ain't defending you - nome tatsuhiro

307 39 9
                                    

Tangisan bocah nakal adalah kekalahan.

"Berani macam-macam denganku? Siap cari mati!" ancamku menendang kerikil.

Satu per satu anak usil itu pergi berjamaah. Mereka tidak punya nyali ketika dihadapi seseorang yang lebih kuat. Seperti tikus menyedihkan saja.

Sosok yang lemah--- itulah pihak yang patut dilindungi--- terhitung Nome Tatsuhiro. Entah untuk kesekian kali, aku sering melihatnya menjadi sasaran yang tertindas. Beberapa murid terlihat senang menantangnya. Namun, sebagian juga turut merasa takut. Akibatnya, dia dijauhi.

"Sudah, jangan takut lagi!" ujarku menepuk bahunya. "Aku akan jadi temanmu!"

"Apa ... tidak apa-apa berteman denganku?"

Tanpa kebimbangan, aku berucap, "Jangan khawatir. Kalau mereka macam-macam, aku yang akan melindungimu!"

Tatsuhiro termenung sejenak. Kudapati sepasang manik ungunya melebar--- dan sedikit basah. Di mataku, dia laki-laki biasa yang duduk di bangku kelas lima SD. Sedangkan aku sebagai kakak kelas setingkat di atas darinya.

Sejak saat itu, aku berjanji akan selalu melindunginya.

ain't defending you (c) agashii-san

"Sekuat apapun, kau tetap seorang perempuan di mataku."

"Lalu? Apa aku harus terlihat lemah?"

"Bukan. Tapi aku bukan bocah lagi."

"Tapi tetap saja aku lebih tua setahun darimu. Senpai-mu. Kau tumbuh melebihi bayanganku."

"Memang. Maka kau tidak perlu melindungiku lagi."

Inspired song:
A Thrilling Summer (두근두근 여름날) - Yozoh (OST School 2017 part. 2)

B-project (c) MAGES

note: ooc, au, typo

.

.

.

Tatsuhiro tidak selamanya berada di sisiku. Aku yang pergi darinya. Perasaan tidak rela menyelimuti batinku. Dia berkali-kali meyakinkanku bahwa kondisinya baik-baik saja saat ini.

Aku lulus lebih dulu karena tua setahun dari Tatsuhiro. Ibu menyekolahkanku ke sekolah menengah atas khusus putri. Sebenarnya, itu keinginannya agar aku menjadi "gadis" yang layak di masa depan. Wajar saja, semasa sekolah menengah pertama, aku sering pulang ke rumah ditemani luka lecet.

Demi meyakinkan Ibu agar bisa menjadi "gadis", aku berkamuflase bagaikan bunglon. Dan soal hubunganku dengan Tatsuhiro? Masih. Tapi tidak pernah sekalipun melakukan panggilan. Hanya pesan teks.

Kami tidak bertemu.

Kami sering bertanya kabar. Aktivitas. Cuaca. Hobi.

Aku menatap nanar ponselku.

Pesanku belum dibalas olehnya.

Tatsuhiro ... kau baik-baik di sana?

Maaf, aku tidak bisa menjagamu.

Sebab bila kukirimkan pesan teks serupa, kau akan menjawab "ya". Jawaban klasik yang tidak bisa dengan mudah kupercaya. Dusta apa yang kausembunyikan dariku?

Оsаиаиаjімі; b-ргоjест vагіоus х геаdегWhere stories live. Discover now