23. Girls Talk Boys

4.1K 649 901
                                    

Michael menyusun semua hasil potretannya yang sudah di print out di atas meja cafe. Sebuah kamera tergeletak di tengah-tengah kami. Michael lagi ada project besar-besaran. Dia yang berkedudukan sebagai ketua ekskul fotografi lagi sibuk banget mempersiapkan pameran foto yang biasa diadakan sebagai peringatan hari jadi sekolah.

Steph sedari tadi cuma mengotak-atik ponselnya, beberapa kali mengajak kami mengobrol dari masalah konser Justin Bieber dan se-gimana pengennya dia buat beli tiket, sampai ngomongin Iqbal yang kepilih buat jadi Dilan di film Dilanku 1990.

Karena Michael keliatan lagi stress berat, gue dan Steph sepakat buat sekedar membantu memilah foto terbaik buat dimasukkan ke dalam pameran.

Ponsel Michael bergetar ditengah-tengah perdebatan kami tentang salah satu foto, ketika Michael melihat nama yang tertera di hapenya, senyum lebar langsung muncul di wajahnya yang sempat kusut, "Halo, Cess?"

Sambil menunggu Michael telponan, gue iseng mengecek ponsel dan membuka room chat gue bareng Bu Lena yang tadi memberi tahu kalo Calum bakal nyusul ke sini jam 4 sore buat tutor. Sekarang udah jam empat lebih lima belas menit dan belum ada tanda-tanda kemunculan Calum sama sekali.

"Hah? Kamu serius? Malem ini?!" Teriak Michael masih dengan ponsel yang menempel di telinganya. Gue mendongak dan menunjukkan ekspresi penasaran, Michael mengangkat jadi telunjuknya ke arah gue buat melarang gue bicara.

Dia lalu menghembuskan napas gugup, "I'm so nervous, Babe! Holy fucking shit! Oke oke, ini aku langsung pulang. Sampe jumpa malem ini."

Gue menggigit bibir gue excited ketika Michael masih memandangi ponselnya sambil tersenyum semringah sebelum dia menoleh ke arah kami dan berkata, "Orang tua Cessa ngajakin gue sekeluarga buat dinner di rumahnya. Oh my God! This is really happening!"

"Serius?" Steph meyakinkan, "Gue tuh tadi mikirnya kalian berdua mau...," Steph menaik-turunkan alisnya, "You know."

"Mau...," gue mengernyitkan kening, "Apa?" Tanya gue curiga.

Steph menggigit bibirnya sambil menggerak-gerakkan jari tangannya buat menunjukkan aktivitas yang gue sangat-tahu-apa. Michael menepis tangan Steph cepat lalu terkekeh kecil sambil menggelengkan kepalanya, "Shut up, Steph."

"What?" Steph tertawa, "I didn't say anything! See? You're blushing! What does that even mean?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"What?" Steph tertawa, "I didn't say anything! See? You're blushing! What does that even mean?"

Michael memutar bola mata, "Yeah, whatever. Gue yang traktir, btw."

Setelah gue dan Steph memekik bahagia, akhirnya kami membantu Michael membereskan semua foto-fotonya yang berserakan di atas meja. Ketika gue menyerahkan foto-foto itu, gue memerhatikan eskpresi tegang Michael, "Nyante kali. Lo udah sering ketemu ortunya."

"Ini beda kali, Tan. Ortu ketemu ortu, lo bayangin! Siap-siap deh kalian para jomblo denger kabar gue tunangan," Michael berlagak seolah tersipu, membuat gue dan Steph spontan berpura-pura muntah. Michael terbahak, "Gue duluan nih. Sorry ngerepotin kalian berdua."

Ayaflu | 5SOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang