Scarla membawa nampan berisi satu sandwich dan satu cangkir hot cappuccino. Seorang lelaki tengah duduk dan memainkan iphonenya. Scarla berjalan menujunya untuk mengantarkan pesanannya.

Sepiring sandwich ia letakan, namun ketika ia hendak meletakan hot cappuccino rasa perih luka pada tangannya membuat keseimbangan tangannya hilang dan satu cangkir gelas cappuccino tersebut tumpah di atas meja dan mengenai baju kemeja putih lelaki tersebut.

"Shit!" Kata Lelaki tersebut yang langsung berdiri dari tempat nya untuk menghindar, namun kemeja nya masih mencetak jelas noda kopi yang tumpah tersebut.

Scarla melihat lelaki tersebut. Kini tatapan mereka bertemu. Seorang Lelaki tampan dengan tajam menatapnya.

"Maaf.. maaf" Scarla mengambil tissue dan membersikan noda kopi yang tertumpah di bagian perut kemeja lelaki tersebut.

Lelaki tersebut menarik tangan Scarla yang masih membersihkannya untuk tidak menyentuhnya.

"Ada apa ini? Scarla apa lagi yang kau lakukan?!" Kata Robert marah. Robert lalu melihat lelaki yang berdiri dihadapannya.

"Maaf tuan.. maaf tuan, saya akan memecatnya." Kata Robert yang seketika itu juga membuat Scarla menatapnya.

"Tuan Robert?" Bisik Scarla tidak percaya.

"Kau sudah dengarkan?! Kau di pecat." Kata Robert membentak.

Scarla menghapus kasar air mata yang mengalir di pipinya. Ia lalu membuka apron nya dan berjalan ke dalam ruangan mengambil tasnya dan berlalu keluar meninggalkan Mr Robert yang masih meminta maaf pada lelaki tersebut.

'Oh tidak! hariku sungguh sangat sempurna?! Aku kehilangan $1.000 dan aku kehilangan pekerjaanku. Oh Scarla kau sungguh menyedihkan.' Batin Scarla sambil berjalan keluar menyusuri jalan menuju  halte bus.

Shawn Anderson

Pekerjaanku sangat banyak hari ini. Aku masih harus melanjutkannya setelah aku mendapatkan kopiku. Aku melangkahkan kaki ke kedai kopi di dekat kantorku.

Aku menunggu pesananku sambil mengecek beberapa email dari iphoneku. Seorang pramusaji wanita mengantarkan pesananku. Ketika ia meletakkan sandwich aku dapat melihat jarinya terluka. Namun ketika ia meletakan hot cappuccino ku, ia malah menumpahkannya sehingga mengenai bajuku.

"Shit!" Kataku lalu aku langsung berdiri dari tempat dudukku.

Aku menatapnya tajam, aku baru saja ingin mengucapkan sumpah serapahku, namun begitu aku menatap matanya, aku hanya terdiam. Matanya begitu sendu, wajahnya cantik dan kepolosan yang tersirat di wajahnya membuatku hanya bisa diam terpaku menatapnya.

Matanya berkaca-kaca, aku dapat melihat pipinya merah seperti memar dan sedikit goresan menghiasi pipinya, seperti luka bekas tamparan. Tangannya juga terluka namun ia hanya membiarkannya seperti itu.

"Maaf.. maaf" Katanya lalu mengambil tissue dan membersikan noda kopi yang tertumpah di kemejaku. Aku melepaskan tangannya. Aku tidak ingin ia bersusah payah membersihkannya, lagipula noda tersebut tidak akan hilang dengan usapan tissue. Aku masih terdiam, entah seharusnya aku marah namun melihat wajahnya aku seperti terbungkam tidak dapat berkata apapun.

"Ada apa ini? Scarla apa lagi yang kau lakukan?!" Kata seorang yang sudah agak tua dengan perut buncit, aku rasa ia pemilik kedai kopi ini.

Scarla, apakah itu namanya? Nama yang indah.

"Maaf tuan.. maaf tuan, saya akan memecatnya."

"Tuan Robert?" Bisiknya pelan. Aku dapat melihat ia menangis. Entah apa yang aku rasakan namun aku tidak suka melihat wanita menangis.

"Kau sudah dengarkan? Kau di pecat." Kata Pria buncit itu membentak. Baru saja aku ingin berkata namun ia sudah membuka apron berjalan ke dalam dapur dan keluar lagi membawa tas selempangnya meninggalkanku dan pria buncit ini.

"Maaf Tuan Shawn, aku akan mengganti rugi atas ini semua." Pria buncit itu masih saja mengajakku berbicara.

"Kau tidak perlu memecatnya kasar seperti itu." Kataku lalu meletakan beberapa dollar di meja dan mengenakan coatku dan berjalan keluar meninggalkan pria buncit itu.

Angin berhembus kencang, musim dingin akan segera tiba, aku dapat melihat gadis itu berjalan, sesekali bahunya berguncang dan ia menghapus air matanya.

'Shawn apa yang kau lakukan?' Kataku pada diriku sendiri.

Entah apa yang aku lakukan, aku mengikutinya dalam jarak yang ku rasa tidak akan disadarinya. Ia berhenti dan duduk di halte, sedangkan aku masih berdiri di seberang jalan memperhatikannya.

Ia menutup kedua wajahnya, bahunya kembali terguncang. Aku tahu ia menangis. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ia menangis karena kehilangan pekerjaannya? Aku dapat memberikannya pekerjaan jika ia mau.

Ketika bus tiba di halte, ia segera menghapus air matanya dan masuk ke dalam bus tersebut.

'Shawn apa yang kau lakukan?' Aku menggaruk  kepalaku, bingung apa yang ku lakukan, memperhatikan seorang gadis yang menangis di seberang jalan. Gadis yang sudah menumpahkan kopi di kemejaku. Seharusnya kan aku marah.

Scarla. Aku harap bisa bertemu dengannya lagi.

S.H.M.I.L.Y.  (COMPLETE)Where stories live. Discover now