Sudut Pandang Favorit

4K 813 233
                                    


Sudut pandang tuh ada banyak. Silakan cari di Google untuk penjelasan lebih lanjut.

Udah? Udah cek Google? Kalo gitu, ayo lanjut.

Kalo favorit aku banget sih cuma DUA.

Pertama, POV 3.

Kedua, POV 1 (cewek).

Aku dulu saat awal-awal nulis, selalu pakai POV 1 cewek sih. Pas nulis FF juga, dan kadang suka ganti-gantian gitu ada POV 1 cowok. HAHA, aku lumayan jago bikin POV Harry. #plak

Tapi, saat aku perdalam pengetahuan aku soal menulis, ternyata ganti-ganti POV itu nggak boleh keseringan. Apalagi di Wattpad. Dan kita masih amatiran. Soalnya, feel tokohnya itu 'kan harus beda-beda. Takutnya nggak sesuai aja sama karakternya pas kita ganti ke POV lain.

Terus dulu juga aku sering salah sih. Dulu aku sering nulis gini setiap pergantian POV:

Harry's POV

Carol's POV

Jubaedah's POV

Dan sebagainya. Lalu, apa itu salah? Yes. Ternyata nggak harus nulis begitu. Karena kalo kita baca novel, nggak ada 'kan tulisan begituan?

Kalo mau ganti POV, cukup taruh di judul chapternya aja. Contohnya, aku sih lagi baca Rahasia Tergelap by Lexiexu. Ada di Wattpad Gramedia Pustaka, lho! Tapi updatenya bertahap gitu. But, it's okay lah. Namanya juga gratisan.

Tapi, seriously, aku mau beli deh kalo aku udah punya banyak duit. #plak

Buat koleksi aja. Nanti buku-buku aku akan aku kasih ke anak-anak aku, biar mereka tau buku yang keren pada masa ibunya tuh apa aja. #ngelantur

Balik lagi ke POV.

Di short story aku, semuanya pakai POV 1 cewek. Kenapa? Biar aku bisa lebih mendalami perasaan tokoh utama aku, sih.

Dan kadang karena SS aku kayak rada balik ke masa lalu gitu, banyak yang ngira itu kisah nyata dan pengalaman pribadi aku. Haha. Padahal sih bukan.

Enaknya pakai POV 1 cewek tuh, aku jadi merasa curhat gitu. Kadang sampai nangis pas ngungkapin uneg-uneg tokoh aku, berasa aku yang ngalamin.

Dan yah, aku di SS pakai POV 1 cewek karena biar beda aja sama works aku yang Teenfiction. Dan niatnya, biar pembaca cewek merasa jadi tokoh utama juga.

Yang cowok terus gimana? Ah, dikit cowok yang baca SS aku. Nggak tau deh perasaan mereka gimana. HAHA.

Kesulitan POV 1 adalah, kita sebagai penulis hanya bisa menuliskan kejadian yang memang terlihat oleh mata dan bisa dirasakan tokoh utama kita itu.

Kita nggak bisa menuliskan perasaan tokoh lain secara detail. Paling juga hanya sekira-kira tokoh utama kita aja.

Contoh:

Di cerita REGRET aku, Nara nggak tau alasan Sandra tiba-tiba musuhin dia. Sebenernya Nara nggak sadar apa kesalahan yang dia lakukan, sehingga Sandra jauhin dia.

Jadi, itu nggak bisa aku jelasin. Aku nggak bisa ngasih tau ke pembaca alasan Sandra marah, karena Regret itu sudut pandang Nara. Bukan sudut pandang orang ketiga. Jadi, yaudah. Aku biarkan pembaca menerka-nerka sendiri.

Pernah ada yang ngasih kritik, kenapa konflik Sandra itu nggak dijelasin. Yah, aku jawabnya ya sama kayak yang tadi aku jelasin. Aku pakai sudut pandang Nara. Dan Nara juga nggak ngerti kenapa Sandra marah. Tapi, sebenernya aku pernah kasih petunjuk sih. Mungkin ada yang nggak 'ngeh'.

