08

3.1K 290 63
                                    

Tuan besar Kim tengah duduk di kursi besar di ruang kerjanya, berpikir keras mencari cara untuk memisahkan kemabli Kim Seokjin anaknya dan Kim Namjoon yang tidak pernah ia akui sebagai menantunya. Tuan Kim tidak peduli jika Seokjin telah memiliki dua anak, Tuan Kim hanya akan mengambil Taehyung saja karena Taehyung-lah yang diasuh oleh Tuan Kim. Tuan Kim mengambil sebuah benda dari laci mejanya, benda yang kepemilikannya harus menggunakan surat ijin dari pihak yang berwenang.

Tuan Kim memandangi benda tersebut sambil berguman, "Jika perlu aku akan menyingkirkanmu sama seperti aku menyingkirkan musuhku Namjoon, tidak peduli kau suami anakku, tidak peduli kau kaya sekarang, karena aku tidak suka kau mendekati anak dan cucuku sampai kapanpun."

*

Sementara di kamar lain, terlihat Seokjin masih tertidur sambil memeluk anak bungsunya meski pagi telah tiba. Sedangkan Namjoon tidur memeluk Taehyung di sofa Seokjin yang lumayan besar. Seokjin membuka matanya perlahan, hal pertama yang dilakukan adalah mengecek kondisi anak bungsunya, semalaman mereka tidak tidur karena Jungkook terus mengeluh sakit kepalanya, dan juga panas tubuhnya yang semakin tinggi meski sudah meminum obat yang diberikan oleh dokter Henry. Seokjin sedikit bernafas lega, meski masih mendapati panas di tubuh Jungkook paling tidak sudah tidak sepanas tadi malam. Seokjin lekas mandi untuk menyegarkan badannya.

Seokjin beranjak dari tempat tidurnya, membangunkan Namjoon yang masih pulas tidur di sofa. "Namjoon-ie bangunlah!"Seokjin menggoyang lengan Namjoon dengan pelan.

"Oh Jin-ah, apa sudah pagi?"

"Ne, Namjoon-ie, Jja bangunlah dan mandi. Pagi ini kita temui Ayah untuk membicarakan rencana kita." Seokjin mengingatkan rencananya yang ia bicarakan dengan Namjoon kemarin, rencana untuk meninggalkan rumahnya dan pergi bersama suami serta kedua anaknya.

"Baiklah sayang, aku akan mandi, setelah ini kita menghadap Ayahmu, kita hadapi resikonya bersama-sama." balas Namjoon sambil mengucek matanya yang masih terasa lengket, mengingat ia yang hanya dua jam karena menjaga Jungkook yang tengah sakit.

"Aku akan memasak bubur untuk Bunny dulu sekalian mengambilkan kalian sarapan, kau tunggu saja disini Namjoon-ie jaga Bunny dan Tae." Pesan Seokjin sebelum meninggalkan kamarnya.

"Baiklah."

*

"Apa yang kau bawa?" tanya tuan Kim yang berpapasan dengan Seokjin saat keluar dari ruang kerjanya.

"Makanan untuk suami dan anak-anakku ayah." jawab Seokjin pelan, sungguh meski sudah tua suara Tuan Kim tetap menakutkan bagi Seokjin.

Prang

Tuan Kim merebut nampan yang berada di tangan Seokjin dan membantingnya sehingga isinya berhamburan mengotori lantai.

"Ayah apa yang kau lakukan?" teriak Seokjin, tidak terima makana yang ia buatkan untuk suami dan anaknya di banting begitu saja oleh Ayahnya, apalagi itu makanan untuk anak bungsunya yang sedang sakit.

"Kau tidak perlu memberinya makan, yang mereka harus lakukan adalah segera pergi dari tempat ini." ucap sang Ayah dengan suara beratnya.

"Baiklah kalau itu yang Ayah inginkan, aku akan pergi bersama mereka Ayah, membawa Taehyung juga." Seokjin memberanikan dirinya melawan sang Ayah, sudah cukup ia dipisahkan dengan keluarganya selama lima belas tahun dan berakhir mendekam di rumah sakit jiwa.

"Tidak akan kubiarkan kau dan Taehyung ikut bersama mereka." teriak Tuan Kim, Tuan Kim sudah terpancing emosinya.

Namjoon yang mendengar teriakan Seokjin setelah suara benda pecah segera keluar mencari keberadaan Seokjin, setelah terlebih dahulu membangunkan Taehyung untuk menjaga adiknya. Perasaannya menjadi tidak enak setelah mendengar teriakan Seokjin, takut terjadi apa-apa dengan istrinya.

