(5) Kopi : the last memory

Start bij het begin
                                    

"Jadi, susu udah siap berangkat ke Universal Studio?" Tanya gue membalasnya dengan memanggil dia susu. Gue pun tertawa melihat wajah bete nya.

"Jangan panggil gue susu!" Ucapnya merajuk, lalu memukul pelan lengan gue. Gue pun semakin tertawa kencang, dengan gemas gue mencubit kedua pipinya.

"Lo duluan sih manggil gue kopi! Udah yuk, biar kita cepet sampainya," gue pun menggandeng tangannya keluar hotel. Untungnya sejak kemaren gue gandeng tangan dia, dia nggak protes apa-apa, malah bales gandeng. Gue sih seneng-seneng aja, hehe.

Sampai loby, gue pun menaikki taksi yang tadi gue pesen dari resepsionis, sekalian gue check out.

Kali ini, gue sengaja naik taksi biar nggak makan waktu lama di jalan. Gue sesekali ngobrol sama Krystal tentang berbagai hal. Krystal yang cerita tentang kesukaannya dengan ayam bakar buatan Mamanya, dia juga cerita pernah makan tujuh potong ayam bakar buatan Mamanya. Gue pun tertawa mendengarnya, sebanyak apapun dia makan, dia tetap nggak gendut.

Krystal juga cerita dia pernah ketahuan pacaran waktu SMP, dan alhasil kena marah sama Papanya. Karena Papanya sudah menargetkan kalau Krystal boleh pacaran setelah lulus SMA. Ehm, jadi sekarang udah boleh dong?

Hari ini Krystal jadi lebih banyak cerita dari biasanya, dia juga kayanya lebih ceria. Jadi, semalem dia diam bukan karena sedih dong gue mau pulang hari ini? Yha, udah kegeeran aja gue.

Kami sampai di Universal Studio, setelah membeli tiket, kami pun masuk ke dalam. Krystal tersenyum lebar dan sangat antusias dengan yang ia lihat di dalam. Dia tidak berhenti untuk mengucap kata 'lucu' dengan setiap hal yang ia lihat.

Krystal langsung menarik gue ke spot yang dia rasa lucu untuk berfoto, langsung saja gue menjadi fotografer dadakan. Untung yang gue foto cantik. Dengan berbagai pose lucu, Krystal terus menyunggingkan senyum manisnya.

Gue dan Krystal pun mulai menaikki wahana. Dari kawasan Hollywood, kami mulai memasuki kawasan Madagascar. Disana gue dan Krystal mulai menaikki wahana. Kami naik Madagascar : A Create Adventure, karena masih pagi jadi antrian juga tidak banyak, bahkan bisa dihitung dengan jari.

Gue dan Krystal duduk bersampingkan, kami menaikki perahu yang hanya memiliki satu jalur saja. Kalau di Dufan sih, nggak beda jauh sama Istana Boneka. Cuma bedanya, isinya kaya cerita film Madagascar itu. Dan yang gue sesali menaikki wahana ini, gue kena cipratan air. Padahal masih satu wahana, tapi udah basah aja.

Setelah keluar dari wahana, Krystal tertawa melihat celana gue yang basah, walaupun sedikit, tetap saja nggak enak. Apalagi gue pakai celana jeans.

"Baru masuk satu wahana masa udah basah," ucap Krystal masih tertawa, menertawakan gue yang memasang wajah bete. Melihat tawanya, mau nggak mau gue ikut tertawa. Tawanya itu boss, bikin bibir gue ikut senyum.

"Gue juga basah kan lindungin lo biar nggak basah," balas gue, ya emang sih, pas airnya nyiprat, gue langsung halangin gitu biar nggak kena Krystal.

"Yaaa, makasih deeeh gue udah dilindungin sama lo," balas Krystal mencolek-colek pipi gue, dikira sabun colek apa. Gue pun mengambil jari telunjuknya dan menggigit jarinya pelan.

"Aaaaw, sakit Kai, ish," Kali ini, Krystal yang menekuk bibirnya kebawah. Gue tertawa melihatnya, gue kembali mengambil jarinya dan mengecupnya pelan.

Iya, emang gue lagi modus ini.

Dan melihat gue yang mengecup jarinya, Krystal pun tersenyum malu-malu. Bahkan pipinya ikut memerah. Ugh, jadi pingin nyium.

"Kita kemana lagi nih?" Tanya gue, merangkul Krystal dan berjalan menyusuri Universal Studio. Gue sih rencananya mau ngajak Krystal naik wahana yang direkomendasiin sih disini.

Kopi & Susu (On Hold)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu