Traces of the Past in Luxembourg

22K 2.1K 170
                                    

Iya...karena apa - apa itu harus berjuang.

Tinggalkan jejak kalian. Ibarat kata...setiap orang itu membutuhkan orang lain. Kalian yang percaya diri seakan tidak butuh orang lain...Heiii...nanti kita mati ga bisa mengubur diri sendiri. Kita juga ga bisa berdoa sendiri. Jadi...mulailah membuka diri dan menghargai yang lain...

Kalian tinggalkan jejak, aku rajin Up. Kalian melenggang dengan percaya diri tanpa komen atau vote... Aku tetap rajin Up... Hahaha...

Karena banyak dari kalian yang baik dan mampu menghargaiku, maka aku tetap akan rajin Up.

Enjoy Celina.

-------------------------------------

Ben menatap Christian yang menunduk. Pria gemulai itu menangis. Menangis tanpa suara. Ini sudah berpuluh menit yang lalu, dan Ben masih setia menunggu. Menunggu Chris menjawab pertanyaan sederhananya.

Mengapa kau melakukan semua itu?

Pertanyaan yang sangat sederhana namun Chris tak kunjung mampu menjawabnya. Sudah Ben temukan berapa nominal uang yang di ambil oleh Chris. Jumlah fantastis yang bisa untuk membangun beberapa studio dan galeri.

Petugas penyidik berdeham dan menyeka wajahnya. Kesabaran mereka luar biasa. Dua petugas kepolisian yang berjaga di pintu ruang penyidikan bahkan sudah gusar dengan kebungkaman Chris.

"Well...kau sudah memilih Chris. Kau bungkam bahkan di saat aku memberimu satu kesempatan lagi untuk membuat semua ini tak rumit", ujar Ben.

Hening.

Semua menahan napas saat Chris mengeluarkan suara yang nyaris seperti cicitan.

"Aku...menyimpan sebagian uang itu untuk biaya operasiku", ujar Chris.

"Kau sakit?", tanya Ben. Kening Ben mengerut dalam. Bahkan selama ini Chris tak terlihat sakit dan tak pernah sekalipun bilang padanya tentang sakit.

Chris menggeleng.

"Aku ingin berubah menjadi wanita, dan itu sangat mahal", ujar Chris pelan. Sangat pelan namun mampu membuat Ben tertegun tak percaya.

Seorang petugas penyidik berdeham lagi. Salah satu dari mereka bahkan mengucapkan kata fuck karena kaget.

Ben mengangguk. Pernyataan Chris tak sepenuhnya membuat Ben kaget. Ben tahu Chris lebih dari siapapun. Dulu, Ben menyewakan Chris apartemen sampai kemudian Chris bisa membayar semuanya sendiri. Sekali waktu Ben datang berkunjung dan mendapati kamar Chris dengan nuansa perempuan. Bahkan Chris tak canggung memakai baju perempuan juga make up. Semua tidak masalah untuk Ben. Tapi jalan yang di pilih oleh Chris untuk memenuhi hasratnya berganti gender sangat tidak bisa di terimanya.

CELINA (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now