"Seokjin-ah, apa yang terjadi?" pekik Namjoon.

Sret

Tuan Kim langsung menyeret tubuh Seokjin, mendekapnya seperti penjahat menyandra korbannya. "Ayah apa yang kau lakukan." ucap Seokjin.

"Namjoon segera bawa anakmu itu dan pergi dari sini tanpa Seokjin dan Taehyung!" perintah Tuan Kim sambil berteriak.

"Maaf Tuan Kim, kami tidak akan pergi tanpa Seokjin dan Taehyung." ujar Namjoon dengan tenang.

"Tidak akan kubiarkan kau membawa mereka Namjoon."

"Saya akan tetap membawa mereka tanpa atau dengan persetujuan anda Tuan Kim." balas Namjoon, bagaimanapun caranya ia tetap akan mempertahankan keluarganya.

"Tidak akan ku biarkan," Tuan Kim mengambil pistol dari saku jasnya, "Pergilah! Atau kau akan melihat Seokjin mati." ancam Tuan Kim.

Seokjin membulatkan matanya tidak percaya, Ayahnya tega berbuat seperti ini padanya. "Bunuh aku saja Ayah, daripada aku hidup terpisah dengan suami dan anakku." teriak Seokjin.

"Suamiku, apa yang kau lakukan?" tanya Heechul yang tiba-tiba datang setelah mendengar ribut-ribut. "Apa yang kau lakukan pada Seokjin?" kaget Heechul melihat suaminya menodongkan senjata pada anaknya.

"Kau diamlah dan jangan ikut campur." bentak Tuan Kim pada Nyonya Kim istrinya.

"Tuan Kim, tolong lepaskan Seokjin, kita bisa bicara baik-baik bukan?" Namjoon mencoba negosiasi denganTuan Kim.

"Kau jangan mendekat." Lagi Tuan Kim membentak Namjoon.

*

Jungkook mengerjapkan matanya, mencari keberadaan sang ibu yang memeluknya semalaman "Mommy . . ." lirihnya.

"Bunny, . kau sudah bangun?" Taehyung mendekati adiknya, "Bagaimana keadaanmu?"

"Mommy . ." Jungkook tidak menjawab pertanyaan Taehyung, hanya memanggil ibunya.

"Mommy ada diluar bersama Daddy," Taehyung tahu jika di luar kamar Mommy-nya sedang terjadi keributan antara Kakek dan Orang tuanya, "Kita tunggu Daddy dan Mommy disini saja." Taehyung membantu Jungkook duduk, menumpuk beberapa bantal untuk sandaran Jungkook.

Suara keributan diluar semakin keras, teriakan-teriakan dari Tuan Kim, Seokjin, Namjoon serta Heechul semakin jelas terdengar dari kamar Seokjin yang dihuni oleh Taehyung dan Jungkook.

"Tae-hyung . . .diluar ada apa? Bunny takut, Bunny ingin pulang ke Korea." ucap Jungkook lirih, hampir tidak terdengar.

"Tidak ada apa-apa? Mungkin mereka hanya berdebat." jawab Taehyung menenangkan Jungkook yang ketakutan. "Bunny tunggu sini saja, hyung akan melihatnya sebentar."

"Tidak mau, Bunny ikut."

"Jangan, Bunny-kan lagi sakit, sebaiknya tetap dikamar."

"Tidak mau . . .Bunny takut. Bunny mau cari Daddy dan Mommy."

Setelah Taehyung dan Jungkook berdebat kecil, akhirnya Taehyung memapah Jungkook untuk keluar kamarnya, melihat ada apa sebenarnya yang terjadi.

Taehyung dan Jungkook membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang dilihat didepannya, Kakeknya sedang menyandra Mommy-nya dan menodongkan senjatanya pada Daddy-nya.

Taehyung berlari secepat mungkin mendekati Namjoon, melepaskan pelukannya pada Jungkook.

"Daddy!"

Dorr

Suara tembakan terdengar, sebutir peluru lepas dari senjatanya menembus tubuh namja yang baru saja memanggil nama Daddy-nya.

"Taehyung!" teriak semua orang yang ada disitu.

#

Tbc

Update sebelum tidur. . . vote dan koment yan sayang. Terima kasih . . . love you . . .

Looking for my familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang