[CNHU #7] Musuh Bergerak!

17.5K 1K 186
                                    


Siang itu, Sasuke, merasa lapar setelah terbangun dari tidurnya. Ia menoleh ke samping kanan, mendapati tempat tidur kosong tanpa tubuh si mungil, Sakura.

“Pasti dia sudah bangun dari tadi,” ucap Sasuke.

Ia segera bangkit dari posisi berbaring. Menggaruk kepalanya asal, membuat rambut gelapnya semakin berantakan. Bola mata Rinnegan meredup dibarengi mata sebelah kanannya yang tampak kuyu. Pria itu masih mengantuk rupanya.

Cukup lama Sasuke menghabiskan waktunya untuk tidur. Setelah melakukan hubungan intim itu semalam bersama Sakura, membuatnya terbuai dan merasa menjadi laki-laki sejati yang paling sempurna di dunia. Itu adalah yang kedua kalinya bagi mereka setelah resmi menikah. Dan Sasuke berakhir dengan bangun kesiangan esok harinya. Bahkan jika Sasuke pantas menebak, sekarang ini pasti sudah tengah hari. Itu terbukti dari cahaya mentari yang merayap masuk ke dalam kamarnya melalui jendela kaca. Begitu panas dan menyilaukan. Ia menoleh pada jam yang berdiri di atas nakas, “Sudah pukul 12 siang rupanya.”

Sasuke bangkit dan melangkah menuju dapur. Tiada lagi yang ia cari ke sana selain makanan karena perutnya terasa sangat lapar sekarang.

Di atas meja makan, sebuah kue tampak menggiurkan namun tidak bagi Sasuke. “Kue strawberry?” gumamnya dan mengernyit kening. Sasuke mendapati kue tart dibalut krim merah muda dengan strawberry-strawberry kecil di atasnya saat ia sampai di dapur.

Saat ini perutnya sangat-sangat lapar dan makanan yang ia dapati hanyalah sebuah kue tart yang tampak begitu manis.

Sasuke menggeleng kecil, “Makanan macam apa ini?” ia berpaling ke kiri-kanan, “Pasti Sakura masih memasak yang lainnya untuk makan siang.”

Sasuke beralih menuju lemari makanan. Ia membuka pintu lemarinya. Kemudian, wajahnya berubah muram. Hanya ada beberapa persediaan cup ramen seperti yang sering Naruto makan di sana.

“Sial, Sakura tidak memasak apapun selain kue manis itu.” Sasuke kembali berdiri tegap sebelum menuju kulkas. Ia mambuka pintunya, hawa dingin dari kulkas langsung menerpa tubuhnya yang lemas. Di dalam sana terdapat persediaan telur mentah, susu kotak, beberapa tomat, dan jus apel buatan Sakura untuk program dietnya. “Hanya ini?” gumamnya lagi.

Kalau begini caranya, mau tidak mau Sasuke akan membuat cup ramen saja. Ia tidak mungkin memakan kue tart yang manis itu. Sasuke tidak suka! Tetapi, satu hal membuat Sasuke tampak berpikir keras.

Dimana istrinya sekarang?

Sasuke mencari Sakura dari dapur menuju ruang tengah. Namun, yang ia dapati istrinya tidak ada di sana. Bahkan Sasuke mencarinya ke teras depan apartemen mereka. Namun lagi-lagi, Sakura tidak berada di sana. “Kemana dia sebenarnya?” keningnya sampai berkerut, “Kenapa dia tidak bilang apa-apa padaku jika akan pergi?” Oh, rupanya seorang Sasuke mulai peduli atas ketiadaberadaan sang istri di sisinya sekarang.

“Cih!” Setelah berdecak kesal, ia kembali masuk ke dalam rumah dibarengi sedikit rasa marah. Sasuke pergi menuju kamar mandi untuk melakukan suatu hal yang mampu membuat kepalanya kembali segar. Berharap rasa lapar sekaligus kesalnya bisa mereda dengan mandi air dingin di siang hari.

Sasuke membuka pintu tanpa keraguan sedikit pun. Saat pintu dibuka, seseorang berteriak dari dalam. Itu membuat Sasuke cepat-cepat kembali menutup pintunya. Ia bahkan berusaha menelan air liurnya dengan susah payah. Di dalam sana, Sasuke melihat punggung polos istrinya. Ia berbicara dari luar pintu, “Sakura, maafkan aku.”

Carve of a new history of UCHIHA [CNHU] ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن