02

74K 410 3
                                    

Edward James adalah CEO di sebuah perusahaan internasional yang ada di Jakarta, 27 Y.O single.

"aku bisa membantu mu" kataku mantap

aku mendekatkan tubuhnya padanya, dan ingin merasakan dirinya. sebenarnya aku sudah menyukainya sejak lama, namun aku menahan perasaanku dan sedang menunggu waktu yang pas untuk mendekatinya. aku mencoba untuk merasakan bibir merah mudanya, namun dia mencoba untuk menghindar.

aku rasa Edward memcoba ingin mencium ku, namun aku memciba untuk menghindar, tapi apa daya kekuatanku tidak ada apa-apanya dengan tangan kekarnya yang menahan ku.

"jangan di tahan, sebentar saja" mohon ku

"tapi Ed aku bahkan belum pernah berci... hmfft"

Edward langsung mengunci mulutku dengan ciumannya. hanya kecupan ringan di awal dan Edwar ingin merasakan yang lebih. Edward memperdalam ciumannya padaku, tapi karena ini pengalaman pertama ku aku hanya diam saja dan menutup mulutku. Edward menggigit bibir bawahku dan membuat aku membuka mulutku dan dia memperdalam ciumannya padaku, lidahnya mengajak lidahku menari. aku bahkan terbuai dengan ciumannya.

aku melingkarkan tanganku pada lehernya dan dia menekan tengkuk ku dan memperdalam ciuman kami, suara kecupan kami bahkan memenuhi lift yang memang hanya ada aku dan Edward. aku melepaskan ciumanku karena merasa mulai kehabisan oksigen, aku menghirup udara sebenyak mungkin sebelum tangan kekar Edward menangkup wajahku. malu dengan adegan yang barusan kami lakukan aku langsung menyembunyikan wajahku dengan memeluk leher Edward dengan posisi Edward memangnu ku, aju bahkan tidak tau kapan berganti posisi.

"is it your first time" sambil tertawa

aku menjawab dengan mengangguk di leher Edward

"hey its ok baby, you're good enough" sambil menahan tawanya

"this is my first kiss, kamu udah nyuri first kiss aku" aku memukul dada Edward

"its ok, you are mine now"

"hah, maksudnya?"

Edward kembali mencium bibirku dengan lembut "im gonna make it happen" sambil mengarahkan tangannya ke dadaku
"just trust me" lanjut Edward

seakan terhipnotis dengan kata-kata Edward, aku bahkan membiarkan dia menyantuh payudaraku. Ed menyentuh dari balik pakaian kantorku, dia meremas dengan lembut. aku menahan untuk mendesah karena sentuhannya, bahkan Ed memasukkan tangannya dari bawah kemejaku dan menyentuh perut ramping ku dan naik ke payudaraku.

"engga sekecil yang orang-orang kira, ini cukup besar untuk gadis dengan tubuh mungil"

"emm ahh" shit aku tidak bisa menahan desahanku ketika jarinya secara tidak sengaja menyentuh putingku dari luar bra ku.

tinggal satu langkah lagi Ed bisa merasakan payudara ku seutuhnya, jika teknisi di kantor tidak dengan sengaja menggedor pintu lift. seakan kembali lagi dari khayalanku. aku dan Edward menghentikan aktivitas kami dan menjawab bantuan yang datang.

"rapikan dirimu, aku tidak ingin kau di lihat buruk oleh orang yang melihatmu nanti"

"baik pak"

Edwar menarik tubuhku dan mencium bibirku, singkat namun dapat membuat aku terbang ke langit ketujuh.

"saya bukan bapak kamu, ingat"

aku diam dan menetralkan detak jantungku yang rasanya sudah ingin berhenti.

pintu lift terbuka dengan kegelapan di seluruh kantor.

"maaf pak ada gangguan listrik, maaf juga kena terlambat memberikan pertolongan" kata Sang teknisi.

Edward hanya melewati teknisi tersebut dan aku tersenyum lembut pada teknisi tersebut.

Ketika sampai di lobby Jam sudah menunjukkan pukul 8.30 malam yang berarti Aku terjebak di dalam lift selama 3 jam bersama Edward.

Aku segera mencari taksi setelah sebelumnya ku Mengucapkan salam kepada Edward karena telah menolong aku. Melihat aku sendiri berdiri di pinggir jalan Edward segera menghentikan mobilnya dan menurunkan kaca mobilnya dan berkata
"kamu ikut saya saja saya akan mengantarkan kamu sampai ke rumah kamu"

" Ah tidak usah Pak Tidak usah repot-repot saya akan naik taksi saja "

" mana ada taksi atau angkutan umum jam 09.00 malam seperti ini kamu ikut saya atau jalan kaki "

Akhirnya aku memilih agar Edward yang mengantarkan aku sampai ke rumahku hitung-hitung mengirit uang jajanku

" Thank you Edward sudah nganterin aku sampai ke rumah selamat malam saya masuk duluan "

Don't touch My BoobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang