Possesif Husband Part 2.

Começar do início
                                    

"Bibi udah aku anggep seperti ibu aku sendiri kok, jadi panggil Prilly aja ya!?!"

"Mbak aja ya, nya?"

Prilly pun menghela nafas pelan, jujur ia tidak suka di panggil nyonya atau mbak, jika orang yang memanggilnya itu lebih tua darinya.

"Terserah bibi deh, asal jangan nyonya. Prilly nggak suka dengernya." Ucap Prilly tegas. Bi Jum mengangguk, Bi Jum pun pamit untuk menyetrika baju.

Sesudah Prilly membereskan dapur, Prilly pun pergi ke kamar untuk mandi. Ia tersenyum tipis melihat Ali yang sedang tertidur. Ia berjalan dan duduk di tepi ranjang, menatap wajah polos Ali yang sedang memejamkan matanya.

Prilly masih tidak percaya jika Ali sudah menjdi suaminya imamnya yang selalu mencintainya dan memanjakannya.

"Segitu tampannya aku ya sayang? Sampai nggak kedip gitu." Ucap Ali masih memejamkan matanya. Prilly pun terlonjak kaget. Sejak kapan Ali bangun?, pikirnya.

"Ka... kamu sudah bangun sayang?"

"Menurutmu?" Ali malah balik bertanya membuat Prilly sedikit gugup karena ditatap begitu intens.

"Hehe... lanjutin aja tidurnya ya! Aku mau mandi nih." Ucap Prilly sedikit berlari ke kamar mandi, takut jika Ali menahannya lagi. Ali yang melihat istrinya seperti itu pun hanya tersenum bahagia.

"Aku nggak nyangka kalau kamu yang akan menjadi pendampngku sayang, menjadi penyemangat, menjadi ibu dari anak – anakku kelak. Terimakasih tuhan telah mengirimkan bidadari surga untukku." Gumam Ali bersyukur dalam hati.

Tak lama Prilly pun keluar kamar mandi dengan wajah segar. Ia memakai hot pant dan kaos milik Ali yang memang sedikit kebesaran di tubuh mungilnya. Ali sudah terlelap kembali karena memang ia sangat lelah.

Setelah menyisir rambutnya, Prilly turun ke bawah untuk menyiram bunga di taman belakang, taman yang dulu dibuat bersama dengan Ali sehari setelah mereka pindah. Selama ini Prilly merewat sendiri tanamannya walaupun ia sibuk di butiknya yang ia kelola tapi ia selalu menyempatkan diri hanya untuk sekedar merawat bunganya.

Cukup lama Prilly menyiram bunga sampai sebuah pelukan hangat dari belakang mengagetkannya, siapa lagi kalau buak Ali.

"Kamu asik banget sih? Sampai lupa sama aku." Ucap Ali sambil meletakkan dagunya di pundak Prilly.

"Kan kamu tadi tidur sayang."

"Iya, kirain kamu mau tidur juga di samping aku eh nggak taunya lagi disini ngak jelas." Rengek Ali. Prilly pun terkekeh.

"Nggak jelas gimana hmm? Orang aku nyiram bunga – bunga kita kok."

"Iya tapi aku bosen sayang." Prilly pun menarik Ali untuk duduk di bangku yang memang ada di taman bunga mereka. Ali pun merebahkan badannya dan meletakkan kepalanya di pangkuan Prilly, Prilly pun mengelus lembut rambut suaminya.

"Sayang..." Panggil Ali.

"Hmm..."

"Jalan yuk."

"Jalan kemana? Kamu masih capek sayang, aku nggak mau kamu sakit." Ucap Prilly tegas.

"Aku bosen tau, kamu mah." Rajuk Ali. Prilly menghela nafas pelan.

"Kan bisa quality time berdua di rumah sayang, kamu mau makan sesuatu gitu, biar aku bikinin." Jawab Prilly denga sabar.

"Enggka ah... aku mau berduaan aja sama kamu." Ucap Ali, Prilly pun tertawa pelan.

"Tuh... kamu aja nggk bisa jauh dari aku. Sok – sokan mau ngajak pergi. Ntar kalau ada yang lirik aku, kamu rela." Goda Prilly membuat Ali cemberut.

"Enggak ya, kamu kan punya aku, nggak ada yang boleh lirik – lirik, udah bosen liat dunia kali dia." Ucap Ali.

"Possesif..." Cibir Prilly.

"Biarin wlek."

Mereka pun tertawa, tak terasa mereka menghabiskan waktu berdua di taman sampai senja menjelang. Memang kalau sudah berdua rasanya dunia milik berdua yang lain semua pada ngontrak.

"Sayang, besok kamu kerja sampai jam berapa?" Tanya Prilly.

"Besok sih cuman ada meeting sama client dari Jepang. Kenapa sayang?" Ucap Ali memainkan rambut Prilly yang sedang besandar di dadanya.

"Aku pengen ketemu bunda, kamu bisa nemenin nggak?" Ali terlihat seperti sedang berpikir, ia sebenarnya bisa menemani Prilly tapi Ali hanya ingin manjahili Prilly.

"Kalau kamu enggak bisa, biar aku minta ditemenin bang Raihan ya?" Ali langsung melotot tak suka mendengar nama Raihan. Raihan adalah sepupu Ali, walaupun hanya sepupu, Ali masih saja possesif terhadap Prilly.

"No... enggak boleh." Jawab Ali tegas.

"Aku kan belum jawab, besok aku temenin kamu. Enggak boleh minta temenin orang lain, besok aku jemput kalau sudah selesai meeting." Ucap Ali. Prilly menggeleng pelan.

"Enggak, besok aku yang ke kantor kamu, kasihan kamu harus bolak balik."

"Enggak apa – apa, aku enggak mau kamu kenapa – napa?"

"Enggak sayang, aku aja yang ke kantor, aku juga kangen sama mbak Erni. Ya... ya... ya..." Bujuk Prilly dengan puppy eysenya, Ali paling tidak bisa menolak, jika Prilly seperti ini. Akhirnya Ali pun mengangguk, Prilly pun tertawa girang membuat Ali gemas karena tingkah istrinya.

10 vote dan 5 comment = next.

Sabtu, 26 Agustus 2017.

Kecup jauh dari Kania 😘😘😘

  Possessive Husband (Slow Update)Onde histórias criam vida. Descubra agora