2. Azzam dan Ayla

428 13 1
                                    

Setelah teman teman Azzam pulang, kemudian masuklah ibu, budhe nur, mbak Aisyah, budhe Umi, budhe Yanthi, dan bulik ratna dengan si kecil aqila yang berada di gendongannya. Aqila anak kedua dari bulik ratna yang masih berumur 9 bulan, anak pertamanya bernama Wahyu, duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 6.

Ayla POV

Sementara mas Azzam di introgasi oleh para ibu ibu, aku mengambil alih aqila dari gendongan bulik Ratna, dan membawanya duduk di kursi di samping tempat mas Azzam.

~~~

Saat tinggal Ayla dan Azzam di ruangan itu, karena yang lain sudah pulang kecuali kak Aisyah yang tadi bilang mau ke mini market depan rumah sakit. Ayla menanyakan hal yang dari tadi ingin dia tanyakan,

Azzam POV

" mas Azzam boleh tanya gak" ucap Ayla di sampingku.

Aku yang tadinya fokus ke hp, menatap ayla yang katanya ingin bertanya.

" ya bolehlah dek, biasanya juga kamu langsung nanya, gak ada tuh acara minta izin dulu " jawab ku, sedikit bingung dengan tingkah bocah itu.

" tapi mas janji harus gak boleh nuduh yang aneh aneh ". Kulihat Ayla sempat cemberut karna ucapanku. Aku mengerutkan keningku pertanda tidak paham, aku pun menghela nafas.

"ya, emang mau nanya apa sih, kok gitu banget"

" itu lo mas, temennya mas yang tinggi tadi namanya siapa sih" aku mengernyit.

" namanya Arfan, tapi kenapa kamu nanyain temen kakak, biasanya juga cuek aja tuh, Atau kamu ada rasa ya".

" eh apaan sih mas, jangan asal tebak deh".

" siapa yang asal tebak sih, mas tuh tau dari cara kamu natap dia tadi, inget loh perbuatan kamu itu termasuk zina, seperti yang di terangkan dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw bersabda, "Pandangan mata ibarat panah beracun yang keluar dari busur panah iblis. Allah Ta'ala menganugerahkan kepada seseorang yang meninggalkannya [zina mata] karena takut kepada Allah berupa iman yang memberikan kelezatan kepada hati."

"iya mas aku inget kok" ayla menundukkan kepalanya, yang aku tahu dia menyesal dengan perbuatannya. "aku kan terkesan sama cara bicaranya temen mas yang santun itu" lanjut Ayla.

"Arfan itu emang gitu, lembut banget cara bicaranya, ya 11, 12 lah sama mas" kataku percaya diri.

"yee,,  mas Azzam mah ke PEDE-an" katanya sambil menyenggol lenganku.

"mas, mas Arfan itu udah punya cewek ya. Pasti udah deh,  secarakan dia idaman banget" lanjutnya dengan raut muka putus asa. Sepertinya Ayla memang suka sama Arfan. Jika memang iya semoga Ayla tidak kecewa nantinya.

" kamu kenapa sih tanya tanya kayak gitu,  aneh deh. Soal Arfan, boro boro dia punya cewek pacaran aja dia gak pernah" kulihat Ayla tersenyum, mendengar ucapanku.

Ayla POV

Mendengar jawaban mas Azzam,entah mengapa membuatku merasa senang, sampai sampai tidak bisa menyembunyikan senyum ku.

"Alhamdulillah" ucapku lirih tanpa sadar, segera ku tutup mulutku, dan semoga mas Azzam tidak mendengarnya.

" Alhamdulillah kenapa dek" curiga mas Azzam.  Ternya mas Azzam dengar ucap spontan ku.

" hah, gak kok mas. Gak apa apa. Mas Aku pamit ya, udah sore nih, entar kesorean lagi" pamit ku, untuk mengalihkan topik.

" beneran kamu bisa pulang sendiri"

"iya mas bisa, aku kan bawa motor"

Memang tadi aku bawa motor sendiri sedangkan ayah dan ibu boncengan pakai motor lain.  Dan berhubung aku masih pengen nemenin mas Azzam, aku suruh ayah sama ibu pulang duluan, kasihan kan kalo ayah sama ibu harus nemenin aku lama lama.

"yaudah kalo gitu hati hati bawa motornya"

"Iya mas, assalamualaikum "

"wa'alaikumsalam"



"Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya."
(HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim).

Mengejar Calon ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang