Padahal biasanya ketua kelas itu identik pinter, pendiam, rajin. Lah ini? Provokator. Iya kalau provokator baik ini malah sebaliknya. Tapi menguntungkan juga untuk kelas situ.

Ify segera memberi kode kepada Via dan Shilla. Via dan Shilla yang diberi kode pun langsung faham dan menyusul Ify yang sudah berjalan keluar terlebih dahulu. Dan dibelakangnya diikuti Alvin dan Cakka.

🌾🌾🌾

Ke-lima orang itu berjalan mengendap-endap di depan ruang guru. Mereka akan ke perpustakaan yang terletak di sebelah kanan ruang guru srdangkan kelasnya berada di sebelah kiri ruang guru. Jadi, kalau mau kesitu harus melewati ruangan itu.

"Sssttttt, jangan berisik cuy." desis Ify saat mendengar Cakka dan Alvin tampak meributkan sesuatu.

Jika suara mereka sampai terdengar dari dalam ruang guru dan mengacaukan rapat hari ini. Mereka pasti akan dihukum dan yang terpenting rencana mereka hari ini gagal.

Dengan pelan-pelan akhirnya mereka berlima sudah berada di depan perpustakaan itu. Lorong itu nampak sepi karena belum istirahat. Dan berdasarkan yang Ify tau, Qeyla itu anak rajin. Eh, salah anak sok rajin yang selalu menyempatkan diri untuk ke perpustakaan walaupun hanya satu jam.

"Gimana?" bisik Shilla kepada Ify.

Ify hanya mengangguk-angguk tanda beres."Lu udah bawa airnya kan?"tanya balik Ify. Sedangkan matanya terus memandangi pintu perpustakaan.

Acungan jempol Shilla berikan kepada Ify tanda sudah berea. Mereka tinggal melaksanakan tugasnya dan selesai.

Ify nampak membisikkan sesuatu ke mereka ber-empat supaya rencana ini berhasil seratus persen. Mereka menganggik-angguk tanda paham.

Tak lama, Alvin segera melaksanakan tugasnya. Ia pura-pura masuk kedalam perpus untuk meminjam buku.

Entah apa rencana yang akan nereka lakukan. Tapi kalau dilihat dari tingkahnya itu akan sangat mengesankan, ya mungkin saja.

Mereka yang diluar harap-harap cemas. Mereka takut kalau Qeyla nanti curiga dengan Alvin dan akhirnya rencana mereka gagal. Jangan sampai itu terjadi bagaimanapun itu.

From : Calvin Alfnno

Dia OTW keluar.

Ify yang mendapat pesan itu langsung menyuruh mereka untuk bersiap-siap. Inilah yang dari tadi ia tunggu-tunggu.

Dalam hati Ify ikut menghitung mundur dari angka tiga.

Tiga
.
.
.
Dua
.
.
.
Satu

Byyyuuurrrrr.......

Air bekas pel, tomat busuk, bercampur menjadi satu. Tak lama dari itu air bersih mengalir tepat diatas gadis itu.

Dan kemudian terdengar gelak tawa yang saling bersahutan. Itu tawa Ify dan yang lain. Sedangkan gadis yang disiram tadi adalah Qeyla.

Entah mengapa Ify dari pertama tidak suka dengan gadis itu. Ia beranggapan kalau Qeyla merebut Rio darinya.

"Uhhh, kasiannya." ucap Shilla dengan nada mengejek. Senyum miring pun tercetak dibibirnya.

Qeyla hanya menunduk. Mungkin tidak berani melawan mereka. Atau sedang berfikir bagaiman kabur dari mereka.

"Gue peringatin ya Qey. Gue mau lo jauh-jauh dari Rio kalau bisa putus aja. Gue gak suka lo dan sampai kapanpun gue gak akan suka sama lo," cetus Ify sambil menyilangkan tangannya di dada.

Tanpa diduga-duga Qeyla mendongakkan wajahnya dan menatap balik Ify. Ia seolah-olah sedang menantang Ify atau lebih tepatnya merendahkan Ify.

"Emang lo siapa ngatur-ngatur gue? Emak bapak gue aja gak ribet kok lo yang ribet?"

Wah. Yang lain langsung terperangah kaget. Mereka kira Qeyla tidak berani melawan tapi nyatanya malah sebaliknya.

Ify menggeram kesal. Ia kembali menantang Qeyla. Ia tidak ingin kalah dengan cewek cupu itu. Bagaimanapun itu, tidak ada sejarahnya Ify kalah.

"Heh ngaca dong, wajah gak bisa diunggulin, body gak bisa diunggulin, kekayaan gak bisa diunggulin aja bangga. Inget lo itu cuma anak beasiswa. Gak usah berharap muluk-muluk deh,"

"Gue emang gak cantik, body gue juga gak bisa diunggulin, dan gue juga anak beasiswa. Tapi setidaknya gue lebih berguna buat SMA ini daripada lo," ok. Ini sudah menantang Ify. Tangannya sudah gatal untuk menampar wajah sok cantik gadis itu. Tapi masih ia pikir-pikir ulang.

Tangannya sangat ia haramkan untuk menampar orang yang tidak setara dengannya.

"Gue pastiin lo bakal out dari sekolah ini. Cabut cuy,"

Mereka berjalan meninggalkan Qeyla yang masih ia berdiri terdiam di depan perpustakaan.

Qeyla hanya menatap mereka dengan bola mata sendu. Andai mereka tau.

🌾🌾🌾

Kesel g? Greget g?
#5TILLRFM

(Not) Psycho Love [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang