PROLOGUE

44.9K 1.2K 44
                                    

      “Dasar perempuan murahan!!” wanita berkisar umur 26 tahun langsung membuka matanya saat mendengar makian itu begitu jelas terdengar.

Ia menghela nafas legah namun terasa berat saat ia tau ternyata hanya mimpi.  “Hah, Memimpikan itu lagi” ucapnya kesal dalam hati. 

Meski mimpi itu  seperti adegan film yang memutar masa kelamnya, tapi masih tetap terasa Sakit, prasaan itu masih terasa sangat jelas. Sangat sakit. Seperti ada ada silet yang menyayat hatinya dengan perlahan, sangat amat perlahan hingga terasa sangat perih.

Wanita itu bangkit dari tidurnya, ia duduk dan mengurut keningnya yang tidak terasa sakit namun ia merasakan suntuk. Ia menoleh ke jam yang ada di meja lampu tidur. pukul 02:35 terdengar lagi dering telpone yang telah membangunkan ia dari mimpi buruk itu.

Moodnya sedang buruk, tidak ingin mengangkat telpone itu, namun  jika ada yang menelpon pada waktu pagi hari seperti itu berarti sangatlah penting.  Wanita itu akhirnya memutuskan untuk mengambil telpon yang ada di samping tempat tidurnya

     “Ya” Jawabnya singkat. “Ini siapa? Bicaralah” ucapnya lagi saat tidak terdengar suara si penelpon

     “Ini mama sayang” terdengar suara yang amat wanita itu kenal sedikit ragu untuk berbicara dengannya

     “Mama,?  ada apa ma? “ tanya wanita itu kini terdengar ramah dengan penuh hormat

     “Em.. mama bingung untuk mengatakannya pada kamu Jessica” ucap wanita tua itu ragu. Wanita yang ternyata Jessica itu kembali menunduk untuk mengurut dahinya yang kini telah terasa berat. Ia bingung memikirkan cara untuk menolak mertuanya itu lagi, ah lebih tepatnya mantan mertuanya.

Ini sudah hari ke empat mantan mertuanya itu menelponnya dari negaranya Philipina untuk membujuk agar Jessica bersedia datang ke negara itu, untuk  menghadiri pernikahan anaknya, atau dengan kata lain datang ke pernikahan mantan suami gadis itu dan tentunya membawa serta anak mereka. Jessica menghembuskan nafas frustasi.

     “Ma, tolong ngerti ke adaan Jessica. Aku gak mau nanti kehadiran kami akan berakibat buruk untuk dia dan calon istrinya, tolong ma, aku gak mau menyakiti mereka lagi” jawab Jessica memohon.

Meski sudah 5 tahun prasaan itu masih tetap sakit mengingat mantan suaminya itu.

     Dari ujung telpon terdengar suara mertuanya terisak menangis “Ma,mama aku mohon, jangan menangis ma aku...” ucapan Jessica terhenti karena ia mendengar suaranya sendiri sudah bergetar menahan tangisnya.

Jessica mengatur  nafasnya sebentar. “Maafkan aku ma, aku tidak akan bisa untuk datang lagi ke sana” ucap Jessica memberi pengertian

     “Dia sudah koma tiga hari nak.. “ucap Suara si penelpon. Jessica tercekat saat mendengar suara mantan mertuanya itu menangis tersedu-sedu saat mengatakan itu.

     “Ma, mama bil-“

     “Mama bohong sama kamu. Di-Dia sudah koma selama tiga hari Jessica, mama mohon, bawa anakmu  untuk melihat ayahnya untuk sekali saja. “ucap wanita tua itu memotong ucapan Jessica,

Mendengar kabar itu membuat air matanya mengalir dengan deras, air mata yang ia tahan sedari tadi akhirnya jatuh tak tertahankan, ia menutup mulutnya agar tangisnya tidak terdengar mantan ibu mertuanya yang juga menangis di ujung telponnya.

 “Setidaknya biarkan Francis melihat wajah ayahnya secara nyata, berikan dia memori untuk mengenang ayahnya sampai nantinya dia dewasa, mama mohon Jessica. Lupakan anak mama, pikirkan cucu mama, mama mohon” ucap wanita tua itu terbata-bata dalam tangisnya.

Between Heaven & HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang