Her Medication (12) - Pergi

Depuis le début
                                    

"Baru nyapa aja gue udah kayak mau dibunuh. Gue ngejelasin melayang beneran nyawa gue. Lagian," Jimin terdiam sebentar. Ia tahu siapa Ryu Sujeong dan hubungannya dengan Kim Jiyeon. "Cewe lo ga bakal percaya omongan gue," tutup Jimin.

Taehyung hanya menggumam, mencoba memahami situasi yang semakin canggung di dalam ruangan. Akhirnya Taehyung menatap Sujeong lembut. "Aku minta Jimin nyari tau tentang penyakit aku ke rumah sakit di Amerika. Dia kenal sama anak dokter gitu deh katanya." Mata Taehyung menyipit-nyipit menyelidiki kebenaran dari ucapan Jimin. "Kenal, doang, katanya," ucap Taehyung penuh penekanan.

"Jawaban mereka sama. Jalan terakhirnya lo harus dapet donor," sela Jimin, malas meladeni sentimen yang diberikan Taehyung.

"Lo...ga bakal ngedukung Ayah, kan?" balas Taehyung cepat. Penuh pengharapan bahwa Jimin akan sejalan dengan pendiriannya.

"Dukung lah."

Taehyung spontan melempar bantal kepalanya pada Jimin yang sudah berdiri di hadapannya. "Aduh, kalian sepasang demen banget lempar-lempar, ya? Hati-hati aja kalo berantem ancur semua barang-barang," komentar Jimin, berhasil menghindar. Ia menghela napas terlebih dulu sebelum melanjutkan. "Gue dukung keputusan Tuan Kim kalo donor yang gue temuin ga cocok buat lo."

Taehyung bego dulu lima detik. Sujeong -yang tadi sudah siap ikut melempar Jimin dengan gelas- lebih dulu bertanya, "Lo beneran nemu donor buat Kak Taehyung?"

"Eeeh, gimana-gimana?" ulang Taehyung, masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Gue nemu donor, buat lo, Congek." Kali ini Jimin mendesis karena Taehyung berhasil melemparnya dengan bantal.

"Aduh lepasin dong infus gue, gue mau meluk lo trus gue cium cium sampe belepotan."

Jimin pun akhirnya membalas kalimat itu dengan melempar kembali dua bantal Taehyung ke empunya. "Mbak yang di sana tolong pacarnya dikontrol. Lagian jangan seneng dulu. Ayah lo belum tentu nerima."

Sujeong lantas menggumam, mencoba menelaah situasi yang sedang mereka hadapi. "Tubuh kamu belum tentu nerima, Kak, walaupun pas diperiksa cocok. Sepenangkapan aku, kenapa Dokter Kim mau jadi donor adalah karena takut Kakak ga bisa nerima donor lain dan akhirnya susah ditolong."

Taehyung menatap Sujeong mantap. "Sujeongah, Ayah ga ngasih tau kamu kalo aku juga punya kemungkinan buat nolak jantungnya, ya?"

Diam Sujeong beberapa detik membuat Taehyung mengulas senyum. "Dokter...yakin banget bakal berhasil."

"Sekarang kamu tau kan aku dapet bakat akting dari siapa?" tanya Taehyung sambil melepas infusnya. "Jagoan aku sih, jelas. Ayah di ruangan? Kita harus ngomong"

"Belum. Gue udah naro laporan donornya di atas meja."

"Wew," Taehyung berjalan untuk memeluk Jimin. "Gue cium sekarang apa nanti aja?" canda Taehyung yang langsung menghadiahinya dengan sebuah bogem pelan di bahunya.

"Gue mau nanya," ucap Sujeong serius, mengenyampingkan imajinasi kedua laki-laki itu sungguh-sungguh berciuman, "Kenapa...harus pake adegan ngebius sih?"

"Biar keren. Kayak di film-film," jawab Jimin asal. "Tuan Kim setengah jam lagi kelar operasi. Gue tunggu kalian di ruangannya."

"Seriusan alasannya itu doang?" tanya Sujeong dengan nada meninggi. Jimin tidak menggubris dan berjalan keluar ruangan, meninggalkan Taehyung untuk tersenyum lebar pada gadis Ryu.

"Kamu ga diapa-apain kan sama Jimin?"

Sujeong menggeleng. "Aku malah yang ngelempar dia pake botol Aqua."

IG Stories (end)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant