Chapter 10

1.1K 103 48
                                    

Biasakan Vote sebelum membaca dan juga komen setelah membaca. 

Don't be silent readers juseyooo...



















Happy Reading....




















Ahra duduk di sofa dengan gelisah, sedari tadi matanya melirik kesana-kemari mencari dimana keberadaan Soonyoung. Dia tak khawatir namja itu hilang, tapi dia khawatir namja itu muncul begitu saja di depan appa'nya. Dia bisa ditanya macam-macam oleh appa'nya nanti.

"Kau mencari siapa?" Hyunbin ikut menoleh ke belakangnya, melihat apa yang tengah Ahra cari.

"Ah, aniya appa, aku mencari ponselku, aku rasa tadi ponselku berbunyi saat aku mandi," Ahra berusaha tersenyum.

"Lalu, tadi kau memanggil Soonyoung. Apakah Soonyoung disini sekarang? Sepagi ini?" 

"Ani, appa salah dengar. Aku hanya merasa Soonyoung meneleponku. Biasanya kami janjian untuk sarapan bersama di coffee shop tak jauh dari sini,"

"Jinjja?? Sedekat apa kau dan Soonyoung?" tanya Hyunbin.

"Kami hanya teman dekat, dia mengajakku jalan sekali atau dua kali saat weekend... "

"Apakah dia mau menikah denganmu?"

"Appa!!! Kami baru kenal selama 2 bulan. Tidakkah itu terlalu cepat?"

"Lalu kau mau berapa lama? Setengah tahun? Atau setahun?" Hyunbin memandang Ahra yang terdiam. "Ada Joshua yang sudah bersedia akan menerimamu jadi isterinya, mengapa kau masih saja keras kepala?"

Ahra mendengus, "Joshua?? Maksudnya Jisoo??"

"Darimana kau tahu Jisoo adalah Joshua?" tanya Jeonghan yang tiba-tiba mendongak,  padahal sedari tadi dia diam memperhatikan tablet yang dipegangnya.

"Tahu saja," Ahra melipat tangannya di dada.

"Waktumu tinggal 2 minggu sayang,"

"Tujuh belas hari appa,"

"Ya ya... Dua minggu lebih tiga hari. Itu waktu yang cukup untuk mempersiapkan pernikahan," Hyunbin menatap Ahra penuh harap, sedangkan Ahra hanya menatap appa'nya dengan datar. Lalu tiba-tiba Ahra berdiri.

"Kenapa tidak appa saja yang menikah dengan Jisoo??" dan Ahra keluar dari apartemennya dengan membanting pintu.  Meninggalkan Hyunbin yang tercengang.

"Sudah kubilang cara ini takkan berhasil Pak Tua," Jeonghan mendengus geli, masih asik dengan tabletnya.













***

















Ahra berjalan menyusuri jalan, dia tak punya tujuan, hanya mengikuti kakinya melangkah. Dia memilih pergi daripada mendengarkan ocehan appa'nya. Dia sadar waktu perjanjiannya dengan appa'nya semakin dekat, tapi dia malah semakin menghindar. Dan dia juga heran, kenapa Soonyoung pergi saat appa dan oppa'nya datang berkunjung. Dia bahkan tak sempat berpamitan pada Ahra.

Ahra berbelok ke sebuah cafe, memesan latte dan duduk di pojok cafe. Menyandarkan kepalanya ke dinding dan memandang keluar kaca jendela. Menghembuskan nafasnya pelan, dia memikirkan hidupnya selama ini selalu diatur oleh appa'nya. Dia tak ingin jadi anak kurang ajar, tapi sekali saja, dia ingin memilih sendiri dengan siapa dia akan menghabiskan masa tua bersama. 

"Jangan melamun terus, kopimu nanti dingin,"

Ahra tersadar dari lamunannya, mengenali sebuah suara yang familiar di telinganya.

Will You Marry Me? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang