"Ohh.. Aku Shawn, kau dapat memanggilku dengan Shawn." Aku mengulurkan tanganku.

"Scarla"

"Hmm Shawn, aku pulang dahulu."

"Bukankah aku bilang aku akan mengantarmu? Aku tidak bertanya dan meminta persetujuanmu untuk itu." Aku masih menatapnya.

Handphone Scarla berdering. Ia mengangkat panggilan teleponnya.
"Hallo, ya granny? Iya, aku akan berhati-hati, aku akan segera pulang, granny tidak perlu menungguku ini sudah larut malam granny tidur dahulu ya? Ku mohon aku akan segera pulang granny, baiklah hmm" ia menggigit bibirnya.

"Hmm kurasa kau harus segera pulang karena grannymu sudah menunggumu di rumah? Baiklah ayo aku akan mengantarmu." Aku tersenyum mengatakannya kembali.

Ia masih terdiam memegang handphone nya. Aku masih menunggunya dan menatapnya.

"Baiklah untuk kali ini saja." Katanya takut. Aku tersenyum melihat wajahnya seolah penuh curiga padaku.

"Kau tidak perlu takut, apakah wajahku begitu menakutkan bagimu?" Tanyaku.

Ia malah mengangguk, aku tidak percaya gadis macam apa dia ini. Aku tersenyum dan menggeleng.

"Ayo" aku berjalan di depannya sedangkan ia berjalan di belakangku menuju tempat parkir.

Aku menuju Porsche 718 Boxter-ku. Scarla akan menjadi wanita pertama yang duduk dimobilku. Aku tidak pernah mengizinkan wanita lain menaiki mobil kesayanganku.

Aku mengeratkan coatku, salju sudah mulai turun dengan angin yang berhembus kencang. Aku memperlambat jalanku agar aku dapat berjalan berdampingan dengannya.

Aku berjalan pelan di sisinya melihatnya mengusap tangannya yang terbalut sarung tangan. Suhu udara di Toronto ketika tengah malam ini memang tidak bersahabat, namun mengapa dia malah tidak membawa syal di saat keadaan bersalju seperti ini.

Aku melepaskan syalku dan melingkarkannya di lehernya.

"Hmm tidak perlu-." Katanya menatapku.

"Kau ini, sudah tahu keadaan bersalju mengapa tidak membawa syal untuk menghangatkan dirimu." Aku lalu berjalan mendahuluinya mengeratkan coatku dan mempercepat langkahku ditengah udara dingin ini.

Aku memasuki mobil dan tersenyum ketika melihat syalku sudah melingkari lehernya.
Ia memberitahukanku jalan menuju rumahnya.

"Apakah kau akan datang kembali ke club? Aku akan mencuci syalmu dan akan mengembalikannya nanti." Katanya padaku.

"Ya, aku akan datang lagi nanti." Kataku.

"Kau tidak mengingatku?" Tanyaku sambil masih menatap jalan.

"Maaf tapi aku benar-benar lupa, kau tidak akan menurunkanku di tengah jalan kan karena aku tidak mengingatmu?"

Aku sangat suka melihat raut wajahnya yang menurutku menggemaskan itu. Aku tertawa pelan.

"Satu minggu lalu kau menumpahkan kopi di kemejaku." Kataku membuatnya berpikir.

"Ohh!! kau yang ada di kedai kopi? Astaga! Bagaimana dengan kemejamu? Seharusnya aku mencucinya maaf karena kejadian itu.. ohh itu sangat memalukan."
Aku melihatnya menunduk dan memejamkan matanya. Entah apa yang aku rasakan aku hanya terus tersenyum melihatnya.

"Kau dapat mengajakku makan siang untuk hal itu." Kataku.

"Baiklah aku akan mentraktirmu makan siang." Ia mengangguk dan tersenyum.

Aku sudah sampai mengantarkannya di depan rumah.

"Terima kasih untuk syalnya dan mengantarku pulang." Katanya tersenyum dan melambaikan tangannya.

Aku tersenyum dan mengangkat tanganku dan segera berlalu meninggalkannya. Shawn apa yang baru saja kau lakukan, jika teman-temanmu tahu hal ini, mereka akan mengadakan pesta semalaman untuk merayakannya. Aku tertawa bodoh memikirkannya.

Seketika pandanganku teralih pada sebuah boneka kecil di kursi penumpangku. Aku mengambilnya itu adalah sebuah boneka rusa kecil. Aku tersenyum, pasti ini milik scarla.
Aku membenarkan posisi rusa kecil tersebut agar duduk di sisiku.

"Ayo kita pulang rusa kecil" aku tersenyum dan memegang kemudiku

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Ayo kita pulang rusa kecil" aku tersenyum dan memegang kemudiku.

S.H.M.I.L.Y.  (COMPLETE)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن