Chapter 11

1.1K 115 61
                                    

Biasakan Vote sbelum membaca dan komen setela membaca.

Dont be silent readers juseyoo....












Happy Reading....


























Ahra terbangun dari tidurnya tiba-tiba dan terengah. Mimpi itu lagi. Sudah beberapa kali ini dia terbangun jam 3 pagi karena tengah memimpikan Soonyoung. Dia bermimpi sedang mengejar Soonyoung, dia memanggil Soonyoung berkali-kali tapi Soonyoung hanya menoleh, tak menjawab panggilannya, juga tak tersenyum padanya. Sungguh membuat frustasi.

Ahra mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan menghembuskan nafasnya pelan. Lalu bangun dan berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum. Hampir 2 minggu ini dia sudah berusaha keras mengenyahkan Soonyoung dari pikirannya, tapi justru Soonyoung sering hadir di mimpinya. 

Kenyataan bahwa Soonyoung tak pernah berusaha menghubunginya juga membuat dirinya semakin memikirkan namja itu. Ahra ingin menghubungi Soonyoung terlebih dahulu, hanya dia terlalu gengsi untuk melakukannya. Dia masih ingat perkataan Soonyoung pada adik Seungcheol, bahwa Soonyoung tak punya perasaan apapun padanya. Tapi Ahra masih menyukai Soonyoung. Karena Soonyoung adalah cinta pertamanya.

Kehidupan Ahra berjalan seperti biasanya. Setelah dia memberikan kesempatan pada Joshua untuk mendekatinya, kehidupannya menjadi sedikit lebih berwarna karena namja itu. Joshua begitu memperhatikan Ahra. Dia sopan dan lembut pada Ahra. Tapi tak jarang pula pikirannya sering membandingkan sikap Joshua yang sopan dan lembut, dengan sikap Soonyoung yang mendominasi dan terkesan memaksa. Membuat Ahra berusaha keras untuk membiasakan dirinya dengan Joshua. Mereka berdua sungguh sangat jauh berbeda.

Joshua sering mengajaknya kencan, entah itu untuk keluar membeli es krim atau untuk makan malam. Joshua tipe orang yang senang membelikan Ahra makanan atau apapun untuk membuatnya senang. Dan apapun yang dimintanya selalu dikabulkan oleh Joshua. Bahkan Ahra pernah bercanda ingin dibelikan mesin capit boneka seperti yang ada di mall. Ketika Joshua berkata akan membelinya, Ahra terpingkal hingga perutnya sakit. Joshua sungguh polos. Atau mungkin hanya terlalu suka padanya.

"Perlu kubantu bersiap?" tawar Joshua pada Ahra. Ahra tersenyum dan menggeleng pelan.

"Tunggu disini saja. Aku takkan lama," Ahra berlalu ke kamarnya dan mengisi kopernya dengan beberapa baju dan beberapa barang. Ada acara retret kantor besok pagi, semua karyawan diwajibkan ikut. Dan semenjak Joshua berkata akan mendekatkan dirinya pada Ahra, juga insiden hutan bunga di kantor, dia menempel pada Ahra kemanapun. Hingga membuat semua orang kantor iri pada kedekatan mereka.

Retret bisnis diadakan besok di Changwon, dan mereka akan berangkat bersama malam ini. Karena ini masih sore, Joshua akan menemani Ahra, baru nanti malam mereka akan berangkat bersama yang lain.

"Kau mau makan dulu sebelum berangkat?" Joshua bertanya pada Ahra yang keluar dari kamarnya.

Ahra mendelik dan duduk di samping Joshua, "Kau berencana membuatku gendut atau apa? Kita baru saja makan burger tadi," 

"Kau tetap cantik bagiku walau gendut sayang," Joshua terseyum.

Hati Ahra berdesir mendengar Joshua memanggilnya sayang. Ini kali pertama Joshua memanggilnya begitu. Joshua meraih tangan Ahra dan menempelkan telapak tangan Ahra di pipinya. Ahra menatap mata Joshua yang indah berbinar memujanya.

"Ahra-ya, would you be my girlfriend?" Sekarang ganti perut Ahra yang berdesir. Seperti inikah rasanya ditembak? Rasanya menyenangkan dan sensasi aneh di perutnya ini sungguh menggelitik. Ahra sampai tak tahan untuk tak memegangi perutnya.

Will You Marry Me? [COMPLETED]Where stories live. Discover now