PROLOG

22.9K 455 5
                                    

Prolog

Seorang perempuan berusia mendekati dua puluh tahun menatap sebuah gundukan tanah merah yang basah oleh hujan. Matanya menatap nanar nisan putih yang menjulang di atas gundukan tanah tersebut. Berkali-kali dibacanya tulisan yang terukir di batu nisan itu. Tapi otaknya masih belum bisa percaya dengan apa yang baru saja terjadi dalam hidupnya.

Semakin dibacanya tulisan-tulisan di atas nisan itu, kakinya semakin merasa kehilangan kekuatan untuk berdiri. Dia berlutut di atas tanah masih dengan pandangan yang fokus menatap nisan. Air matanya masih menetes bercampur dengan air hujan yang membasahi wajahnya. Suara isakannya tak terdengar walaupun bibirnya berkali-kali menggumamkan sesuatu.

"Aku akan berjuang, Pa,"ucap perempuan itu. Tangan kanannya merangkul erat satu-satunya saudara kandungnya. Sementara tangan kirinya mengepal erat menandakan tekadnya.

Semua musibah ini mungkin terlalu cepat baginya dan adik lelakinya. Namun, apapun yang terjadi dialah yang harus melanjutkan apa yang telah dimulai oleh ayahnya.

"Aku janji, Pa, aku akan terus berjuang demi perusahaan dan untuk membalaskan dendam Papa,"bisiknya lirih.

TGS 1st - Silly MarriageWhere stories live. Discover now