman yang paling berharga bagi dirinya. Sebagai bentuk empati keluarga duka, diberikanlah kalung salib kesayangan kepada Robert sebagai bagian dari peninggalannya sebelum menemui ajal. Kalung itu pun diterima Robert dengan haru, betapa ia merindukan pertemanan mereka.

 Kalung itu pun diterima Robert dengan haru, betapa ia merindukan pertemanan mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu malam yang tak pernah terbayangkan olehnya. Ia bermimpi aneh yang bukan main. Di dalam mimpi itu, Robert berdiri tegak dengan kedua kakinya. Di samping kirinya ia melihat salib berdiri tegak. Sementara tak jauh dari tempatnya berdiri, tampak sekelompok orang sedang mengitari seorang pemimpin yang tampak penting. Seorang yang dikelilingi itu bercahaya terlindungi. Rasa penasaran membuat dirinya menghampiri dan bertanya siapakah lelaki itu. Dan lelaki itu memperkenalkan diri bernama Muhammad, seraya menunjuk ke arah Salib. Berkata : "Ketahuilah, salib itu hanyalah hamba. Dia tak patut untuk disembah". Selepas perkataan itu, Robert terbangun dari mimpinya.

Dia tak dapat melupakan mimpi ganjil yang amat luar biasa merasuk ke dalam jiwanya. Dia meminta dibantu untuk bisa berselancar di dunia maya untuk mencari perihal seputar Muhammad. Dia mendapatkan Muhammad sebagai seoarang nabi yang mengajarkan agama Islam kepada umat manusia. Robert mempelajari lebih jauh tentang Islam dan kitab sucinya. Tentu saja dia mengalami banyak kesulitan, terlebih Al Quran yang dengan Bahasa Arab yang tidak dia pahami. Dia mempelajari bagaimana syarat seseorang masuk Islam. Kalimat syahadat akan mengantarkannya kepada keislaman. Dia terpesona dan pertanyaannya seputar kedudukan Jesus di dalam Al-Qur'an pun terjawab. Dia pun bersyahadat, meski tak seorang pun menyadarinya. Dia menyembunyikan keislamannya dari siapapun.

Dengan keislaman yang sembunyi-sembunyi, Robert berusaha keras menghapal Al-Qur'an semampu dirinya. Akhirnya, dia berhasil menghapal 10 ayat pendek, subhanallah. Hapalan ini menjadi wiridnya sehari-hari, yang dia lafadzkan dalam keterbatasan. Suatu hari, datanglah seorang Amerika berketurunan Mesir untuk melakukan rutinitasnya membersihkan ruangan. Tak sengaja, dia mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an. Alangkah terkejutnya, darimana kah asal suara itu. Merasa terpana, kepada Robert lelaki itu bertanya : "apakah yang kau bacakan tadi?". Aku membaca al-Qur'an, karena aku sedang berusaha menghapalnya". Percakapan itu pun berlanjut, "Bagaimana kau melakukannya? Bukankah ini lingkungan kekristenan?". Robert pun berkata : "Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah nabi Allah. Aku mencarinya di internet, lalu aku pun mengimaninya". Lelaki keturunan Mesir itu tak lain adalah seorang muslim yang sudah lama tidak kehilangan rasa keislamannya. Dengan berurai air mata, dia berkata Robert : "Hai kawan, aku ingin kembali. Aku ingin merasakan nikmat agama ini lagi". Mereka pun menjalin persahabatan. Menemukan iman dengan caranya sendiri. Kadang kita mengira telah melakukan banyak hal, merasa lebih jasa dan sempurna. Kesempurnaan palsu yang tak membuat kita mengecap indahnya hidayah Allah Swt. Sementara orang tertentu, yang jauh dari kemungkinan-kemungkinan, mendapatkan satu kemungkinan terpenting yang merubah jalan hidup. Memantaskan diri memeluk hidayah, bertambah takwa meski satu anak tangga. Tiada yang lebih menyempurnakan dari sempurnanya iman. []

 []

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



*)Perjalanan spiritual, hasil nongkrongin video bagus Ustadz Nouman Ali Khan. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan

Cuap-cuap Islami Where stories live. Discover now