Nembak Loura

2.1K 79 1
                                    

Aku dan Tasya awalnya berniat untuk pergi ke kantin. Tapi, tiba tiba Steven menghampiriku dan membuat Tasya pergi ke kantin sendirian.

Murid murid banyak yang pergi ke kantin dan hanya beberapa orang saja, yang masih di kelas untuk memakan bekal mereka. Termasuk aku dan Steven.

Sekarang, aku dan Steven sedang duduk di bangku yang aku dan Tasya tempati. Dan kami hanya duduk dan diam. Kami saling memandang satu sama lain. Sampai akhirnya, aku yang mebuka suara duluan.

"Stev.. ada apa? Kok diem aja?" Tanyaku saat melihat Steven yang wajahnya terlihat begitu serius.

"Enggak ada apa apa kok. Aku cuman, mau ngasih kamu-" kata Steven yang mengeluarkan sesuatu dari belakang tubuhnya itu. Aku hanya terdiam, melihat apa sebenarnya yang ingin Steven perlihatkan kepadaku."ini. Bekal spesial." Lanjut Steven sembari memegang sebuah kotak makan berwarna biru muda.

Aku tidak tahu harus merespon seperti apa. Karena hal ini sangat tidak mengejutkan bagiku. Aku hanya tersenyum paksa kepada Steven.

"Ini bekal spesial buat kamu. Aku masak cumi saus tiram buat kamu sama aku. Setahun kita pacaran kan, kamu terus yang buatin aku makan. Sekarang, aku lagi belajar buat bikin makanan sendiri. Biar aku, gak ngerepotin kamu lagi." Kata Steven yang berlanjut membuka bekal yang ia bawa itu.

Tiba-tiba, aku langsung tersenyum mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Steven. Begitu polosnya Steven. Dia sampai memperhatikan aku dan tidak ingin merepotkan aku lagi. Sungguh baiknya hati seorang Steven. Dan aku beruntung dapat memilikinya.

Aku pun, langsung mengangguk dan tersenyum.

"Makasih banyak ya, Stev. Seharusnya, kamu gak usah masak makanan buat aku. Kan, aku udah janji sama kamu. Aku bakalan bikin makanan apa aja yang kamu mau. Jadi, kamu gak usah repot repot masak lagi buat aku," Balasku pada Steven sembari ku sendokkan cumi beserta nasi, dan kusuapkan pada mulut Steven yang sepertinya sudah tidak sabar lagi untuk menyantapnya.

Steven pun, langsung melahapnya. Dan aku hanya tertawa kecil melihat tingkah Steven yang begitu imut.

"Sekarang, aku yang menyuapi kamu ya, Ra," kata Steven yang langsung menyambar sendok yang sedang aku pegang. Tanpa meminta persetujuan dariku.

"Tapi-" kataku terputus, karena Steven lebih dulu memegang daguku dan membuatku harus membuka mulutku ini dan menyantap makanan yang disendoki oleh Steven.

Dengan terpaksa, aku langsung mengunyahnya. Tanpa aku sadari, ternyata makanan yang dibuat oleh Steven enak juga. Tak kalah dariku. Tapi, aku pura-pura memasang wajah kesal. Saat mengunyah makanan ini.

Aku kesal karena tiba-tiba, Steven menyuapi aku tanpa aku ketahui. Apalagi, sedaritadi banyak teman sekelasku yang keluar masuk kelas dan memperhatikan kami yang sedang berpacaran seperti ini. Aku sangat malas saja, ketika ada orang yang menggosipkan tidak baik tentang aku juga Steven.

Selama aku mengunyah makanan ini, Steven terus memperhatikan aku sambil tersenyum. Dan terkadang, Steven mengambil sedikit cuminya dan ia makan sendiri.

"Apa kamu suka? Enak kan?" Tanya Steven percaya diri.

"Ya. Enak. Rasa memang tidak bisa dibohongi." Jawabku datar dan mengambil botol minumku yang kuletakkan di ata meja.

"Kamu marah, Loura? Maafin aku, kalau kamu gak suka sama perlakuan aku tadi. Aku kan, cuman mau nyuapin kamu," Kata Steven yang masih menatapku dengan kerutan didahinya.

"Enggak. Gak papa kok. Lanjutin aja makannya," kataku yang masih sedikit kesal dengan Steven.

"Tapi kamu gak marah kan, sama aku?" Tanya Steven kembali.

Stevra2 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang