(2) Pacar Pura-Pura

Começar do início
                                    

"Eh sayang, sini." Mamanya menegur.

Cakra berbalik, dan langsung tersenyum lebar-sekali saat melihat Aira. "Morning, Ra."

"Pagi." Balas Aira dengan senyum masam. Andai di sini tidak ada orang tuanya, pasti ia tidak akan mau repot-repot membalas sapaan Cakra. Bahkan, mungkin ia akan mendorong cowok itu keluar dari rumah ini sekarang juga.

Ting nung.

Bel rumah berbunyi. Senyum Aira langsung merekah, "Biar Aira aja, Bi." Gadis ini mencegah langkah Bi Lira yang bermaksud membuka pintu.

Tanpa menunggu persetujuan, Aira berlari kecil menuju pintu utama rumahnya. Dan benar, saat daun pintu itu ia tarik untuk membuka, wajah cowok yang selalu terlihat canggung itu yang Nampak. Aditya Perwira.

----Lonely Angel----

Adit memencet bel hanya sekali dan hampir memutuskan untuk pulang saja, karena ia gemetaran. Namun belum niatnya terlaksana, pintu di depannya sudah terbuka. Menampilkan Aira yang kini tersenyum-senyum seceria mentari pagi.

Tapi perasaan Adit tidak enak. Kenapa Aira tersenyum padanya?

"Ayo masuk." Aira meraih lengannya dan menariknya untuk masuk ke dalam rumah. Adit yang bingung, hanya menurut saja.

"Ini Adit, teman Aira, Ma, Pa."

Adit yang tersadar sedang diperkenalkan, mengangguk sopan lalu memberi salam. Diliriknya Aira yang balas meliriknya dengan masih tersenyum.

"Wah... ini hari pertemanan yah? Tumben-tumbenan ada teman-teman yang nyamper kamu ke sini, Ra."

"Tau nih, kalian janjian, ya?" Canda Aira yang ditujukan untuk Adit dan Cakra, menanggapi omongan papanya.

"Nggak. Males banget gue janjian sama dia." Sanggah Cakra terang-terangan.

"Emm... dari kemarin Aira janjian buat berangkat bareng Adit, boleh kan, Ma, Pa?"

Mamanya melirik Cakra sebelum mengangguk. Ia tidak terlalu mengerti dengan situasi ini. Yang ia ingat, tadi anak laki-laki bernama Cakra ini juga bilangnya mau berangkat bersama Aira.

"Tapi aku belum sarapan, Dit. Kamu ikut makan aja, ya?"

"Iyyya." Adit mengangguk lagi. Sambil mengikuti Aira untuk duduk.

Cakra menatap cowok di sebelahnya kesal. Apa bagusnya sih, Adit ini? Gantengan juga Cakra darimana-mana.

"Jadi... yang mana yang pacarnya Aira?" Mulut Yunita, mama Aira, tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Saya tante!"

"Adit, Ma."

Yunita dan suaminya menatap bingung ketiga remaja di depan mereka. Cakra dan Adit yang sama-sama mengangkat tangan, dan Aira mengarahkan telunjuk pada Adit.

"Jadi, lo punya 2 pacar?" Abel yang sejak tadi jadi penonton, berkomentar. Ia jengah dengan drama pagi yang disuguhkan kakaknya dengan 2 cowok aneh yang tiba-tiba datang ke rumahnya ini.

"Maksudnya, saya calon pacarnya Aira tante, hehe." Cakra menurunkan tangannya sambil cengar-cengir.

Agra-Papa Aira-tertawa. Ada-ada saja mereka ini. "Berani banget, ngomong gitu di depan pacarnya yang sekarang?" Tantang Agra pada Cakra. Matanya melirik Adit, untuk melihat reaksi anak laki-laki satu itu. Tapi yang ia lihat, Adit hanya terus memasang tampang bingung sejak tadi.

"Ya karna saya pd, Om. Aira gak akan menolak pesona saya, dan ninggalin cowok kaku satu ini."

Akhirnya Adit bereaksi dengan delikan tajam yang tertuju pada Cakra. Agra masih mengamati.

Lonely AngelOnde histórias criam vida. Descubra agora