Prolog

1K 131 10
                                    

Bunyi derit roda memecah kesunyian lorong yang temaram. Para penjaga melihat sekilas ke arah orang tua tersebut. Kelopak matanya memejam selama duduk di atas kursi roda yang tengah didorong pelan. Begitu sampai di depan pintu ruang ujung lorong, orang yang mendorong kursi rodanya melangkah ke depan lalu menyodorkan orang tua tadi sebilah tongkat.

Pintu dibuka. Si Kakek mencoba berdiri meski tubuhnya ringkih digerogoti usia tua. Tongkat tadi membantu menyangga badannya yang kurus berbalut setelan pakaian hitam. Seseorang menunggunya di dalam. Meski pandangannya juga tidak lagi berfungsi maksimal, dia bisa merasakannya—seorang pria yang tengah duduk menopang dagu.

"Selamat malam, Tuan," salam si Kakek—Gennady yang menempelkan tangan kiri ke punggung. Wajahnya yang dipenuhi keriput tersenyum. Lazimnya orang tua berumur tujuh puluh lima tahun, seluruh rambutnya memutih dan geraknya tidak segesit dulu. Dia justru terlihat amat rapuh dan rentan.

"Kau tidak perlu ke sini hanya untuk menyapa." Suara berat di hadapan Gennady membalasnya.

"Bertahun-tahun aku menjagamu sampai saat ini.. dan sekarang aku akan berdiam di satu tempat saja sampai aku mati. Tentu aku takkan melewatkan salam terakhirku ini," ujar Gennady. "Apa anda masih belum menemukan 'tameng' yang baru, Tuan?"

"Kau dan opini menggelikanmu itu..." Gumaman bosan terdengar oleh Gennady sebelum kursi putar yang diduduki orang itu bergeser mundur. "Iver bukan orang yang tepat."

Gennady terdiam. Dia berkedip sedih mengetahuinya secara langsung—meski pun hal semacam ini telah beberapa kali terlintas dalam benaknya.

"Vrtnica sudah melenyapkannya lebih dulu. Jadi untuk saat ini aku tidak memerlukannya."

Gennady tersenyum pahit. Satu hal lagi informasi yang makin membuatnya sedih.

"Semoga anda mendapatkan apa yang diinginkan, Tuan..," katanya. "Kedatanganku kemari sebenarnya untuk mengajukan satu permohonan sebelum aku pergi."

"Apa?"

Gennady mengangkat wajahnya. Keduanya bersitatap dalam atmosfer hampa yang bertahun-tahun terjaga.

"Biarkan nona ikut bersamaku.. menemani orang tua ini meski sebentar saja."

Bahkan tanpa Gennady menyipitkan mata untuk tahu reaksi apa yang muncul akibat permintaannya, dia bisa menebak sorot tajam yang dihujamkan padanya. Sang Tuan tidak sedikit pun terlihat sedang menimbang. Sebaliknya, sepatu orang itu mengetuk-ngetuk gusar bagai predator yang menunggu dilepas.

"Apa yang kau pikirkan?" Nada dingin tersebut bertanya pada Gennady—pelan dan mengintimidasi.

"Aku menganggapnya seperti cucuku sendiri, sama seperti aku menyayangi tuanku. Aku juga paham sekali bagaimana dia berbeda dari anak-anak seusianya... itulah kenapa anda mengikutsertakan dia ke mana pun. Tapi di luar semua itu, dia berhak menjadi remaja yang normal."

"Apa tujuanmu?"

Gennady tertawa sekilas. "Tidak ada, Tuan. Anggaplah ini pertama dan terakhir kalinya aku meminta sebagai balasan telah bertahun-tahun menyertai anda. Anda juga bisa menganggapnya sebagai permintaan orang tua yang sedang ingin ditemani sebelum mati."

"Anak itu akan diasuh oleh pengasuh!"

"Setahun, Tuanku," tanggap Gennady tidak gentar meski bisa saja orang di hadapannya bisa sewaktu-waktu mengarahkan moncong pistol untuknya. "Hanya setahun.. mungkin kurang dari itu sampai aku mati. Lalu setelahnya, aku bisa mengakhiri semuanya dengan tenang."

***

Gadis itu termangu. Malam itu dia telah memikirkan segalanya: semua hal yang terlewat, wajah-wajah yang ditempa karena keberadaannya, dan juga.. gambaran ingatan yang tidak seorang pun tahu—kecuali orang-orang di belakangnya.

Dia menggigit bibir menatap rupanya sendiri melalui cermin. Satu-satunya penerangan berasal dari lampion yang redup. Matanya sembab menyadari ada sesuatu yang berubah—lebih tepatnya bertumbuh beriringan dengan hari-hari yang terlewat.

Rambutnya sama sekali tidak boleh melewati bahu.

Menangis, dia mengambil sebuah gunting dari laci. Saat berikutnya, helai demi helai rambut berjatuhan, menyusul bulir air matanya yang tidak pernah terkuras habis.

GlasshouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang