Chapter 9 : Learn the truth

273 37 2
                                    

Sebuah sosok tinggi keluar dari arah pintu itu. Monita langsung berteriak dan lari ke kamarnya, sementara Elena mengambil benda terdekat yang bisa ditemukannya, dan benda itu adalah cermin. Dia pernah mendengar kalau hantu takut melihat wujudnya sendiri di cermin, dan Elena mengarahkan cermin itu kea rah pintu. Sementara Laura memposisikan telunjuknya di pemantik pistol, siap menembak.

“Kau… apapun dirimu. Kau lebih baik pergi. Atau aku akan memanggil paranormal untuk mengusirmu.”

Sosok itu menapakkan kakinya keluar dari gudang dan saat itulah Laura melihat dengan jelas rupa sosok itu. pria tua dengan topi runcing dan janggut putih panjang. Dan satunya lagi seorang pria yang jauh lebih muda, bahkan lebih tampan kalau boleh Laura mengakui, mengenakan jubah merah ala Eropa abad pertengahan, dan sejenis mahkota di dahinya.

Tanpa diduga sang anjing langsung melompat dan menggosok-gosokkan kepalanya ke kaki pria yang tua. Mata Laura terbelalak tak percaya.

“Hentikan itu, Maxi!” Desis Laura. Dia mendengar kedua pria itu berdecak geli dan ia kembali menatap kearah mereka.

“Siapa kalian dan apa mau kalian?” Tanya Elena tajam sebelum Laura membuka suara.  Tangannya tetap mengarahkan cermin kearah dua pria itu, membuat keduanya mengernyit kebingungan pada sikap aneh si gadis.

Pria yang lebih muda mengangkat tangannya dan bicara dengan suara yang merdu, “Kami bukanlah musuh.”

“Yah, keluar dari gudang yang tidak pernah dipakai bertahun-tahun. Berpakaian seperti orang aneh. Dan menggedor pintu rumah kami malam-malam. Tentu saja kalian adalah tamu yang baik.” Kata Elena sarkastik.

Tanpa diduga pria berjubah merah itu berdecak terhibur. “Dia benar-benar mirip seperti kaptenku. Ah, dimana tata krama kami. Izinkan kami memperkenalkan diri My Lady, namaku Elrond, dan temanku ini Mithrandir. Salam hormat.”

Kedua pria itu membungkuk, membuat Laura kikuk dan segera menurunkan pistolnya, ikutan membungkuk ala putrid bangsawan. Hal yang membuat Elena memutar bola mata. Tapi kemudian ia membulatkan matanya lebar-lebar.

"Tunggu!" Seru Elena , mengamati kedua orang didepannya seperti seorang murid mengamati spesimen langka. "Elrond? Mithrandir? Kalian pasti bercanda!"

"Apa maksudmu, My Lady?" Tanya Elrond kebingungan.

"K-kau Elrond Earendilion?" Mata Elena tidak berpaling dari sosok didepannya. Sedangkan tubuh Elrond menegang ketika mendengar nama kelahirannya disebut-sebut. "Orang yang menguasai Rivendell? Kau sungguhan Lord Elrond? Tidak mungkin!" Kini Elena berceloteh dan terlihat seperti orang gila. Dia beralih ke pria tua jangkung disamping Elrond. "Dan kau Gandalf the Grey. Aku tahu kau! Kau si pengembara kelabu yang terkenal itu kan? Kau salah satu Maia!"

Kini giliran Gandalf yang diterpa shock oleh pengetahuan gadis itu tentang dirinya. "My Lady, bagaimana...." kata-katanya terpotong saat tiba-tiba Elena memekik kegirangan dan menyalami kedua pria itu histeris.

"Oh senang bertemu kalian! Aku selalu percaya kalau cerita-cerita Tolkien itu memang nyata!"

"Ehem."

"Tolkien? Maksudmu, kami ada dalam sebuah cerita?" Elrond bertanya tak percaya.

"Ya! Bahkan kalian susah masuk film!"

"Fi-film?"

"Ugh! Tunggu sampai kalian mengenal fanfiction. Aku yakin kalian--"

"Ehem." Tiga orang yang sibuk berkenalan itu terhenti ketika Laura berdeham keras untuk kedua kalinya.

"Meskipun aku tidak ingin mengusik acara jumpa fans putriku. Tapi aku ingin bicara dengan kalian tentang menginstrusi rumah orang malam-malam." Laura yang masih tidak paham apa yang terjadi memilih mengabaikan tingkah aneh putrinya, dan ingin memberikan dua orang asing itu ceramah tentang tata krama.

The Tale of Golden Haired PrincesМесто, где живут истории. Откройте их для себя