(Draft Baru) Bab 3: Tiga Kata: 'I Love You'

5K 321 14
                                    

3.

TIGA KATA: 'I LOVE YOU'

Omega mengerjapkan matanya. Bingung adalah hal pertama yang dia rasakan. Segalanya terasa asing atau mungkin juga tidak. Setelah menginventori beberapa sudut ruangan, dia mulai mengenali ini adalah studio apartemennya. Dari tempatnya tidur sekarang, dia bisa melihat dapur bersih dengan sekat pemisah dapur kotor di sisi belakangnya.

Hari apa ini?

Diperiksanya ponsel yang ada di atas nakas. Tanpa beranjak dari kasur, Omega mengambil ponselnya. Layar menunjukan tulisan 'Sun' di pojok kanan atas. Masih hari minggu. Berarti dia cuma tepar satu hari. Berarti rasa sakit yang tiba-tiba datang lagi itu baru saja terjadi kemarin.

Aneh sekali, kenapa sakit itu muncul lagi? Rasa sesak dan sakit ini kerap muncul saat Omega SMA sampai menjelang kepulangannya dari Amerika setelah menyelesaikan kuliah. Ada angin apa sampai sakit ini muncul lagi setelah sekian lama berhenti menganggu kehidupan Omega?

Ponsel di tangannya bergetar.

Barry calling. Tulisan itu muncul di layar ponsel.

"Ya?" Omega mengangkat sambungan telepon itu.

"Kamu ada di rumah? Kamu udah bangun? Kamu kenapa lagi? Kamu mau makan apa, nanti aku bawain? Tunggu ... Kamu bisa makan kan? Kamu sakit di mananya?"

"Barry nanya satu-satu," pinta Omega begitu mendengar rentetan pertanyaan dari pacarnya yang pagi-pagi sudah menelepon.

"....." Barry langsung terdiam.

"Bar?" Omega bertanya memastikan kalau-kalau sambungannya terputus karena tiba-tiba suasana jadi hening.

"Maaf," Barry berujar memberi kepastian bahwa sambungan ini tidak terputus.

"What?" Omega bingung dengan permintaan maaf dari Barry.

"Maaf soal minggu kemarin aku ngambek nggak jelas dan malah marahin kamu di mobil. I am really sorry."

Omega bisa mendengar ketulusan Barry.

"Permintaan maaf diterima," ujar Omega tanpa pikir panjang.

"Thank you ..."

"Iya, sama-sama. Aku juga minta maaf."

"No! Kamu nggak salah, oke?" Barry segera menanggapi, "Aku yang keterlaluan. Harusnya setelah sekian tahun kita jalan bareng aku lebih mengerti kamu."

Omega bingung harus menanggapi bagaimana. Dirinya hanya bisa terdiam dan mendengar suara Barry di ujung telepon, "Kamu kenapa sih ini? Aku lagi otewe ke apartemen kamu, tapi nggak tahu kamu sakit apa. Jadi aku nggak bawain obat apapun."

Aku juga bingung Barry. Omega berujar dalam hati. Meski yang keluar dari mulutnya kemudian adalah jawaban lain. Jawaban yang lebih bisa diterima, "Do you remember I often got a heart attack or sudden sore in my chest? Kemarin tiba-tiba aja dada aku sakit lagi."

Barry menghela napas khawatir dan menanyakan,"Mau periksa ke dokter?"

Omega menggeleng dan bicara, "Nggak usah. Kamu ke sini aja udah cukup. Lagian kamu dengar sendiri kan waktu di New York, dokter bilang nggak ada masalah apa-apa sama jantung ataupun paru-paruku. Mungkin aku cuma lagi capek aja."

"I'll be there in ten minutes," suara Barry terdengar begitu yakin.

"Sharp. Nggak pakai telat," Omega berkata sok memerintah dan Barry tertawa.

[SUDAH TERBIT] ALFA & OMEGA #1 (The Wattys 2016)Where stories live. Discover now