.

.

.

hari yang dinanti naruto dan hinata datang juga, hari dimana dua anak adam dan hawa akan disatukan dalam ikatan pernikaha. membentuk sebuah keluarga sendiri, bersama-sama membangun kebahagiaan mereka, mengarungi bahtera rumah tangga.

naruto tengah berdiri dengan gugup di podium disebelahnya terdapat sasuke dan sai yang berdiri menahan tawa melihat sahabat mereka tegang bukan main, bahakan wajah yang biasanya tampak konyol itu bertambah konyol, berkali kali dia bergumam sesuatu , dia tidak bisa diam, berdiri saja dia sudah berkali kali ganti gaya, kakinya selalu bergerak kesana-kemari.

"berhenti naruto, berdirilah yang tegak, sebentar lagi hinata-chan pasti tiba", ucap sai mencoba membuat naruto rileks,

"bagaimana aku bisa rileks baka, rasanya aku ingin buang air besar disini", gerutu naruto dengan wajah cemasnya

"hn, atau hinatamu itu sekarang berubah pikiran tidak mau kau nikahi dobe", celetuk sasuke iseng, lihatlah seringai mengejek itu.

naruto mengarahkan jari tengahnya pada sasuke diam-diam,

pfft

sai membungkam mulutnya agar tawanya tidak keluar, sedang sasuke hanya mendengus sebagai responnya.

lagu pengantar dimainkan oleh

terlihhat hinata didampingi oleh hiashi di ambang pintu altar, semua mata tertuju padanya, dia terlihat cantik dengan gaun putihnya yang mengembang dibagian pinggang kebawah, wajahnya tertutup oleh cadar transparan yang tidak dapat menyembunyikan kecantikan sang mempelai wanita,

mereka berdua berjalan pelan menyusuri jalan yang bertaburan mawar putih kesukaan hinata. naruto berdiri dengan gagahnya diujung pelaminan, senyum tulus dan kagum tercetak jelas diwajahnya, hilang sudah naruto konyol dan naruto bodoh, kini hanya tersisa namikaze naruto yang apa adanya, namikaze naruto yang memandang pengantinnya penuh cinta, seakan semua orang terlihat semu, kecuali mahluk cantik dihadapannya,

naruto mengulurkan tangannya, senyum itu tak jua hilang darinya.

hiashi mengalurkan tangan hinata dan diterima oleh tangan naruto, digenggamnya tangan calon pengantinnya, ibu dari anaknya kelak, tangan yang akan memberikan kebahagiann baginya kelak, tangan yang akan merawatnya, memberikan kasih sayang dalam bahtera rumah tangganya kelak.

"jaga putriku dengan baik naruto", hiashi memberikan senyum kecilnya, senyum yang jarang sekali ia perlihatkan pada setiap orang.

naruto mengangguk mantap, "akan kujaga dia dengan segenap napasku ayah", 

hiashi kembali tersenyum lebih lebar dari sebelumnya, dia mengangguk kecil, lalu berbalik untuk duduk dikursinya.

hinata hampir mengis melihat pancaran cinta dari mata blue saphire naruto. betapa beruntungnya dia dicintai oleh naruto.

mereka berdua menghadap kearah sang pendeta, janji suci terucap dengan lancar, sepasang adam dan hawa telah bersatu dalam ikatan suci pernikahan, membawa mereka menuju kehidupan selanjutnya berdua, sebuah benang merah yang melilit dua orang menjadi satu untuk selamanya. 

tepuk tangan membahana memeriahkan acara. tak sedikit dari mereka menitihhkan air mata kebahagiaan mereka untuk sepasang pengantin.

.

.

.

resepsi pernikahan digelar pada sore harinya,

sakura duduk dengan gemas disofa, sesekali dia melihat kearah jam tangannya,

"nee-chan, cepatlaaah, ini sudah jam enam lewat lima belas, kita terlambat satu jaaam", serunya jengkel, dia berdecak kesal, 'apa yang dilakukan setan merah itu didalam sana, mengapa lama sekali', batinnya.

Little Secret (End)Where stories live. Discover now