EMPATBELAS

238K 4.5K 105
                                    

hallo! sudah di update dan jauh lebih panjang dari sebelumnya hehe. karena banyak yang komen jadi makin semangat ngerjainnya. jangan lupa like+komen yaa💕
.
.
.
sudah sebulan, iya sebulan setelah Ray dan aku putus. Dan sampai sekarang aku masih sering menangis, iya mau bagaimana pun juga aku tetap menyayanginya dan masih kecewa dengan sikapnya itu.

minggu lalu Ray sudah melangsungkan porprov dan kota kami berhasil memenangkan juara kedua. Aku tidak menonton, aku hanya mendengar kabar itu dari Wira yang berkoar-koar akan kebanggaannya pada tim basket kota kami.

Entah apa yang di rasakan Ray, aku penasaran. tapi nampaknya  dia tetap asyik-asyik saja dengan temannya saat aku betemu di kantin. huft, apa aku terlalu mudah di lupakan?

dan juga tentang Atan, dia mengajak ku berpacaran usai porprov selesai dan aku tentu saja aku tidak mau. Well dilihat dari sisi mana pun Atan adalah faktor utama akhirnya hubungan ku dengan Ray. dan aku rasa aku kesal dengannya.

***

Teman-teman ku dan aku sedang melintas di antara lorong kelas, seperti biasa kami akan selayaknya geng-geng di film-film yang kesannya kejam dan suka menyiksa, tapi sejujurnya kami hanya menyukai jalan bersama-sama.

"iihhh" ucap Sherly tiba-tiba. aku menoleh ke arahnya

"kenapa?" tanya Wira

"it..." buru-buru Desi membekap mulut Sherly

kami langsung saja masa bodoh dengan sikap mereka berdua dan lanjut melangkah.

tatapan ku terhenti di satu titik, di depan kelas XI MIPA 6. Iya kalian pasti sudah bisa menebaknya. Ray. lalu siapa lagi memangnya, tapi hal yang membuat jantung ku berdebar, ia sedang bersama Tania.

benar kara Tania, hubungan ku tidak akan lama jika dia masih di sekolah ini, di dekat Ray. Dan kali ini dia bisa membanggakan kemenangannya, okay jujur saja aku salutkan ketepatannya kali ini.

Tapi sejujurnya merusak hubungan orang bukanlah hal yang bisa di banggakan.

***

malam ini hujan, seakan alam pun mengerti perasaanku. lagi dan lagi, aku menulis puisi putus asa ku di samping lukisan wajahnya yang kubuat. belum, aku tidak menyerah padanya, mungkin ini adalah salah satu cobaan dalam sebuah hubungan, dan aku yakin ini tidak akan lama. iya aku yakin.

sementara itu aku selalu membayangkan apa yang terjadi padanya, apa dia merindukan ku sama seperti aku merindu? apa dia menangisi ku sama seperti aku menangisinya? apa selalu ada di pikirannya tak sedikit pun terlewar sama seperi hari-hari ku yang selalu di hantui oleh dirinya yang mungkin saja tak merasakan apa-apa.

ini sudah sebulan semenjak aku tidak bisa menemukan senyuman ku.

khayalan ku terhenti saat suara telpon ku berbunyi. Wira.

"hallo Wir?"

"Sky..."

"iya???"

"loe dimana?"

"di rumah, kenapa? tegang gitu kedengerannya"

"gue ngeliat Ray"

"hm, dimana?" tanya ku. sesaat dadaku sesak saat mendengar namanya

"di timezone, sama temen-temennya, ada Tania juga"

"ohh"

"dia baik-baik aja tanpa loe Sky, lebih baik loe lupain dia"

"gimana ya Wir, rasa cinta gue bukan suatu hal yang sesederhana loe pikir itu. udah setahun lebih bareng, kayaknya untuk ngelupain gak bisa cepet-cepet deh Wir. By the way, thanks udah care sama gue"

Just With You(COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang