(Draft Baru) Bab 1 : Satu per Satu Semua Berganti

8.4K 480 10
                                    

1.

SATU PERSATU SEMUA BERGANTI

"Mbak Mega! Mbak Mega!" seseorang memanggil nama Omega. Maka perempuan dengan balutan kemeja warna salem serta rok span yang sepadan itupun mengehentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang. Ternyata Siska dari bagian human capital yang memangilnya.

Siska berjalan mendekati Omega yang sekarang sudah berhenti dari aktivitas berjalan. Setelah Siska sampai dekat tempatnya berdiri, auditor yang terkenal karena karier cemerlang di kantornya itu baru bertanya, "Kenapa, Siska?"

"Mbak ... uh ... Mbak Mega dica .. dicariin Pak Gilang katanya urgent .." Siska bicara dengan napas tersengal hasil berlari mengejar Omega. Karena earphone portable yang Omega pakai, dia tidak mendengar Siska memanggilnya sedari tadi.

"Oke deh, nanti setelah urusan sama divisi tax selesai, saya akan ke bos GT," ujar Omega pada Siska.

Siska tersenyum. "Oke Mbak, makasih. Maaf ganggu ya, Mbak."

"Nggak kok."

"Oke mbak, saya permisi dulu kalau gitu." Siska tersenyum lalu berbalik arah dan pergi lagi menuju ruangan human capital di ujung lorong.

Bos GT adalah salah satu partner dan pendiri kantor akuntan publik alias KAP tempat Omega bekerja. Bapak Gilang Tismodiredjo S.E, A.k, MBA, MA, CA , CPA alias Bos GT – panggilan orang-orang kantor untuknya. Omega mulai memutar otaknya. Kalau dia diminta bertemu bos GT pasti urusannya berhubungan dengan klien baru yang akan masuk ke timnya. Klien baru sama dengan kerjaan baru. Kerjaan baru sama dengan kerjaan bertambah. Kerjaan bertambah sama dengan bulan-bulan peak season yang makin bertambah berat di depan sana nanti. Kalau sudah begini Omega hanya bisa menyesal mengapa dulu mengambil kuliah jurusan ekonomi dan memutuskan jadi auditor. Bulan peak season yang sudah ada di depan mata membuat kepalanya makin pening.

***

Ini sudah jam 3 sore dan si calon klien belum datang juga. Astaga, dia kira aku cuma mengurusi perusahaannya aja apa? Omega merutuk dalam hatinya. Kalau bukan karena pesan Bos GT tadi siang bahwa klien ini adalah klien premium alias klien kelas besar, Omega sudah akan menjadwal ulang pertemuan pertama hari ini.

"Ingat ya, Omega. PT Golden Greek ini sangat penting. Kita akhirnya bisa meyakinkan mereka untuk pindah KAP jadi jangan sampai mereka memutuskan kontrak dengan KAP kita," wejangan Bos GT masih terngiang di kepalanya. Iya sih tahu klien premium berarti juga pundi-pundi emas menanti di neraca revenue KAP tapi masa sampai mengorbankan klien yang lain?

Harusnya Omega bertemu dengan perwakilan dari PT Golden Greek jam 1 siang tadi sekalian lunch. Sayangnya, sampai jam 3 si so called perwakilan ini nggak datang-datang juga. Hal yang membuat Omega semakin kesal adalah mendadak semua Partner lain seakan hilang ditelan bumi, membuat dia jadi harus mengerjakan pekerjaan ini. Padahal Omega baru senior manager, itu pun baru beberapa bulan yang lalu diresmikan. Junior partner saja belum tapi sudah disuruh menghadapi klien macam ini. Bos GT itu kadang-kadang tidak bisa diikuti jalan pikirannya.

"Siang, maaf saya terlambat," seseorang duduk di depan Omega dan membuatnya mengalihkan pandangan dari layar ponsel.

"Iya nggak papa, Pak Al, loh? Mas Alfa?" Omega terkejut memandangi lelaki yang kini terduduk di hadapannya. Perempuan itu masih tidak tahu apa yang sedang terjadi. Pikriannya mengokupasi hampir seluruh kesadarannya. Tunggu. Kenapa Mas Alfa ada di sini?

"Loh, Mega? Tunggu, tunggu. Jadi kamu si 'Bu Omega' dari kantor akuntan publik itu, toh?" Alfa tertawa dengan suaranya yang renyah.

"Mas Alfa orang dari PT Golden Greek? Astaga! Tahu gitu aku batalin aja jadwal hari ini. Mas telat banget, gila ini udah jam berapa?"

[SUDAH TERBIT] ALFA & OMEGA #1 (The Wattys 2016)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang