Last Breath

696 4 0
                                    

Aku , Jerremy, Dean, Kylie dan Brad mengendarai mobil menuju rumah sakit dimana Alison, Lavender dan Brad membawa Adele

Dean menepuk pundakku, ketika aku menghela nafas untuk yang kebeberapa kalinya Aku tau dia mencoba menenangkanku , tapi itu tak berhasil sedikitpun

“ dia baik-baik saja” ujarnya                                            

Aku menatapnya kecut “ bagaimana kau tahu dia baik-baik saja saat 2 peluru telah menghabiskan banyak darahnya “ ujarku

AKu masih depresi, Jerremy dan Kylie bertingkah agak aneh sejak mereka berdua, entah apa yang terjadi aku tak peduli, aku hanya peduli pada keadaan Adele

45 menit perjalanan kami pun sampai  hospital aku keluar dengan segera, berlari ke ruang UGD diikuti oleh teman-temanku dibelakangku Di ruang tunggu, aku menemukan Alison dan Lavender duduk bersamaan sambil terlihat berdoa

“ Lavender?” ujar Jerremy tak percaya ketika melihat Lavender ada disini

Kami semua menatap Jerremy dan Lavender ketika mereka berdua saling bertukar pandang disituasi yang kaau Tapi aku sungguh tak begitu peduli

KAmi semua masih terdiam dalam sepi dan Lavender masih memandang Jerremy seakan-akan dia adalah seorang Alien, aku pun berkomentar untuk memecah hening

“ hey, Adele bagaimana dengannya?” tanyaku, sambil menyadarkan mereka berdua bahwa ada hal yang lebih penting dari ego kalian

“ Logan, entahlah” ujarnya menggeleng pelan

AKu mengerutkan alisku, dia tahu namaku tapi aku tak mempedulikannya karena mungkin akhir-akhir ini situasi sangat gila

AKu masih menatap Lavender dan matanya mulai berkaca-kaca, aku punya firasat buruk tentang ini, tapi seorang dokter yang tiba-tiba muncul dibelakang Lavender mungkin tahu jawabannya

“ you are Adele Thiel’s relative?” Tanya dokter tersebut sambil membawa papn berjalan dan pulpen

“ yes” ujarku mengangguk pelan

Dokter itu menatapku sekilas, dan aku tahu bahwa ada yang tidak beres

“ aku rasa, seorang bernama Logan Lerman dan Lavender Rose harus masuk” ujar dokter tersebut dengan ekspresi khawatir yang semakin mendebarkanku

Aku bertukar pandang sekilas dengan Lavender dan Jerremy mencolek pinggangku, aku menatapnya dan dia menukar tatapan heran padaku

AKu tak melakukan apapun keuali menggangguk, menguapkan terimakasih dan masuk keruangan yang ditunjuk bersama Lavender

Aku membuka pintu dengan perlahan lalu aku melihat banyak selang yang mentransfusikan darah kedalam tubuhnya, Adele terlihat sangat lemah dan pucat, matanya tertutup tapi bibirnya mengatakan sesuatu

“ Lavender, is that you?” gumamnya setengah sadar

Lavender langsung menghampiri Adele dan memberinya pelukan hangat yang dibalas pelan olehnya, aku bisa mendengar isakan Lavender dan dia mencoba untuk tidak menangis Adele mengusap rambut Lavender dan memberikan senyum padanya

“ thank you” ujarnya pelan

AKu bergerak mendekat, dan Adele menatapku dengan mata birunya yang hampir kelabu, rasanya mataku mulai blur dan tak dapat melihatnya dnegan jelas, tapi kutahan air mataku agar tak tumpah

“ come loser” ujarnya pelan

AKu berlutut dibawah bednya sambil memgang jemarinya dan memberikan kecupan ditangannya Aku mengusap rambutnya dan air mata membasahi pipinya, lalu terdengar isakan yang entah apa artinya

“ katakan apa yang terjadi?” pintaku menatapnya sambil menghapus air matanya dnegan ibu jariku

“ seandainya aku punya cukup waktu untuk itu” tangisnya

Aku menatapnya dengan mata yang berkaca

“ kau tak akan meninggalkanku kan?” tanyaku sambil mengusap rambutnya

“ semua ornag pasti akan pergi Logan” isaknya

Air mataku membasahi pipiku dan Adele meletakkan tangannya di pipiku

“ listen, even thought we have broken, we still friend right?” ujarnya pelan

Aku mengangguk “ always”

Adele tersenyum “ sorry, to avoid you, i-“ Adele menarik nafas panjang, jantungku berdetak

Lalu Adele menatap Lavender yang membuka pintu kamar dan terlihat Alison, Kylie, Brad, Dean dan Jerremy berdiri disana menatap kami

“ kalian semua telah menjadi teman yang baik bagiku, dan aku mengucapkan terimakasih” ujarnya sambil kembali menarik nafas panjang

“ Lavender, terimakasih telah menjadi sahabat terbaik yang pernah ada” ujar Adele dengan air mata membasahi ppipinya turun semakin deras

Lalu dia memalingkan wajahnya kepada Jerremy “ mungkin ada yang harus diperbaiki antara kalian berdua, dan aku minta maaf terlalu banyak ikut campur, will you forgive me?”

Jerremy mengangguk pelan

“and Alison, I know that there’s something between you two, and I really wish can see you both together,” ujar Adele tersenyum

Alison meneteskan air matanya, aku tak pernah tahu mereka saling mengenal atau apapun, tapi Adele menatapku kembali dan tersenyum, lalu terisak dengan sisa nafasnya dan gerkan yang kaku, dia meletakkan jarinya pada pipiku yang telah membasah karena air mata yang turun deras

“ I will always love you,” ujarnya pelan

“ I will always love you and never forget you”

Dia menarik pelan daguku da aku mendorong wajahku mendekati bibirnya dan memberikannya kecupan terbaik yang mungkin akan aku berikan padanya dan yang terakhir

Dan dinafas terakhirnya, aku dapat merasakan bibirnya yang terdiam dan mendingin, aku melepas bibirnya dengan air mata membasahi pipku, dan akupun terisak, Lavender terisak histeris dan Jerremy meletakkan kepala Lavender di dadanya

Suasanya menghening dan aku masih membelai rambut Adele dan menyesali apa yang terjadi, lalu seketika Mr Thiel mendobrak pintu dan menyingkirkan kerumunan dan menangis sejadi-jadinya

“ Adele, my daughter, what?” ujarnya sambil meletakkan tangannya di kening Adele dan mendorongku kebelakang

Mr, Thiel menagis sekeras-kerasnya, aku tak pernah melihat orang seperti Mr Thiel menangis, tapi bagaimanapun juga, siapa yang akan tahan ketika orang yang dicintai harus pergi

Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang