CASTLE ANGEL PART 2

3.4K 130 2
                                    

DUA

Aku meletakkan garpu dan sendok. Rasa kenyang berlebihan ini membuatku mengantuk. Aku merebahkan tubuhku di ranjang, entah mengapa rasanya begitu nyaman. Rasa takutku seolah lenyap, aku begitu menikmati kamar ini, suasananya juga warna biru yang mendominasi.

Aku berdiri di padang gersang berwarna cokelat dan mati tidak seperti tempat untuk hidup, napasku tercekat, pandanganku mendadak kosong. Aku melihat kereta kuda berwarna putih tulang, rodanya timbul tenggelam karena tanah yang berpasir. Kereta kuda itu berjalan ke arahku kemudian berhenti sekitar satu meter dari tempatku berdiri.

Seorang pria berjubah hitam turun dari kereta itu, ia menatapku. Matanya memancarkan kilat kemerahan, bibirnya tersenyum. Aku bergerak mundur ketika pria itu mendekat - semakin mendekat dan tiba - tiba saja, ia meraih lenganku dan dengan cepat mendekat kepadanya. Pria itu tertawa, aku bahkan bisa merasakan hawa panas tubuhnya serta aroma aneh ketika ia bergumam.

"Kau milikku, kau harus menebusnya."

Aku terbangun, tubuhku berkeringat. Mimpi yang baru saja kualami terasa begitu nyata. Aku meraba lenganku, pria tadi mencengkeram lenganku dengan kuat sehingga aku mampu merasakan bekasnya.

Tidak biasanya aku mudah terlelap, apalagi setelah makan dan masih mengenakan gaun ketat kuno ini. Tapi nyatanya aku bermimpi. Aku menatap langit - langit kamarku, tanpa kusadari sejak tadi, langit - langit kamar ini membentuk sebuah lukisan. Lukisan seorang perempuan dengan pakaian yang sama dengan yang sekarang ini kupakai dan perempuan itu menggendong bayi.

Aku terus menatapnya, wajah perempuan itu mirip denganku tapi aku yakin dia bukan aku, aku tidak memiliki bayi, aku belum pernah menikah. Sejenak aku terdiam, merenungkan kembal5i kata - kata Retta, dia memanggilku Ratu Adora, mungkinkah perempuan itu Sang Ratu? Aku terduduk, otakku kembali berpikir, pasti ada yang salah di sini. Ya, mereka mengira aku adalah Sang Ratu karena kemiripan wajah kami. Mereka salah telah membawaku ke sini.

"Ratu Adora, kau harus mengganti pakaianmu." aku turun dari tempat tidur, menjaga jarak dari wanita itu, Retta begitu mengerikan dan aku tidak menyukainya.

"Tunggu! Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu."

Retta menoleh, ia berhenti memilih gaun. Alisnya terangkat, sudah pasti Retta tidak menyukainya, "Katakan."

Aku menunjuk langit - langit kamar, pandangan Retta mengikuti telunjukku dan dengan segera ia menatapku tajam, "Ada apa dengan lukisan itu?" Retta bertanya dengan nada sedikit tinggi, sangat jelas kalau dia tidak menyukainya, tapi aku harus menjelaskan semua ini kepadanya. Aku menarik napas, mengatur suaraku agar tidak gemetar, "Aku rasa telah terjadi kesalahan di sini."

"Kesalahan?" Retta mengerutkan keningnya.

"Ya, maksudku aku bukan perempuan di dalam lukisan itu, kurasa kami hanya memiliki kemiripan wajah. Tapi kupastikan aku bukan dia. Jadi tolong lepaskan aku, kembalikan aku ke tempatku yang semestinya."

"Di sinilah tempatmu, ini tempatmu yang semestinya." Retta berkata dengan wajah datar, kemudian kembali sibuk mencari gaun untuk kukenakan. Aku terdiam, wanita itu sama sekali tidak bisa diajak bicara, dia tidak mau mengerti. Sekarang apalagi yang harus kulakukan? Aku melirik Retta, wanita itu sepertinya sudah menemukan gaun yang pas untukku, "Retta," aku memberanikan diri memanggil namanya, wanita itu menoleh.

"Ceritakan padaku siapa Ratu Adora itu?"

"Kau adalah dia, dan kau adalah..." Tiba - tiba saja terdengar suara pintu dibanting, membuat Retta menghentikan kalimatnya, wanita itu kemudian segera mendekatiku, membuka ikatan tali temali yang membuatku sesak napas satu persatu, wajahnya berubah pucat, lebih pucat dari yang sebelumnya, "Sebaiknya kau membantuku untuk tidak terlalu banyak bertanya."

CASTLE ANGEL (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang