02

40 6 3
                                    

Happy reading...

Jangan lupa klik ⭐ dan berikan komentarmu!

ooOoo

SREK

Dibukanya gorden itu lebar-lebar hingga membuat cahaya matahari menerobos memasuki ruangan kamar itu. Sinarnya mampu mengganggu tidur nyenyak seorang pria tampan yang tengah berbaring di kasur kebesarannya.

Pria itu melenguh agak kesal. Dengan kedua mata yang masih terpejam, dahinya berkerut sebal. Ia balikkan badannya. Dan sekarang punggungnyalah yang terkena sorotan sinar matahari.

"Bangun, Nicholas!" gumam seorang wanita paruh baya itu pelan.

Nicholas membuka kedua matanya cepat. Ia sangat mengenali suara ini. "Mom?" Pria itu langsung bangun dari tidurnya. Dan sekarang ia tengah duduk di atas kasur.

Benar saja. Itu adalah sang ibu tercintanya. Oh, ada apa ini?

"Kenapa mom kemari? Dan sepagi ini?" tanyanya heran.

"Pagi katamu?!" tanya ibunya balik terdengar kesal. "Ini jam sepuluh, anak nakal!"

"Bagiku masih pagi," gumamnya teramat pelan. Hari ini memang hari liburnya. Nicholas menyengir lebar sembari menggaruk kepalanya asal.

Ibunya menghampiri dirinya. Kemudian membuka selimut yang masih meliliti tubuh anaknya dengan kasar. "Mandi! Mom tunggu di ruang depan."

Oh tidak, apa ia melakukan kesalahan?

ooOoo

"Mom!" teriak Nicholas begitu dirinya keluar dari kamar.

"Aku di dapur!" seru ibunya tak kalah berteriak.

Nicholas menghampiri ibunya di dapur. Dia segera menduduki kursi mini bar yang langsung berhadapan dengan sang ibu yang sedang sibuk memotong omelet kesukaannya.

"Omeletku!" Nicholas tersenyum lebar. Kemudian segera mencicipi makanan yang dibuat ibunya itu. "Terima kasih, Mom!"

"Cepatlah menikah, Nicholas. Agar kau tidak manja padaku lagi."

Ucapan ibunya itu mampu membuat sang anak tersedak. Nicholas terbatuk-batuk. Ia segera meminum air putih yang sudah disediakan oleh ibunya. "Mom, seriously!"

"Kenapa kau terkejut begitu? Usiamu sudah matang," jawab Amanda-ibunya dengan santai.

"Baru dua minggu aku berumur seperempat abad, Mom," keluh Nicholas sambil melahap omelet-nya kurang berselera. Entahlah, mood makannya jadi hilang setelah ibunya menyinggung tentang pernikahan.

Amanda merebut garpu yang sedang digenggam oleh Nicholas. Ia menusukkan omeletnya, kemudian mengarahkannya ke depan mulut sang anak. Sudah lama sejak terakhir kali ia menyuapi anak bungsunya yang teramat manja ini.

"Jangan terus menyibukkan diri dengan pekerjaan, Nak. Cobalah untuk jatuh cinta walau hanya sekali. Kau akan sangat menikmati hidupmu. Percayalah."

Nicholas memandangi wajah sang ibu yang sudah terlihat menua. "Apa dulu kau suka berganti-ganti pasangan, Mom?" godanya membuat Amanda terkekeh geli.

"Ay, kau ini." Amanda menyubit pelan lengan kanan anaknya itu. "Mau kukenalkan dengan beberapa anak temanku?" tawarnya.

Pria itu menolak dengan gelengan kepalanya. "Tidak usah, Mom. Aku sudah bertemu dengan seseorang."

RelationfateWhere stories live. Discover now