+25 : Supaya Malamnya Bisa Langsung Ena-ena

Start from the beginning
                                    

"Nggak."

"Masa?" Nada bicara El terdengar penuh humor, "Kepiting dan kerapu goreng di sini juara, kamu pasti suka."

"Hm."

"Sambelnya ada tiga jenis loh," Dara merasakan bibir El menempel di pelipisnya, "Cah kangkungnya juga enak."

Penjelasan itu membuat Dara mengangkat kepala untuk memerhatikan tempat yang mereka datangi dan tak bisa menahan diri untuk berseru, "Loh?"

"Iya," El tersenyum tanpa melepaskan kecupannya, "Ini tempat temu janji kita yang pertama."

Dara mencoba untuk tidak luluh, namun sulit dilakukan ketika menyadari kalau El membawanya ke tempat di mana segalanya dimulai, "Mas masih ingat?"

"Ingat tempatnya atau ekspresi ingin-menolak-perjodohan-tapi-pengin-makan-kepiting-saus-pedas kamu waktu itu?"

"Mana mungkin Dara kayak gitu," Sanggah gadis itu malu.

El tertawa saja kemudian mengalihkan pembicaraan, "Mas minta maaf karena tadi datang terlambat untuk mengepas jas. Lain kali Mas usahakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat lagi."

"Dara yang minta maaf karena marah-marah," Sahut gadis itu merasa bersalah, "Harusnya Dara tahu kalau Mas nggak akan sengaja datang terlambat."

"Daripada minta maaf, kenapa kamu nggak bikin janji aja?" Tanya El sambil menyelipkan poni gadis itu ke balik telinga, "Janji untuk lebih memerhatikan kesehatan sendiri. Mas nggak suka ngelihat kamu pucat kayak gini."

"Dari tadi pagi Dara memang nggak enak badan," Gadis itu memberitahu, "Badan Dara rasanya panas dingin ditambah sakit kepala, jadinya nggak selera makan."

"Demam?" Tanya El sambil menempelkan telapak tangan di kening gadis itu, "Tadi malam tidur jam berapa?"

"Jam tiga pagi," Gadis itu mengakui, "Dara lupa waktu karena keasyikan mendaftar tamu undangan."

"Satu kali ini aja, okay?" Ucap El dengan nada mengingatkan, "Besok-besok jangan diulang lagi."

"Mas cemas kalau Dara sakit?"

"Mana mungkin nggak cemas kan?" Kemudian El menambahkan, "Kita berdua harus sehat, termasuk ketika hari pernikahan, supaya malamnya bisa langsung ena-ena."

Dara melirik perut pria itu dan memberitahu, "Selama ukuran perut Mas bisa ditoleransi, Dara nggak keberatan kalau kita langsung ena-ena."

"Memangnya perut Mas masih kurang kecil?" Tanya El terkejut.

"Kurang," Jawab Dara tegas, "Mas masih dalam masa diet, tapi malam ini boleh curang karena Dara nggak mau makan sendirian."

            El mengerang putus asa mengingat jumlah daun yang harus dimakannya setiap hari, sedangkan Dara menertawakan penderitaan pria itu, dan perdebatan mereka tertinggal jauh di belakang sana.

*

28+ - JessJessica

*

"Mas udah mikir mau ngasih kado apa untuk Dara?"

Andra mengalihkan perhatiannya dari ponsel seraya memasang ekspresi bingung, "Ya?"

"Sebenarnya Dara lebih suka kalau dikasih uang tunai, tapi kalau Mas memang mau ngasih barang, belikan lemari pendingin aja."

"Sebenar-sebentar," Andra membenahi letak duduknya dan bertanya, "Apa kamu lagi menentukan hadiah pernikahan dari Mas untuk kamu?"

"Iya," Jawab gadis itu lugas, "Daripada Mas beli barang yang sebenarnya nggak Dara butuhkan, mending pesan dari sekarang kan?"

28+ (Slow Update)Where stories live. Discover now