My Precious Time - Hoyu-Sora

718 71 12
                                    

[Name] menghela napas sambil menyapu keringat dari pelipisnya. Usahanya membuat mesin waktu tidak sia-sia. Kini, mahakarya terbesar miliknya berada tepat di depan matanya. Sebuah mesin waktu yang ia buat sendiri.

Selama bertahun-tahun ia meneliti tentang mesin waktu hingga harus mengemban ilmu ke universitas terbaik di Jepang untuk mempelajari mesin waktu. Bahkan, ia telah mengalami ribuan kali kegagalan saat mencoba membuatnya, tetapi hebatnya semangat [Name] tidak luntur.

Kini usianya sudah hampir menginjak dua puluh satu tahun. Ia yang harusnya kini memikirkan pernikahan dan memiliki anak dari seseorang yang dicintainya malah sibuk mendedikasikan hidupnya pada mesin waktu yang ia impikan.

Mungkin sebagian besar orang bertanya-tanya, mengapa ia sangat terobsesi dengan mesin waktu?

Sebenarnya alasannya hanya satu. Ia sangat merindukan ayahnya. Ia hanya ingin menemui laki-laki yang paling ia sayangi di hidupnya. Laki-laki yang kini telah pergi bersama dengan Tuhan, kini sangat ingin [Name] temui.

[Name] tersenyum, menatap bingkai kecil yang berada di atas meja yang tak jauh darinya. Di sana, terdapat foto sepasang suami istri dan seorang anak kecil yang memancarkan aura kebahagiaan. Foto itu adalah foto keluarganya. Dan [Name] sudah tidak sabar untuk bertemu dengan ayahnya.

[Name] kembali melakukan pengecekan terakhir pada mesin waktunya, berharap tidak ada yang kurang dan dapat segera digunakan. Jujur saja, [Name] tidak tahu apa efek samping dari mesin waktunya ini. Mungkin saja percobaannya kali ini bisa gagal dan merenggut nyawanya jika mesin waktu ini tidak berjalan dengan baik, tapi [Name] tidak memiliki waktu panjang untuk memikirkan apa efek terburuk jika mesin waktu ini tidak bekerja dengan semestinya. Apapun akan ia lakukan demi memenuhi keinginannya, menemui sang ayah tercinta.

Persiapan terakhir, [Name] mengeluarkan foto keluarganya dari bingkai yang tidak jauh dari meja kerjanya dan meminum ramuan racikannya sendiri untuk mengurangi efek samping dari mesin waktunya yang berbentuk kapsul.

[Name] menarik napas sebelum akhirnya melangkah mendekati mesin waktu tersebut. Ia mulai menekan tombol-tombol pada pengendali mesin waktunya dan setelah itu membaringkan diri pada kapsul mesin waktu tersebut.

'Kita akan segera bertemu, ayah,' [Name] tersenyum senang ketika merasa impiannya sebentar lagi akan terwujud.

[Name] bisa merasakan suara-suara mesin di telinganya, pertanda mesin waktunya sedang bekerja.

Sekarang yang bisa [Name] lakukan hanya menutup mata dan berdoa agar semuanya berjalan lancar. Bisa saja mesin waktunya mengalami kerusakan yang tak terduga, menyebabkan tubuhnya hancur akibat himpitan dimensi ruang dan waktu karena ia mencoba kembali ke masa lalu, masa dimana dirinya bahkan belum dilahirkan.

Saat mesinnya bekerja, kepala [Name] terasa berputar, ia merasa kepalanya seperti bisa meledak kapan saja, isi perutnya seakan ingin keluar, nafasnya terasa sesak, seperti ribuan oksigen telah direnggut oleh dimensi ruang dan waktu yang ia lewati. [Name] memegangi dadanya yang terasa sakit, ia tidak tahu kalau efeknya akan semengerikan ini, rasanya bagaikan di ambang kematian.

[Name] semakin menutup rapat matanya, menahan rasa sakit yang menimpa di sekujur tubuhnya.

Apakah ini adalah sebuah kegagalan?

Penelitiannya selama bertahun-tahun adalah sebuah kegagalan? Apakah ia benar-benar tidak dapat bertemu dengan ayahnya untuk terakhir kali?

#*#*#*#*#

Sudah lebih dari sepuluh menit [Name] berdiri mematung di tempat yang tidak ia kenali. Berkali-kali [Name] mencoba menerka-nerka di mana ia sekarang, namun tetap saja, semuanya terasa asing. Seperti mobil yang masih berjalan menggunakan ban karet dan berjalan di atas tanah, padahal teknologi sudah mengembangkan mobil yang bahkan sudah bisa mengudara. Atau orang-orang yang membeli sesuatu dengan uang kertas, sedangkan di tempat tinggalnya, semua pembayaran diselesaikan dengan uang elektronik.

ChronosphereWhere stories live. Discover now