Itulah kesulitan atau tantangan buat POV 1. Tidak bisa menjelaskan secara detail perasaan dan masalah tokoh lain. Tapi, menurut aku, itu SERU sih. Pembaca jadi kayak nebak-nebak gitu. Dan kecanduan baca hingga akhir karena penasaran.

Lalu, soal POV 3.

Aku nulis Teenfiction pakai POV 3. Karena ... kebanyakan novel remaja yang aku baca memang selalu pakai POV 3. Yah, aku awalnya ikut-ikutan aja.

Aku merasa kaku banget sih saat pertama kali nulis pakai POV 3. Aku udah kebiasaan pakai POV 1 saat itu.

Tapi, aku nggak nyerah. Aku terus banyak baca buku dan cerita di Wattpad yang menggunakan POV 3. Narasi POV 3 yang aku suka itu sih narasinya Wulan, Sashi, Inggrid Sonya, Rora, dan Billa. Asik aja gitu narasi mereka. Aku iri :')

Yah, aku belajar banyak dari cerita-cerita mereka. Dan aku juga banyak latihan. Sampai akhirnya, sekarang aku merasa lebih meningkat.

Walau mungkin kemarin ADA yang bilang narasi aku masih kaku, harus banyak baca lagi, dan perbanyak kosah kata ... tapi, aku merasa sekarang itu udah jauuuh lebih baik daripada dulu. Daripada cerita aku yang sebelum-sebelumnya.

Rada sedih sih kalau ada yang masih merasa narasi aku itu 'kurang'. Tapi, yah ... aku masih terus belajar. Tanpa disuruh pun, aku juga masih baca-baca cerita Wattpad yang menurutku seru. Aku masih mengumpulkan kosah kata baru dan sebagainya. Tenang aja.

Semua penulis punya style masing-masing untuk narasi ataupun dialog. Aku nggak bisa disuruh meniru narasi penulis lain. Karena ... ini style aku. Dan begitu juga dengan penulis yang lain. Kalian juga begitu.

Kata guru aku, semua penulis akan menemukan aliran dan style-nya suatu hari nanti. Kuncinya, jangan berhenti menulis.

Ah, balik lagi ke POV 3.

Kelebihan POV 3 bagi aku adalah aku bisa mengeksplor semua karakter tokoh aku. Bukan cuma tokoh utama aja.

Aku bisa nulis isi hati karakter tokoh aku yang lain, tanpa ragu.

Tapi, aku seringnya sih pakai POV 3 tapi dominan ke satu tokoh. Nanti ganti-gantian gitu. Nah, kalo kasus ini, baru boleh.

Kayak Di Regretful, di chapter pertama itu POV 3 tapi lebih condong membahas Nara.

Chapter 2, POV 3 lebih membahas Deeka.

Di Chapter 3, POV 3 membahas keduanya. Gantian gitu, deh. Dan ini sih menurut aku seru banget. Aku enjoy nulisnya.

Begitu seterusnya. Kadang ada yang bilang, "Kok aku ngerasa kayak baca POV 1 ya, Kak? Padahal penulis itu pakai POV 3."

Yak, kadang POV 3 terasa hanya membahas sudut pandang satu tokoh. Lebih tepatnya, dominan membahas dari sudut pandang satu tokoh saja. Padahal, itu pakai POV 3.

Apakah itu boleh?

Boleh, lah. Malah aku suka yang kayak gitu, sih. Jadi, pembaca bisa lebih fokus dan mengenal satu-persatu tokoh secara bertahap.

Enaknya pakai POV 3 juga karena aku merasa lebih bebas menjelaskan karakter tokoh secara detail. Entah ciri fisik, pendapat tokoh lain, dialog, dan sebagainya. Pokoknya, lebih bebas deh dibanding pakai POV 1.

Kayaknya, itu aja.

Aku penasaran, apa sih POV favorit kalian? Dan alasannya kenapa? :)

See ya!

Curahan Hati Penulis AmatirOù les histoires vivent. Découvrez maintenant