"Tak ada bukti!" Erang Aisozou.

"Ada. Karena dia yang melihat kau secara terang-terangan ditembak oleh perempuan itu," ucap Shoya santai.

"Wah ... kurasa perempuan itu sedang sakit hingga menyatakan rasa pada pesakitan sepertimu," olok Sagi.

"Argh! Terserah kalian saja! Intinya aku tidak punya pacar dan bukan pesakitan!" geram Aisozou.

Ryuusei, Sagi, dan Shoya hanya terkikik geli melihat Aisozou yang benar-benar bersumbu pendek. Dengan tawa, mereka pun segera mengikuti langkah Aisozou dari belakang.

*****

Sementara itu, di markas para Kisedai -sebuah ruangan di pojok sekolah yg dibangun khusus untuk mereka-, Shuuna pun diinterogasi habis-habisan.

"Jadi, katakan Shuuna. Siapa perempuan yang menembak Aisozou?" Keiko memangku wajahnya tepat di depan gadis itu.

Shuuna menarik napas. Berat. "Aku harus bilang berapa kali? Aku tidak tahu menahu perihal Ai-nii mempunyai pacar atau tidak," jawabnya pada pertanyaan yang entah sudah ke sekian kalinya itu.

"Bukannya kau adiknya? Seharusnya informasi seperti itu diketahui satu keluarga," timpal Atsumi.

"Tapi Ai-nii bukan sepertiku yang akan menceritakan semuanya di rumah," balas Shuuna.

"Jadi dia tertutup untuk masalah ini? Bukankah itu berarti kemungkinan besar ia memiliki pacar?" Reisa menyambung kalimat itu. Membuat Shuuna merasa jengah.

"Ck, lalu? Apakah kau pernah melihatnya bertingkah aneh yang berkaitan dengan perempuan? Maksudku, mungkin saja kan dia menyimpan foto kekasihnya itu di dalam ponselnya?"

Pertanyaan beruntun dari Tachieko membuat Shuuna membeku. Karena ia tahu benar apa isi galeri ponsel kakaknya itu. Dan ia yakin. Perempuan itu belum memiliki status yang jelas di sisi Aisozou.

"Raut wajahmu menyembunyikan sesuatu, Shuuna-san."

Shuuna menoleh ke sumber suara dan mendapati Tetsuna yang tersenyum manis padanya. Sekali lagi, ia merasa bimbang.

"Oy, Shinka! Kau belum memberikan pendapatmu tentang hal ini." Celetukan Keiko membuat semua mata memandang pada gadis bersurai hijau itu.

Merasa diperhatikan, membuat Shinka segera menutup buka yang sedari tadi menutupi wajahnya. Sekilas, ada guratan aneh pada wajahnya itu.

"Terserah dia saja. Entah dia mau berpacaran atau tidak, itu bukan urusanku, kan?" ucap Shinka seraya menaikkan kacamatanya. Terlalu sarkastik.

Semuanya terdiam. Itu memang benar. Tapi tetap saja. Mereka harus mengetahui hal ini.

Pintu di belakang terkuak. Menampilkan empat sosok ikemen yang meributkan sesuatu.

"Nah, akhirnya biang kerok masalah datang juga," ucap Tachieko dingin.

Ryuusei, Aisozou, Sagi, dan Shoya langsung berhenti. Keempat manik mata beda warna itu memandang kerumunan kaum hawa di depannya.

"Ada apa ini? Mengapa semuanya berkumpul di sini?" Aisozou membuka suara. Terlebih melihat Shuuna yang menghampirinya.

"Ini semua karena gosip tentangmu yang memiliki pacar, Niichan," ujar Shuuna. Manik cokelatnya menatap onyx milik Aisozou. Mencoba menyampaikan rasa keingintahuan yang besar.

"Gosip itu lagi?! Argh!! Itu tidak benar sama sekali! Aku tidak punya pacar!" Aisozou menggeram. Suhu pikirannya yang sempat menurun kembali naik.

"Lalu, siapa sosok gadis yang menembakmu di lorong ruang musik lusa kemarin?" Atsumi memasukkan sekeping keripik kentang ke dalam mulut. Mengunyahnya, sebelum akhirnya menatap Aisozou lekat.

[Hiatus] Random [Author's Book]Where stories live. Discover now